NovelToon NovelToon
Antara Dua Sisi

Antara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Pelakor
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Libelle Talitha, atau Belle, adalah gadis 17 tahun yang hidup di tengah kemewahan sekolah elit di Inggris. Namun, di balik kehidupannya yang tampak sempurna, tersembunyi rahasia kelam: Belle adalah anak dari istri kedua seorang pria terpandang di Indonesia, dan keberadaannya disembunyikan dari publik. Ayahnya memisahkannya dari keluarga pertamanya yang bahagia dan dihormati, membuat Belle dan ibunya hidup dalam bayang-bayang.

Dikirim ke luar negeri bukan untuk pendidikan, tetapi untuk menjauh dari konflik keluarga, Belle terperangkap di antara dua dunia. Kini, ia harus memilih: terus hidup tersembunyi atau memperjuangkan haknya untuk diakui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Keluarga

Saat Belle dan Darwin selesai menikmati makan malam, mereka bangkit dari meja dan berjalan menuju pintu keluar restoran. Darwin berbicara antusias tentang rencana mereka besok, sambil sesekali tertawa mengingat kejadian-kejadian lucu di sekolah lama mereka di Indonesia. Belle mendengarkan dengan senyum tipis, meskipun pikirannya masih sedikit terganggu oleh pertemuannya dengan Paula dan Draven sebelumnya.

Tepat saat mereka mencapai pintu keluar, langkah mereka terhenti oleh seseorang yang tiba-tiba berbicara.

"Darwin, kau ada di sini?" suara itu terdengar akrab dan tajam.

Belle dan Darwin serentak menoleh, dan di sana, berdiri di depan mereka adalah Paula bersama Draven. Paula tersenyum tipis, meskipun senyumnya lebih mirip ejekan daripada keramahan. Mata Paula dengan cepat melirik Belle, lalu kembali fokus ke Darwin.

"Paula! Draven!" Darwin berseru dengan nada terkejut, lalu tersenyum lebar. “Kapan kalian sampai di Manchester? Aku nggak tahu kalian ada di sini!”

“Kami baru tiba kemarin,” jawab Paula dengan santai, matanya masih melirik Belle yang berdiri di samping Darwin. Ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kehangatan. “Aku nggak menyangka akan bertemu kau di sini. Kau tidak bilang apa-apa saat kami di Indonesia.”

Darwin tertawa kecil. “Ya, kebetulan aku liburan sebentar di sini, jadi sekalian bertemu Belle. Kenalkan, ini temanku dari sekolah di Inggris.”

Paula menganggukkan kepalanya, tetapi tetap memasang wajah dingin. "Oh, jadi kau yang bernama Belle," katanya dengan nada yang sedikit menyindir. Belle merasa ada sesuatu dalam suaranya yang tidak enak, seolah-olah ada penilaian tersembunyi di balik kata-kata itu.

Belle tersenyum canggung, mencoba tetap sopan. “Iya, senang bertemu denganmu.”

Namun, Paula hanya menatapnya dari ujung kepala sampai kaki, lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya kembali ke Darwin, seolah Belle tidak penting. "Jadi, bagaimana liburanmu, Darwin? Kau berencana lama di sini?" tanyanya, mengabaikan keberadaan Belle seolah-olah dia hanyalah bayangan di tempat itu.

Draven, yang berdiri di samping Paula, hanya diam memperhatikan. Pandangannya sempat bertemu dengan Belle, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Wajahnya tenang, tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang sulit dibaca oleh Belle. Mungkin kebingungan atau sekadar rasa ingin tahu.

Darwin tampaknya tidak menyadari ketegangan yang mengalir di antara Paula dan Belle. Ia tertawa dan melanjutkan pembicaraannya dengan Paula, "Mungkin beberapa hari lagi. Kita harus hangout bareng sebelum aku pulang ke Jakarta.”

Paula tersenyum tipis. “Tentu. Kita bisa pergi ke beberapa tempat menarik di Manchester. Draven pasti akan senang juga.”

Draven hanya mengangguk kecil tanpa banyak bicara. Jelas terlihat bahwa pikirannya tidak sepenuhnya berada dalam percakapan tersebut. Sebaliknya, dia masih sesekali mencuri pandang ke arah Belle, seolah-olah ada sesuatu tentang gadis itu yang terus menarik perhatiannya, meskipun mereka nyaris tidak saling mengenal.

“Bagaimana kalau kita keluar bersama nanti malam?” Paula tiba-tiba menyarankan, suaranya agak memaksa. “Kita bisa minum di bar dekat sini. Akan menyenangkan.”

