Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Keesokan harinya, Cindy berniat untuk menjenguk Jinan karena sebelumnya Jinan mengalami mabuk ditakutkan jika dia berangkat bekerja maka akan menyulitkan dirinya dan juga pasiennya nanti. Dan itu Cindy memutuskan untuk menuliskan surat izin untuk Jinan sementara waktu tidak masuk bekerja.
Sesampainya di kamar Jinan, Cindy bersyukur karena Jinan masih dalam keadaan tertidur dan bertepatan dengan itu Ayana baru saja keluar dari kamar mandi mungkin sehabis membersihkan dirinya.
"Ehh kak Cindy" sapa Ayana melihat Cindy disana
"Ay, Jinan belum bangun?" Tanya Cindy yang masih melihat Jinan tertidur
"Belum kak, tadi sih pas subuh bangun tapi tidur lagi" jawab Ayana menaruhkan handuknya di jemuran dekat kamar Jinan
"Gitu yah, kamu ada rencana ngga hari ini?"
"Ngga ada sih kak mungkin kalo jadi nanti sore, kenapa kak?" Ayana yang bingung
"Ngga ini kakak mau buatin makanan buat kakak kamu, bantuin kakak gpp?" Ajak Cindy
"Wihh mau kak" jawab Ayana dengan antusias
"Tapi ada syaratnya"
"Apa kak?"
"Kamu ke RS tempat Jinan yah kasih surat izin dia ngga masuk" Cindy memberikan surat yang telah dia tulis untuk perizinan Jinan
"Lah kok gitu kak" seketika wajah Ayana berubah menjadi murung
"Iya kan kakak kamu habis mabok nanti kalo dia berangkat kerja nanti salah gimana, bentar aja kok ay" Cindy yang menjelaskan
"Gimana yah kak, aku ngga bisa naik mobil" sebenarnya Ayana mau tapi seperti itu keadaannya
"Gimana kalo sama sepupu aku aja bareng kesana" tawar Cindy
"Lah kenapa ngga sama sepupu kakak aja" Ayana memberikan saran
"Astaghfirullah iya ya kakak lupa" ucap Cindy menepuk keningnya karena dia lupa tentang Zee
"Haduhh kak jangan gitu masih muda"
"Ehh kamu juga yah" Cindy memberikan tatapan tajam
"Hehehe iya kak iya" kekeh Ayana
Setelah itu, Cindy mengeluarkan handphonenya dan menghubungi Zee untuk datang ke apartemen mereka untuk memberikan surat izin tidak masuk untuk Jinan.
"Nah udah kakak kabarin, gimana kalo kita masak?" Ajak Cindy
Ayana menganggukkan kepalanya, "Boleh kak"
"Enaknya masak apa ay?" Pikir Cindy
"Aku ngga tau kak, kak Jinan suka ganti-ganti kalo makan" jawab Ayana yang kebingungan juga
"Hmmm gimana kalo sayur sop aja ay sama goreng ayam gitu kan gampang" usul Cindy
"Boleh kak, tapi kakak bisa masakannya?"
"Kalo ayam sih kakak bisa tapi sayur sop kakak belum pernah" ucap Cindy yang memang dirinya bisa menggoreng namun tidak bisa memasak sayur
"Aku juga kak" ucap Ayana juga yang tidak bisa
"Gimana yah"
Cindy mulai berpikir sejenak

"Andai aja papah masih hidup pasti bisa masakin aku sama kak Jinan" keluh Ayana yang teringat ayah mereka sering memasakkan mereka
Seketika Cindy teringat dengan mamahnya setelah Ayana berbicara seperti itu. Cindy mengeluarkan handphonenya dan menelpon mamahnya.
"Assalamualaikum mah"
"Walaikumsalam kenapa nak?"
"Mamah lagi sibuk ngga?"
"Ngga sih ini lagi nonton tv sambil ngupas bawang, kenapa nak?"
"Ini mah Cindy mau masak sayur sop tapi ngga tau caranya, mamah bisa bantu?"
"Hmm pasti buat nak Jinan kan sayang"
"Hehehe mamah tau aja"
"Iya lah mana ada kamu tiba-tiba pengin masak kayak gini"
"Iya mah, gimana mah cara masaknya?"
"Ya udah coba cek bahan-bahan dulu"
"Iya mah"
Mamahnya Cindy mulai memberitahu tentang bahan-bahan apa saja yang diperlukan. Setelah itu Cindy mulai menghaluskan, memotong, menumis, dan merebus sayur sop yang sudah hampir jadi itu.
"Gimana nak rasanya udah pas?"
"Hmm pas mah"
"Ya udah ditunggu aja beberapa menit terus dimatiin kompornya"
"Iya mah, makasih ya mah udah ngajarin"
"Iya sama-sama sayang, kalo ada waktu pulang yah nak"
"Iya mah nanti aku pulang kok"
"Ajak Jinan juga sekalian"
"Iya mah, ya udah aku tutup yah mah. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Cindy menutup telponnya dan menunggu beberapa menit untuk menunggu sayurnya matang.
