Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK ADA MALAM PERTAMA PENGANTIN
Juwita keluar kamar mandi dengan tampilan lebih segar dan rambut basah yang dililit handuk dengan baju dress rumahan yang biasa dia pakai.
Melihat suaminya sudah berbaring di ranjang, membuatnya enggan untuk mendekat kesana meskipun ponselnya ia taruh di nakas samping ranjang.
"Menyebalkan" batinnya.
Juwita memilih langsung meraih alat ibadahnya dan beribadah.
Lalu setelah itu, ia duduk di depan meja rias dan memberikan pelembab ke wajah cantiknya.
Bagas belum tidur jadi dia bisa melihat apa yang dilakukan Juwita sejak keluar kamar mandi dan saat ini duduk membelakanginya.
"Kita tidak bisa tinggal dirumah orang tuamu atau orang tuaku. Aku tidak bisa membawa wanita wanitaku jika tetap tinggal di dua rumah itu" ucap Bagas yang mampu membuat Juwita menolehkan wajahnya kearah ranjang.
"Kita bisa tinggal di tempat berbeda atau tinggal di satu tempat dengan kamar yang berbeda. Apartemenmu yang di Kebayoran itu cocok untukku karena dekat dengan kantor Lungara Otomotif pusat. Aku juga bisa sewaktu waktu meminjam apartemen Putra jika kamu tidak berkenan aku membawa wanita di sana" lanjutnya mengungkapkan sarannya untuk kehidupan pernikahan mereka.
"Oke" jawab singkat satu kata dari Juwita membuat Bagas tersenyum smirk.
"Hahaha, sangat hemat membalasku yang udah jelasin panjang lebar. Gak masalah sih, aku tau sebagai mantan janda, kamu sudah lama tidak berurusan dengan pria" sindir Bagas pedas yang lagi lagi membuat Juwita malas mendengarnya.
"Bodoh amat" sahut Juwita cuek lalu melanjutkan memberikan skincare pada wajahnya.
Setelah selesai, Juwita pun berniat keluar kamar.
Namun celetukan Bagas kembali membuatnya naik darah.
"Setidaknya kalau keluar kamar, tuh bentol bentol merah di lehermu tutupin sama bedak atau apalah, malu dilihat orang" ujar Bagas memang sengaja membuat Juwita malu namun salah malah wanita itu dengan senyuman smirknya menatap sang suami dan keluar kamar.
"Dasar gak punya malu" cibik Bagas lalu ia memilih lebih baik mandi saja menyegarkan tubuhnya.
Tadi ketika datang kerumah Anggara, ia sudah dibawakan satu koper oleh maminya.
Beberapa saat kemudian, Bagas sudah mandi dan keluar dengan segar. Lalu ia pun menjalankan ibadah maghrib sebelum waktunya habis.
Setelah setelah ibadah, ia pun keluar kamar dan turun ke lantai 1. Bagas melihat keluarga Anggara dan keluarga Lungara sudah sedekat itu dari adik adiknya dan adik iparnya.
Orang tua mereka pun sangat dekat, pas banget jadi besan. Tapi hubungan hangat yang Bagas lihat diantara kedua keluarga itu tidak ia bangun diantara dirinya dan sang istri.
Bagas datang semuanya langsung diam dan memilih meninggalkan pengantin laki laki itu sendiri.
Bagas sampai kebingungan dirinya seperti di bullying.
Tapi Bagas tidak kehilangan akal untuk melakukan apa yang membuatnya nyaman. Seoalah olah hubungannya baik dengan sang istri, ia pun langsung duduk disamping Juwita sebelum wanita itu berdiri.
Duduk sini dan jangan berpindah, bisik Bagas namun Juwita tetap memaksa berdiri.
Ogah banget duduk disamping pria yang sudah menghinanya dengan tanpa rasa bersalah.
"Ck, istri tak taat" lirih Bagas namun masih bisa didengar Juwita.
"Ck, kamu suamu tak taat" balas Juwita dengan tatapan sinis.
Lalu wanita itu memilih ke halaman belakang dimana lainnya berkumpul.
Bagas menghembuskan nafas kasar, dirinya benar benar dijauhi.
Lebih baik ia menelepon Joni dan mengecek keadaan kantor di Singapura. Menyibukkan diri lebih baik dari pada menerima sikap tidak baik dari keluarganya.
Ia mengambil beberapa cemilan untuk ia bawa ke kamar sang istri menemaninya bekerja nanti.
Bagas pun kembali ke kamar dengan membawa sepiring kue dan buah.
Ia langsung menyandarkan dirinya di kepala ranjang dan meletakkan piring yg ia bawa di nakas setelah mengambil ponselnya.
Lalu ia menelepon Joni dan langsung diangkat oleh asistennya itu.
Bagas meminta Joni menjelaskan apa yang terjadi diperusahaan dan apa yang asistennya itu lakukan.
Mungkin satu jam Bagas dengan seksama mendengarkan penjelasan dari Joni hingga Juwita masuk kamar pun, panggilan dari asistennya belum berhenti.
"Baiklah, mungkin untuk seminggu ini aku akan menghandle kerjaan disana dari kantor pusat, Jon. Tolong jalankan kantor di Singapura dengan baik" ucap Bagas saat akan mengakhiri panggilan itu.
"Baik bos" sahut Joni lalu panggilan terhenti.
Juwita duduk di sofa kamarnya sambil memainkan ponsel.
"Kamu tidak tidur di ranjang?" tanya Bagas.
"Kamuu aja yang tidur disana, aku akan tidur disini" jawab cuek Juwita sambil memainkan ponselnya tanpa menoleh ke arah suaminya.
"Yaudah" sahut Bagas santai lalu menutupi tubuhnya dengan selimut tanpa peduli istrinya.
"Dasar pria tidak memiliki hati" gumam Juwita namun terdengat sahutan.
"Hati ku mati saat kamu tidak mempercayaiku!" seru Bagas barulah membuat Juwita menurunkan ponselnya dan berdiri lalu berjalan di samping ranjang sisi Bagas.
"Apa katamu? Hatimu mati karnaku? Hahahaha, bullshit! Aku tau aku salah tapi kesalahanmu lebih besar daripada aku! Ngerti gak sih!" seru Juwita tidak terima.
Bagas pun membuka matanya dan mendudukan diri bersandar kembali di kepala ranjang dan menatap wajah istrinya santai.
"Ngapain kamu ngomel? Bener kayak tadi gak banyak omong meskipun aku ngomong banyak. Kamu sekarang terlihat seperti mantan janda tidak berkelas meskipun udah jadi CEO" ejek Bagas lagi lagi membuat hati Juwita semakin sakit.
"Oke fine! Aku tidak akan menyahuti apapun yang kamu omongin tentang aku!" seru Juwita dengan kilatan emosi dimatanya dan kembali ke sofa lalu merebahkan diri disana.
Bagas hanya tersenyum smirk pada istrinya.
Lalu ia kembali merebahkan dirinya untuk tidur malam ini.
Tidak ada malam pertama pengantin, adanya perang dingin diantara suami istri itu.