Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah membicarakan mengenai cara mengambil abu dan papan nama Selir Hong dari kerajaan Kin, saat ini Zhao Yan dan Jian Ying berada di taman istana milik Jian Ying.
"Ying'er, katakan padaku kenapa kau berkata seperti itu pada Yang Mulia Kaisar?" ucap Zhao Yan.
"Tentu saja karena aku tahu apa yang kau lakukan secara diam-diam dengan pengawalmu,"
Zhao Yan terdiam, benar-benar dia lupa jika Jian Ying adalah orang yang pernah mati dan berenkarnasi.
"Lalu?"
"Tuan muda Xiao yang terhormat, aku tidak harus mengatakan apa yang akan kita lakukan nanti, bukan?"
Zhao Yan mengangguk dan menyunggingkan senyum tipisnya, "Baiklah, Yang Mulia. Setelah kita berhasil mengambil abu dan papan nama Ibuku, kita akan memulai rencana agar Raja Kin tidak bisa menguasai hasil laut kerajaan Chen ini,"
Jian Ying tersenyum senang, karena akhirnya Zhao Yan secara tidak langsung mengakui jika apa yang dia katakan adalah benar.
"Sejak kapan kau mulai mengawasi Raja Kin?" ucap Jian Ying.
"Sudah sangat lama, setelah Ibu meninggal dan tidak ada yang memberitahu hal itu padaku, aku meminta seseorang yang aku percaya untuk mengawasinya. Bukan hanya Raja Kin, tetapi juga semua orang yang ada di dalam istana,"
"Apakah kematian Ibu karena orang-orang yang berada di istana?"
Zhao Yan mengangguk, "Benar. Selama ini Raja Kin tidak pernah mengunjungi aula leluhur untuk menemui Ibu. Dia bahkan membiarkan papan nama Ibu sangat kotor,"
"Jika boleh aku tahu, apakah Ibu berasa dari keluarga Perdana Menteri atau...."
"Ibu berasal dari salah satu keluarga besar di wilayah kerajaan Kin. Hanya saja, keluarga Ibu tidak pernah mau menuruti kemauan Raja Kin, yang meminta agar setengah dari hasil tambang yang mereka miliki, harus diberikan pada Raja Kin,"
"Benar-benar tidak tahu malu! Itu adalah tambang milik keluarga Ibu, bagaimana bisa seorang Raja tanpa malu meminta hasil tambang orang lain seperti itu?"
"Karena itulah Ibu menjadi satu-satunya Selir yang tidak pernah dilihat oleh Raja Kin, sebab Ibu tahu jika keluarga Ibu memberikan hasil tambang, maka Raja Kin dan para selir yang lain akan menginjak keluarga kami,"
Jian Ying merasa sangat kesal dan geram terhadap Raja Kin yang begitu egois dan tidak tahu malu.
"Lalu, apa kesalahanmu sehingga kau diasingkan oleh Raja Kin?" ucap Jian Ying.
"Yang Mulia, tidak mungkin jika kau tidak mengetahuinya bukan?"
Jian Ying menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengetahuinya,"
Zhao Yan menatap Jian Ying, "Putra Mahkota memfitnahku mengambil stempel miliknya!"
"Stempel? Maksudmu stempel yang pakai oleh Raja Kin untuk menyetujui sesuatu yang sangat penting?"
Zhao Yan mengangguk, "Benar. Stempel yang dimiliki oleh Putra Mahkota sama seperti milik Raja Kin. Stempel itu dapat digunakan saat Raja Kin pergi ke kerajaan lain, dan terjadi sesuatu yang membutuhkan persetujuan Raja Kin di istana,"
"Jadi mereka menjebakmu?"
"Iya, dan aku yakin itu semua mereka lakukan agar mereka dapat menekan Ibu di dalam istana dengan lebih kejam!"
Kedua tangan Zhao Yan mengepal ketika mengingat makam Ibunya yang tidak terurus di pemakaman istana. Bahkan makam itu terletak di sudut dinding pembatas, yang seharusnya menjadi tempat tempat Jenderal atau kepala pasukan yang mati dalam peperangan. Bukan untuk anggota keluarga kerajaan seperti Ibunya.
Jian Ying meraih tangan Zhao Yan, "Kita akan membalas mereka pelan-pelan,"
"Katakan padaku, apakah kau memilihku karena kau ingin membayar penderitaan yang kau berikan padaku, di kehidupan pertamamu?"
