Leave Me (Love Me)

Leave Me (Love Me)

1 Pengenalan

Panggil saja dia Aya. Nama lengkapnya Cahaya, nama yang diberikan ayahnya dengan harapan putri cantiknya itu akan tumbuh bersinar dan selalu di sukai oleh orang orang disekitarnya. Sayangnya nama itu berbanding terbalik dengan kehidupan yang harus dijalaninya. Cahaya harus menjalani kehidupan yang gelap, kejam, pahit dan menakutkan.

Ayahnya meninggal sejak dia berusia delapan tahun, lalu dia hanya tinggal bersama ibu dan kakaknya yang mengalami kelumpuhan setelah kecelakan bersama ayahnya. Meski begitu, Aya masih bisa tersenyum karena Tuhan tidak mengambil sekaligus dua orang yang sangat menyayanginya.

"Dek, cita cita adek apa?"

Aya dan kakaknya saat ini duduk di pinggir sungai, menikmati suasana sore hari menyaksikan matahari yang akan segera menghilang di ufuk barat sana.

"Um, adek mau jadi dokter."

"Dokter?!"

"Hmm. Supaya bisa mengobati kakak. Supaya kak Cinta bisa jalan lagi." jawabnya dengan polos.

"Wah cita cita yang sangat mulia." mengusak kepala adik kesayangannya.

"Cita cita kak Cinta apa?"

"Hmm, kakak mau menjadi perancang busana."

"Eung... apa itu perancang busana?"

"Eyyy, adek kecil yang bodoh."

"Adek gak bodoh kok. Adek rangking satu terus di kelas tau." ujarnya cemberut yang membuat Cinta gemas.

"Iya deh yang rangking satu terus di kelas. Adekku yang sangat pintar." pujinya sambil mencubit gemas kedua belah pipi adiknya itu.

"Adek bukan cuma pintar aja, adek juga cantik tau. Teman teman adek yang bilang adek paling cantik di kelas." celotehnya bangga dengan menyibak rambut panjangnya kebelakang.

"Hmm, adek memang yang tercantik. Bukan hanya tercantik di kelas loh, tapi juga paling tercantik di dunia."

Cinta sangat menyayangi Cahaya sama seperti ayahnya. Dia memanjakan adeknya sama seperti yang ayahnya lakukan. Namun, berbeda dengan ibu yang sepertinya kurang suka pada Aya. Entah mengapa, tapi ibu memang dingin setiap kali melihat Aya. Tidak ada yang tahu pasti apa alasannya karena hanya wanita itu yang tahu.

"Perancang busana itu apa kak?" tagihnya meminta jawaban dari pertanyaan sebelumnya.

Sebelum menjawab, Cinta tersenyum, meraih bahu adiknya untuk dirangkul, lalu membiarkan kepalanya berbaring di pundaknya.

"Perancang busana itu artinya kakak akan membuat pakaian sendiri sesuai yang kakak inginkan." tuturnya menjelaskan secara sederhana agar mudah dipahami adik kecilnya itu.

"Eee, itu berarti kak Cinta akan membuat baju sendiri?"

"Iya. Dan kakak akan membuat banyak baju yang bagus untuk adek yang jelek ini."

"Ish adek gak jelek ya, cantik tau." rutuknya merajuk.

"Iya cantik, kakak tau kok kamu cantik. Makanya nanti kalau kakak jadi perancang busana tentu adek yang akan menjadi orang pertama yang kakak buatkan baju khusus yang paling bagus dan sangat cocok untuk adek."

"Benaran, kak?"

"Iya dong."

"Kalau begitu adek mau gaun cinderella. Kak Cinta bisa kan membuat gaun cinderella yang sesuai ukuranku?!"

"Tentu dong sayang."

"Tapi, kak. Aku mau memakai gaun cinderella itu nanti diulang tahunku yang ketujuh belas, apa kakak bisa mewujudkannya?"

"Kenapa harus diulang tahun ketujuh belas?"

"Karena ayah bilang, aku baru boleh merayakan ulang tahun sambil tiup lilin dan mengundang teman temanku kalau sudah tujuh belas tahun." tuturnya yang membuat Cinta mengangguk dan tersenyum pada adiknya itu.

"Baiklah kalau begitu, kakak janji akan membuatkan gaun cinderella yang sangat bagus untuk ulang tahunmu yang ketujuh belas." Ujarnya sambil menarik tubuh adiknya masuk dalam pelukannya. Mereka saling berpelukan dibawah sinar orange sunset senja itu.

Semua kenangan indah itu terlintas jelas dalam ingatan Aya malam ini. Ya, saat ini dia sedang duduk di depan meja riasnya dengan sepotong keik dan lilin kecil diatasnya. Malam ini ulang tahunnya yang ke 23 dan dia hanya sendirian mengenang hari hari saat masih bersama kakaknya.

"Kak Cinta bohong. Aku bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun ketujuh belas. Tidak ada gaun cinderella, tidak ada lilin diatas kue yang bisa aku tiup dan tidak ada teman yang mau merayakan ulang tahunku." gumamnya diikuti dengan jatuhnya tetesan airmata.

Aya meniup lilin itu sambil menangis untuk pertama kalinya setelah ayah dan kakaknya meninggalkannya sendirian di dunia ini. Saat ini yang bisa dia lakukan hanya memeluk satu satunya dress motif bunga milik kakaknya yang tersisa untuk mengurangi sedikit rasa rindunya.

"Kak, adek rindu kakak sama ayah. Kenapa kalian meninggalkan adek sendirian di dunia yang menakutkan. Adek sendirian, adek ketakutan. Adek mau dipeluk sama kak Cinta dan ayah." bisiknya dalam tangisan.