Darwin menoleh pada Belle sejenak, seolah bertanya apakah ia tertarik dengan ide tersebut, namun Belle sudah merasa tidak nyaman sejak awal percakapan ini. Ia tidak ingin terjebak dalam situasi yang lebih canggung lagi, terutama dengan Paula yang jelas-jelas tidak menyukainya.

“Terima kasih, tapi mungkin lain kali,” jawab Belle cepat. “Aku dan Darwin sudah punya rencana malam ini.”

Darwin mengangguk setuju, meskipun tampak sedikit ragu-ragu. “Iya, kita sudah merencanakan sesuatu.”

Paula hanya mengangkat bahu, wajahnya menunjukkan ketidakpedulian yang jelas. “Terserah kalian. Kita akan ada di sini, kalau kau berubah pikiran,” ucapnya, lalu ia melangkah keluar dari restoran bersama Draven.

Sebelum pergi, Draven melirik sekilas ke arah Belle lagi, tatapannya masih penuh teka-teki. Belle tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan pria itu, tapi ia tidak berniat untuk mencari tahu lebih jauh. Lagipula, ia tidak tahu apa hubungannya dengan semua ini.

Begitu Paula dan Draven pergi, Belle menghela napas panjang, merasa lega. “Aku rasa, teman-temanmu cukup... menarik,” katanya sambil tersenyum tipis kepada Darwin.

Darwin tertawa kecil, meskipun ia tampak sedikit canggung. “Paula memang bisa sedikit... intens. Tapi dia nggak begitu buruk kalau kau sudah mengenalnya. Dan Draven... yah, dia memang pendiam sejak dulu.”

Belle mengangguk, meskipun dalam hatinya, ia merasa pertemuan ini mungkin bukanlah kebetulan semata.

***

Belle dan Darwin melanjutkan perjalanan mereka menyusuri jalanan Manchester, angin dingin menyapu wajah mereka. Pikiran Belle masih dipenuhi dengan pertemuan canggung barusan. Tatapan tajam Paula, pandangan misterius Draven semuanya membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, saat Darwin mulai bercerita, Belle mengalihkan perhatiannya, mencoba fokus pada apa yang dikatakan temannya.

“Jadi, Paula dan Draven sedang bertunangan?” Belle bertanya, matanya masih tak percaya dengan semua informasi yang baru saja diserapnya.

Darwin mengangguk pelan, menatap Belle dengan sedikit cemas. "Iya, pertunangan mereka itu hasil dari kesepakatan keluarga. Bukan karena cinta, setidaknya menurut apa yang aku dengar. Paula berasal dari keluarga pengusaha rokok terbesar di Indonesia, sementara Draven keluarganya bergerak di bidang perbankan. Dua keluarga ini punya pengaruh besar dan sangat kaya, jadi pertunangan ini seperti aliansi bisnis."

Belle tertegun mendengarnya, kepalanya berputar dengan cepat. "Pengusaha rokok terbesar di Indonesia?" gumamnya, seakan mengulang kata-kata Darwin untuk memastikan. “Keluarga Paula menjalankan bisnis itu?”

Darwin mengangguk lagi, kali ini dengan ekspresi serius. "Benar. Mereka punya perusahaan raksasa yang mendominasi pasar rokok di Indonesia. Keluarga Paula sangat berkuasa dalam industri itu."

Jantung Belle berdegup lebih kencang. Pikiran tentang ayahnya tiba-tiba muncul ke permukaan. Ayah Belle juga terlibat dalam dunia bisnis besar, meskipun ia tidak tahu banyak tentang bisnis keluarga ayahnya. Namun, mendengar tentang keluarga Paula, ia mulai merangkai potongan-potongan informasi dalam pikirannya.

“Paula dan keluarganya...” Belle terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan hati-hati. “Mereka tampaknya tidak suka orang yang mereka anggap... di bawah mereka?”

Darwin menghela napas panjang, lalu mengangguk lagi. “Kau bisa bilang begitu. Paula selalu memiliki pandangan tinggi tentang status sosialnya. Bahkan di sekolah dulu, dia tidak terlalu dekat dengan orang lain selain orang-orang yang dianggapnya ‘selevel’. Dan sejujurnya, aku nggak yakin dia benar-benar ingin bertunangan dengan Draven. Ini semua lebih seperti keputusan bisnis bagi keluarganya."

Belle teringat tatapan sinis Paula padanya tadi. Sekarang, semuanya mulai terasa masuk akal. Keluarga besar, kekayaan yang melimpah, kekuatan yang terjalin dalam bisnis. Dan sekarang, ia berdiri di depan kenyataan bahwa orang-orang seperti Paula bisa jadi sangat mirip dengan ayahnya sendiri orang yang hidup dalam dunia yang penuh kekuatan, uang, dan pengaruh, tetapi penuh dengan rahasia dan batasan.

