Kisah perjuangan hidup gadis bernama Cahaya yang terpaksa menjalani segala kepahitan hidup seorang diri, setelah ayah dan kakak tercintanya meninggal. Dia juga ditinggalkan begitu saja oleh wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
Dia berjuang sendirian melawan rasa sakit, trauma, depresi dan luka yang diberikan oleh orang orang yang di anggapnya bisa menjaganya dan menyayanginya. Namun, apalah daya nasibnya begitu malang. Dia disiksa, dihina dan dibuang begitu saja seperti sampah tak berguna.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Akankah Cahaya menemukan kebahagiaan pada akhirnya, ataukah dia akan terus menjalani kehidupannya yang penuh dengan kepahitan dan kesakitan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 Suami masa depan
Setelah penolakan perjodohan itu, bunda jatuh sakit. Kai terpaksa harus menginap dirumah untuk menemani bundanya sesuai permintaan sang bunda. Hal itu membuat Kai tidak punya waktu untuk menemui Cahaya yang juga sedang sibuk mempersiapkan acara tahunan kampusnya.
Kai rutin mengirim pesan pada Aya, meski tidak satupun pesannya dibalas. Bahkan minggu ini sudah tiga kali Kai membeli nomor yang baru demi bisa mengirimi Aya pesan.
Aya terus mengabaikannya, juga memblokir nomornya berkali kali. Kai tidak tahan, dia yang sudah sangat merindukan Aya pun berakhir memarkir mobilnya tepat di depan kontrakan Aya.
"Pagi madam!" Sapa Kai pada pemilik kontrakan itu.
"Eh mas Kai, selamat pagi juga. Mau jemput Aya ya?"
"Maunya sih gitu madam. Tapi sepertinya Aya akan menolak." jawab Kai sambil meletakkan seporsi sarapan pagi untuk madam Yuni.
"Ini untuk saya mas Kai?"
"Iya madam. Sarapan pagi."
"Waduh makasih loh. Madam seperti baru dikunjungi calon mantu saja."
"Doakan saja saya diterima sama anak madam yang cantik itu."
"Oh sudah tentu pasti saya doakan semoga kalian berjodoh." ucap Yuni sambil mengarahkan pandangannya pada Aya yang baru saja tiba di lantai bawah.
"Pagi cantik!" dengan cepat Kai menghampiri Aya.
"Ada apa?"
"Mau memberikan sarapan pagi buat kamu." mengulurkan plastik putih berisi seporsi gado gado kesukaan Aya.
"Kamu tidak ada kerjaan ya, pagi pagi datang ke sini hanya untuk memberikan ini?"
"Aku punya banyak pekerjaan. Bahkan sangat banyak, sehingga membuat aku sibuk dan tidak punya waktu untuk menemui kamu, Ay."
"Terserah. Aku tidak peduli." Aya hendak melangkah pergi tapi ditahan oleh Kai dengan menggenggam pergelangan tangannya.
"Lepas!"
Bukan melepaskan Kai malah menarik tubuh Aya masuk dalam pelukannya. Tentu Aya berontak tapi tidak bisa karena tenaga Kai jauh lebih kuat darinya.
Madam Yuni tersipu malu melihat adegan romantis itu tepat didepan matanya.
"So sweet... Aku seperti sedang menonton sinetron secara live." celotehnya.
Sedang Aya masih terus berontak minta dilepaskan, tapi Kai terus memeluknya bahkan semakin erat.
"Tetaplah seperti ini sepuluh detik lagi, Aya. Aku sangat merindukanmu." bisiknya yang berhasil membuat Aya diam pasrah namun dia mulai berhitung mundur.
Sepuluh detik berlalu, Kai melepaskan pelukannya. Dia menepati janjinya.
"Jaga kesehatan ya. Jangan terlalu sering bergadang. Makan juga jangan dilewatkan."
"Siapa kamu mengatur ngaturku!"
"Aku? Hmm, aku calon suami masa depanmu." jawab Kai dengan tersenyum senang.
"Sampai jumpa minggu depan, cantik."