Cinta meninggal setahun setelah ayahnya meninggal. Kepergian Cinta sangat membuat Aya terpukul. Dia ditinggalkan sendirian oleh orang orang terkasihnya.

Sedangkan ibunya... wanita itu menjadi gila. Dia selalu berjudi, mabuk dan pulang membawa laki laki yang berbeda setiap malamnya. Hingga akhirnya setahun berlalu dia pun menikah dengan duda anak satu.

Awalnya, Aya merasa senang karena ayah tiri dan abang tirinya sangat menyayanginya. Dia merasakan seakan sosok ayah dan kak Cinta kembali dalam kehidupannya. Tapi, setelah dua tahun berlalu saat Aya berusia tiga belas tahun, Ayah dan abang tirinya menjadi aneh.

Mereka menyiksa Aya secara pisik yang meninggalkan luka mendalam hingga membuat Aya mengalami gangguan mental yang sangat parah. Sementara ibunya tidak pernah peduli padanya sama sekali. Hingga terlintas dalam benak remaja tiga belas tahun itu untuk mengakhiri hidupnya.

"Dek mau nggak janji sama kakak?"

"Janji apa kak?"

"Andai sesuatu yang buruk terjadi sama kakak, adek tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Adek harus terus menjalani kehidupan ini. Karena kakak mau adek mewujudkan mimpi kakak untuk menjadi perancang busana yang hebat. Adek mau ya?"

Saat Aya hampir saja melompat dari lantai gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi, ingatan tentang janjinya pada sang kakak terlintas jelas sehingga menjadi alasan baginya untuk tidak mengakhiri hidupnya begitu saja.

Seakan sudah ditakdirkan, seorang pria baik hati menemukan Aya yang pingsan dipinggir jalan yang sepi sendirian dibawah derasnya hujan malam itu.

Pria itu membawa Aya merawatnya dengan baik dan penuh kasih sayang seperti seorang kakak. Perlahan lahan Aya yang punya trauma, mulai merasa nyaman dan merasa pria itu melindunginya. Dia pikir pria itu berbeda dari ayah dan abang tirinya.

Aya kembali bersekolah, tentu saja dibiayai oleh pria itu hingga Aya bisa menyelesaikan pendidikan sampai bangku SMA. Karena kebaikan pria itu membuat Aya menyukainya lebih dari sekedar kakak. Perasaannya disambut baik dan merekapun berpacaran.

Hampir lima tahun Aya bersama pria itu, dia bahagia dan merasa pria itu satu satunya yang paling menyayanginya hingga membuat Aya rela memberikan jiwa raganya untuk pria yang dicintainya itu.

Namun, siapa sangka setelah mendapatkan semua yang Aya punya. Pria itu malah mengungkapkan kebenaran bahwa dia tidak pernah mencintai Aya. Dia hanya menginginkan tubuh Aya dan dia sudah berhasil. Saat itu juga dia bahkan mengundang dua orang temannya untuk ikut menyentuh Aya dan dia merekamnya.

"Anggap ini bayaran atas biaya hidupmu selama bersamaku cantik."

Dia terus tertawa saat Aya menjerit minta tolong. Pria itu bertepuk tangan saat Aya menjerit ketakutan dan kesakitan.

"Kamu itu hanya gadis kecil murahan yang membosankan. Aku tidak membutuhkan kamu lagi sayangku. Pergilah sejauh yang kamu bisa. Jangan sampai aku melihatmu lagi, jika kamu tidak ingin aku jual." ucapnya setelah menghancurkan harga diri dan mental gadis malang berusia delapan belas tahun itu yang baru sehari lalu mendapatkan kabar kelulusannya.

Setelah kejadian itu, kehidupannya tentu tidak mudah. Latar belakangnya yang kelam membuat dia kerap kali mendapat pelecehan dan penghinaan dari orang orang yang tahu tentang masa lalunya.

Tapi Aya tidak menyerah. Dia tetap melawan kekejaman dunia yang keras ini dengan tekad yang kuat demi mewujudkan mimpi kakaknya. Dua tahun Aya bekerja keras, mengerjakan apa saja untuk membiayai hidupnya dan juga untuk menabung biaya kuliah.

Namun, beruntungnya karena dia pintar, dia berhasil lulus beasiswa. Aya langsung kuliah jurusan fashion desainer seperti yang diinginkan kakaknya.

Namun, kuliah fashion desainer ternyata sangat mahal, tidak cukup hanya dengan mengandalkan beasiswanya. Sampai sampai Aya sempat berpikir untuk menjadi simpanan om om kaya raya.

Akan tetapi, sepertinya Tuhan masih memberinya kesempatan untuk mejalani hidup dengan baik. Karena itulah Aya dipertemukan dengan orang orang baik yang memberinya pekerjaan yang layak dengan gaji yang mencukupi.

Dan dihari pertama masuk kuliah waktu itu, dia juga bertemu dengan Mentari gadis cantik, kaya raya yang baik hati. Orang pertama yang mau bersahabat dengannya. Mentari juga membantu Aya mencari pekerjaan. Dan disinilah Aya, bekerja sebagai model photo katalog brand lokal.

Sejak hari itu Mentari adalah penyelamat hidupnya, dia datang disaat yang tepat bak malaikat penolong. Dan Sampai saat ini, hanya Mentari yang dia punya dan dia percayai.

Terpopuler

Comments

Adico

Adico

salam kenal

2024-07-27

2

Yuli Ana

Yuli Ana

bab pertama udah sedih aja kk,
kasihn amat si aya. untung gk hamil ya waktu lulus sma itu.

2024-07-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!