Pikiran Belle langsung terbang ke ayahnya. Ayahnya juga bagian dari keluarga terpandang yang menjalankan bisnis besar. Apakah ada keterkaitan antara keluarga Paula dan keluarganya? Apakah alasan dia dan ibunya disembunyikan adalah karena dunia yang penuh dengan aliansi dan pertarungan kekuasaan ini? Belle merasakan ketegangan menjalar di punggungnya.

"Jadi... keluarganya sangat kuat di Indonesia?" Belle bertanya lagi, memastikan.

Darwin mengangguk. “Sangat. Keluarga Paula tidak hanya memiliki perusahaan rokok, mereka juga punya pengaruh besar dalam dunia politik. Ayahnya sering dilibatkan dalam kebijakan besar, dan bahkan banyak pejabat pemerintah yang terhubung dengan bisnis mereka. Aku tahu ini karena keluargaku sendiri punya sedikit hubungan dengan mereka, meski tidak sekuat hubungan keluarga Draven.”

Belle mengangguk pelan, pikirannya berkelana. Mendadak, pertanyaan tentang siapa Paula sebenarnya dan bagaimana hidupnya terhubung dengan dunia ini membuat Belle merasa lebih terasing. Dunia tempat dia tinggal—dunia yang penuh dengan rahasia dan keterasingan mulai tampak semakin kompleks.

“Dan kau tahu, Draven... dia tidak pernah bicara soal ini di sekolah dulu. Dia selalu pendiam, tapi Paula suka memamerkan pertunangan mereka kepada orang lain, seolah-olah itu sesuatu yang harus dibanggakan,” lanjut Darwin sambil mengangkat bahu. “Padahal, aku ragu Draven benar-benar menginginkan semua ini.”

Belle tidak bisa tidak berpikir tentang betapa miripnya Draven dengan dirinya sendiri—terjebak dalam situasi yang dikendalikan oleh orang lain, terutama keluarga. Sementara dirinya disembunyikan oleh ayahnya, Draven mungkin terjebak dalam perjodohan yang didikte oleh keluarganya. Ada persamaan yang aneh di antara mereka berdua, meskipun mereka berasal dari dunia yang berbeda.

Darwin menoleh ke Belle dengan senyum kecil. “Tapi kau nggak perlu khawatir soal mereka. Itu hanya urusan bisnis keluarga besar. Kita di sini untuk menikmati liburan, bukan untuk memikirkan urusan keluarga orang lain.”

Belle tersenyum tipis, meskipun dalam hatinya, rasa penasaran dan kecemasan terus tumbuh. Dunia yang ia coba hindari di Indonesia kini seolah kembali mengejarnya, bahkan di Inggris. Apakah mungkin ada kaitan antara keluarganya dan keluarga Paula? Apakah pertemuannya dengan Draven hanyalah kebetulan, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik itu semua?

Sambil melanjutkan perjalanan mereka, Belle tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa pertemuannya dengan Draven dan Paula mungkin akan membuka pintu-pintu rahasia yang selama ini terkunci dalam hidupnya rahasia tentang keluarganya, dan tentang siapa dirinya sebenarnya.

1
Leviathan
sedikit saran, perhatikan lagi struk katanya iya Thor.

ada beberapa kalimat yang masih ada pengulangan kata..

contoh kyk ini: Belle berdiri di jendela di bawah langit.

jadi bisa d tata struk kalimatnya;
Belle berdiri di tepi jendela, menatap langit Inggris yang kelam

atau bisa juga Belle berdiri di jendela, memandang langit kelam yang menyelimuti Inggris.

intinya jgn ad pengulangan kata Thor, dan selebihnya udah bagus
Lucky One: Makasih ya saran nya/Heart/
total 1 replies
safea
aku baru baca dua chapter tapi langsung jatuh cinta sama tulisan kakaknya💜
safea
suka banget sama tata bahasanya, keren kak! oh iya sedikit saran dari aku, tolong penempatan tanda bacanya diperhatikan lagi yaa
Lucky One: Makasih saran nya ya..
total 1 replies
Anggun
hadir saling support kak
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA
Saran aja kak, itu tulisannya bisa di bagi lagi menjadi beberapa paragraf agar yang membaca lebih nyaman..
Lucky One: okey, makasih ya feedback nya
total 1 replies
semangat kak /Determined/ tapi kok rasanya kayak baca koran ya, terlalu panjang /Frown/
Lucky One: Makasih feedbacknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!