Kai pergi membawa mobilnya menjauh dari pandangan Aya yang merasakan kehampaan begitu sosok Kai benar benar menghilang dari pandangannya.
"Stop Aya. Jangan berharap lebih. Dia hanya merayu untuk bisa mendapatkan tubuhmu. Ya, dia hanya masih penasaran dengan tubuhku." bisiknya dalam hati sebelum akhirnya berangkat ke kampus.
Begitu tiba di kampus, dia disambut oleh teman temannya. Ada Anggi, Ika dan Mentari juga.
"Kak Aya. Kakak sakit?" tanya Tari menghampiri sahabatnya yang tampak pucat itu.
"Gak kok. Hanya kurang tidur aja. Nanti juga baikan kok."
"Yakin kak?" tanya Anggi.
"Iya."
"Tapi kalau gak enak badan, kak Aya gak usah datang juga gak apa apa." sambung Ika prihatin dengan keadaan Aya.
"Gak lah, aku bisa kok. Lagian acara tahunan makin dekat. Kita harus segera mempersiapkan semuanya."
"Istirahat sehari dua hari gak akan menghambat kegiatan kita, kak. Kita punya tim yang solid kok."
"Tapi aku ketua tim. Masak iya aku gak melakukan apa apa." sahut Aya.
"Ya udah deh terserah kak Aya. Tapi kalau udah gak sanggup bilang sama kita ya."
"Iya, kalian bawel ih."
Aya ditunjuk sebagai ketua tim untuk acara peragaan busana tahunan yang tinggal hitungan hari lagi acara fashion show akan segera dibuka. Dimana semua anak jurusan Fashion show akan menampilkan hasil rancangan mereka dihadapan banyak orang dalam acara fashion show itu nantinya.
~
~
~
Pagi yang indah. Bunda sudah membaik dan sekarang mereka sarapan pagi dengan anggota keluarga yang lengkap.
"Kai, ayah dengar proyek di Kalimantan masih belum dapat izin?"
"Iya, yah. Harusnya minggu kemarin aku yang datang langsung ke sana untuk meyakinkan warga setempat agar mendapat izin."
"Maaf ya Kai, proyek kamu berantakan gara gara bunda sakit." sahut Azizah merasa bersalah.
"Bukan salah bunda kok. Kenapa malah jadi merasa bersalah gitu. Harusnya bunda gunakan senjata paling ampuh bunda dong. Doakan supaya proyeknya bisa segera jalan." Jawab Kai menenangkan bundanya.
"Tapi, sebelum bunda gunakan senjata ampuh itu bunda mau tau tentang proyek yang kamu bangun disana."
Kai meletakkan sendoknya, mereguk air, lalu mengelap bibirnya yang sedikit berminyak setelah menyantap nasi goreng.
"Aku bangun rumah susun gitu bunda. Rencananya, rumah rumah itu untuk warga setempat. Mereka kebanyakan tinggal di gubuk yang sudah tidak layak ditempati..." Kai terus menjelaskan tujuan proyeknya dan manfaatnya untuk banyak orang.
Bunda dan ayahnya kagum pada pemikiran putra sulung mereka itu. Meski kelakuannya nakal, hatinya benar benar lembut dan tulus.
"Bunda bangga sama kamu nak." menyentuh kedua belah pipi Kai.
"Makasih ya bunda. Aku sayang bunda." ucap Kai sambil memeluk bundanya.
"Aku juga sayang bunda."
"Aku juga..."
Kania dan Ken ikut memeluk bunda mereka. Ayah yang tidak mau ketinggalan pun ikutan berpelukan. Sungguh keluarga yang harmonis.
Usai sarapan pagi, Kai dan Kania berangkat ke kantor bersama. Ayah berangkat ke kantornya bersama Ken, karena Ken merupakan anak magang di perusahaan ayahnya.
Bunda sendirian di rumah. Tapi, hari ini dia memilih untuk ikut berbelanja ke pasar bersama bibik karena dia bosan beberapa hari terakhir hanya berdiam diri di rumah karena sakit.
Semangat kakak Author, ditunggu kelanjutannya 💪
Author berhasil membuatku menangis 👍
Semangat kakak Author 💪