"Kak Cindy ayamnya tinggal segini, mau beli atau segini aja?" Ayana menunjukan potongan ayam yang tersisa
"Bebas sih, kamu pengin ada ayamnya?" Tanya Cindy
"Iya lah ngga cocok kalo makan sayur sop ngga ada ayam goreng"
"Ya udah kamu beli di minimarket yah sama kalo ada tempe sama tahu juga dibeli yah" pinta Cindy
"Uangnya?" Tanya Ayana
"Ohh iya kartu kamu di Jinan yah, ini pake kakak dulu yah" Cindy mengeluarkan dompet dan kartu debitnya untuk digunakan oleh Ayana
"Iya kak" Ayana menerima kartu itu dan sandinya juga
"Ayamnya beli sekilo, tahunya sekilo juga, terus tempenya 2 balok ya" Cindy merinci apa saja yang akan dibeli oleh Ayana
"Iya ka"
Ayana meninggalkan Cindy untuk berbelanja. Sesaat Cindy sedang menyiapkan alat makan dan juga bumbu untuk dia memasak ayam goreng, tiba-tiba ada sepasang tangan melingkari pinggang Cindy dan merebahkan kepalanya pada bahunya.
Sontak Cindy terkejut dengan hal itu namun setelah melihat kesamping dirinya ternyata itu Jinan yang sudah sadar namun sedikit mengantuk.
"Cind..." Lirih Jinan
"Iya nan kenapa?" Tanya Cindy mengelus pipi Jinan
"Kamu... Lagi... Ngapain?..." Lirih Jinan yang melihat Cindy menggunakan celemek
"Lagi masak saya buat kamu, aku, sama Ayana" balas Cindy yang masih mengelus pipi Jinan dan sesekali mencubit pelan
"Tumben..."
"Gpp nan sekali-kali, nanti kamu coba deh masakan aku" Cindy yang tidak sabar melihat reaksi Jinan tentang masakannya
"Iya Cind... Tapi aku agak mual" Jinan yang merasa mual
"Ya udah kamu ke kamar mandi dulu barangkali kamu muntah, habis itu minum air putih ya" pinta Cindy
Jinan menganggukkan kepalanya, "Iya Cind..."
Sesaat ingin membantu Jinan menuju kamar mandi, tiba-tiba bel pintu kamar Jinan berdering.
"Itu siapa Cind?" Tanya Jinan
"Mungkin Zee, sebentar ya nan"
"Iya"
Cindy bergegas menuju pintu rumah dan membukakan pintunya dan dugaan Cindy benar ternyata itu Zee.
"Kenapa kak?" Tanya Zee yang bingung kenapa dirinya diminta untuk kesini
"Ini gw titip surat dari Jinan, dia ngga masuk" jawab Cindy dan memberikan surat itu pada Zee
"Kenapa kak kok dadakan gini?" Zee yang kebingungan
"Dia lagi sakit" jawab Cindy sesekali melihat Jinan yang ditakutkannya melakukan hal tidak terduga
"Tumben dia sakit kak, biasanya dia kek robot ngga pernah sakit" sindir Zee
"Hush jangan gitu dia manusia juga tapi emang dedikasi kali jadi kek gitu" Cindy menepuk pundak Zee
"Ya udah deh nanti aku kasih ke administrasi, aku pamit berangkat yah kak assalamualaikum" pamit Zee
"Walaikumsalam hati-hati yah"
Cindy menutup pintunya dan menuju tempat Jinan terduduk namun pada saat Cindy kesana dia tidak melihat Jinan dan dia melihat Jinan sedang di dapur membuka tutup panci seperti ingin mencoba masakannya.
Bergegaslah Cindy mencegah hal itu ditakutkan Jinan muntah atau kepanasan karena sayur yang dia buat belum sepenuhnya matang.
"Nan jangan dulu" teriak Cindy
"Kenapa?" Tanya Jinan yang mendengar Cindy berteriak
"Masih panas" Cindy berusaha menjauhkan Jinan dari kompor
"Gpp Cind aku mau nyobain dikit" Jinan yang sedikit menolak
"Tapi nan..."
"Hushh" Jinan menutup mulut Cindy dengan telunjuknya
Kemudian Jinan mengambil sendok kecil di samping kompornya dan mulai mengambil kuah dari sayur sop itu dan mencicipinya. Setelah mencicipinya, setelah itu seketika Jinan terdiam dengan tatapan mata terkejut. Cindy yang melihat itu mulai khawatir takutnya masakannya itu gagal dan Jinan ingin memuntahkannya.
"Nan kamu kenapa?"
"Nan kalo ngga enak dimuntahin aja gpp"
"Nan jangan diem aja aku takut"
Jinan menelan air kuah itu dan menatap mata kekasihnya itu, seketika wajah Jinan terukir senyuman yang teramat manis pada Cindy.