Jian Ying berdiri dan berjalan beberapa langkah, "Itu adalah salah satu alasannya. Tetapi selain itu, aku pernah berkata jika aku ingin melindungimu dari orang-orang yang ada di kerajaan Kin,"
"Ya, kau memang pernah mengatakan itu,"
"Aku cukup mengerti bagaimana Raja Kin dan beberapa putranya, karena di kehidupan sebelumnya aku meminta orang untuk mengintai kerajaan Kin, agar aku dapat...."
"Dapat membunuhku dengan mudah?"
Jian Ying menundukan kepalanya, dia merasa di kehidupan sebelumnya benar-benar sudah membuat Zhao Yan sangat menderita. Bahkan hampir saja dia membunuh laki-laki yang sebenarnya begitu baik itu, demi laki-laki yang tidak tahu malu.
Zhao Yan mengerti kediaman Jian Ying, "Tidak apa-apa, semuanya sudah berakhir. Dan kau juga telah menyelamatkanku di kehidupanmu yang sekarang. Bukankah itu sama saja impas?"
"Tidak! Aku merasa jika aku sudah benar-benar sangat keterlaluan padamu. Aku merasa..."
"Ying'er, apa kau ingin menjadi istriku hanya karena kau ingin membayar semua itu?"
Jian Ying segera berbalik dan menatap Zhao Yan, "Tidak, tentu saja tidak! Aku tidak akan melakukan hal sejauh itu!"
"Lalu?"
"Lalu...."
Wajah Jian Ying mulai terlihat merah karena pertanyaan Zhao Yan.
Zhao Yan tersenyum lalu berjalan mendekati Jian Ying, dengan pelan Zhao Yan mengusap kepala Jian Ying.
"Aku sudah mengerti!" bisik Zhao Yan tepat di telinga kiri Jian Ying.
Mendengar itu wajah Jian Ying benar-benar merah, dia merasa ingin masuk ke dalam lubang kecil saat itu juga.
Jian Ying sedikit mendorong tubuh Zhao Yan lalu berlari menuju kamarnya, meninggalkan Zhao Yan yang menatapnya sambil tersenyum.
"Aku harap kau tidak lagi mengingat kejadian di kehidupanmu yang sebelumnya. Jika tidak, maka kau hanya akan hidup dalam bayangan rasa bersalah padaku," ucap Zhao Yan.
...----------------...
Tuan Xiao dan Kaisar saat ini tengah duduk di dalam ruang baca Kaisar.
Hari sebelumnya tuan Xiao tidak dapat menemui Kaisar, sebab dia harus segera pergi ke luar ibukota. Dan baru bisa menemui Kaisar hari ini.
"Apa maksud dari surat yang kau kirimkan kemarin, tuan Xiao?" ucap Kaisar.
Tuan Xiao tidak menjawab, melainkan mengambil sesuatu dari dalam pakaiannya lalu meletakannya di atas meja.
"Apa itu?" Kaisar menatap kotak dari tuan Xiao.
"Yang Mulia akan mengetahui semuanya, setelah membuka kotak itu,"
Kaisar menatap tuan Xiao dengan penuh tanya, kemudian mengambil kotak tersebut dan dengan perlahan membuka kotak yang membuatnya bertanya-tanya.
Kedua mata Kaisar terbuka lebar, ketika melihat benda yang ada di dalam kotak.
"Ini, ini adalah...."
"Benar, Yang Mulia. Itu adalah jimat!"
"Aku pernah melihat jimat ini, ini adalah jimat untuk membuat anak yang berada dalam perut seorang wanita mati!"
"Iya, Yang Mulia. Anda benar, itu adalah jimat yang seharusnya sudah tidak diperbolehkan ada di kerajaan ini,"
"Katakan! Dari mana kau mendapatkan jimat ini?"
"Sebenarnya ada orang yang ingin membunuh putra saya, tetapi orang yang diperintahkan untuk membunuh ternyata adalah orang yang pernah saya tolong. Dan dia pun berbalik membantu saya dengan menemukan kotak berisi jimat itu,"
"Siapa? Katakan siapa orang yang berani ingin membunuh calon suami putriku!"
"Dia adalah keluarga Perdana Menteri Dao!"
Kedua mata Kaisar membulat, rahangnya mengeras karena menahan kemarahannya.
"Kurang ajar! Beraninya dia melakukan hal hina seperti itu di kerajaanku!" seru Kaisar.
Tuan Xiao hanya diam melihat kemarahan Kaisar. Dengan ditemukannya jimat itu saja, bisa membuat keluarga Perdana Menteri Dao diasingkan ke tempat yang sangat jauh dari ibukota selamanya. Apalagi setelah mendengar, jika mereka juga ingin membunuh Zhao Yan, calon suami Jian Ying.
Hukuman yang akan diterima oleh keluarga Perdana Menteri Dao sudah pasti akan sangat berat.