"Ternyata calon istriku bisa masak yah" bangga Jinan dengan pencapaian Cindy dan merangkul pinggang Cindy
"Astaghfirullah nan jangan gitu deh kamu bikin aku takut aja" Cindy yang terkejut dan malu memukul dada Jinan beberapa kali

"Hehehe maaf ya sayang, aku kagum kamu masak demi aku" kekeh Jinan melihat ekspresi wajah Cindy
"Iya nan gpp sekali-kali biar ngga kamu mulu yang masakin buat aku, aku juga harus masakin kamu juga" ucap Cindy yang tidak ingin dirinya direpotkan oleh Jinan
"Jangan gitu Cind, kalo memang kamu belum jago gpp kok nanti aku ajarin" ucap Jinan yang tidak ingin memaksa Cindy
"Iya nan ini juga diajarin mamah jadi gpp sesekali" ucap Cindy tentang kenapa dia dapat memasak sayur sop itu
"Wihh berarti kamu tadi nelpon mamah kamu dong" Jinan sedikit gembira
"Iya nan buat ngasih tau cara bikin sayur sop" ucap Cindy melepaskan rangkulan Jinan
"Ohh aku kira mau bahas apa" balas Jinan sedikit murung
"Emang bahas apa?" Cindy yang bingung melihat wajah Jinan seketika berubah
"Ada deh" jawab Jinan menoel hidung Cindy
"Ihh kamu mah" kesal Cindy memukul pundak Jinan

"Hehehe, itu bentar lagi Mateng dimatiin aja kompornya" pinta Jinan
Setelah itu Ayana kembali dari minimarket membawa beberapa bungkusan hasil belanjanya.
"Gimana ay ada semua?" Tanya Cindy melihat Ayana telah kembali
"Ada kak tapi ayamnya ngga sekilo tapi setengah terus tempenya cuman 1 balok doang" jawab Ayana memberikan bungkusan belanjaannya
"Gpp kok ay, ya udah yuk kita lanjut lagi" pinta Cindy
"Lanjut?" Jinan yang bingung
"Iya nan, kita mau masak ayam, tahu, sama tempe goreng" Cindy mengeluarkan bahan-bahan yang telah dibeli oleh Ayana
"Astaghfirullah Cind, sayur sop udah cukup kok" Jinan yang tidak ingin kekasihnya itu terlalu cape
"Udah kamu diem aja disana biar aku sama Ayana yang masak, yuk ay" pinta Cindy
Ayana menganggukkan kepalanya, "Iya kak"
"Terus tadi Ayana beli pake uang siapa?" Tanya Jinan
"Aku" ucap Cindy kembali melanjutkan memasaknya
"Kenapa ngga bilang sayang?" Tanya Jinan yang merasa bersalah
"Kamunya tidur ya pake uang aku dulu" jawab Cindy yang memang sebelumnya Jinan masih tertidur
"Ay tadi bonnya mana?" Tanya Jinan pada Ayana
"Ini kak" jawab Ayana mengambil stuk hasil belanjanya
"Nanti aku ganti" ucap Jinan mengeluarkan handphonenya untuk mentransfer uangnya pada Cindy
"Ehh jangan nan" tolak Cindy
"Hushh udah nurut aja" Jinan yang tidak ingin memiliki hutang
"Iya deh iya" Cindy hanya pasrah dengan itu
"Ya udah kalian lanjut lagi yah" pinta Jinan
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya nan"
Cindy dan Ayana mulai menyibukkan dirinya untuk memasak kembali dan Jinan berjalan menuju ruang tamu dan mentransfer uang ganti yang Cindy gunakan untuk membeli bahan.
Sesaat sedang menonton televisi, handphone Jinan bergetar. Pada saat Jinan melihat handphonenya tidak ada nama dari panggilan itu hanya nomer saja dan Jinan mengangkatnya.
"Halo"
***
Alhamdulillah akhirnya author update lagi, Gimana nih kabar kalian semoga sehat semua yah dan jangan lupa jaga kesehatan juga...
Yahh akhirnya tanggal graduation Anin keluar juga di 27 Maret 2022, author kira masih lama tapi yah mau gimana lagi yah semoga Anin bisa berkarier diluar sana dan juga tidak pernah lupa dengan grup yang mengangkat namanya hingga saat ini...
Kemungkinan Anin sudah diterima kerjaan atau seperti Amel mungkin yah atau ada kemungkinan lagi yang bisa terjadi, hanya Anin dan Allah SWT yang tahu...
Semoga kita bisa antar Anin sampai hari tersebut dan setelah itu kita tetap support dia jangan sampai terputus karena dia tidak menjadi member lagi...
Dan untuk Cindy juga kita tetap antar dia sampai hari kelulusannya, jangan sampai ada tubir atau dugaan yang membuat dia tidak nyaman...
Please lah kawan kita udah dewasa, berpikirlah yang masuk akal dan jangan saling kepancing emosinya. Jujur author sedih melihat member-member mulai lulus tapi mau gimana lagi author juga siapanya mereka dan kontribusi author di hidup mereka juga apa jadi kita hanya beri support saja itu sudah cukup dan semangat semoga pilihan mereka adalah pilihan yang tempat...
Itu aja sih yang ingin author sampai dan jangan lupa sikat gigi dan cebok...
Semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...
Thanks for reading...