NovelToon NovelToon
Sayangi Aku Ibu (Pilih Kasih)

Sayangi Aku Ibu (Pilih Kasih)

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Dari mana?" tanya Wati saat Mira hendak masuk menuju kamarnya.

Wati tahu kalau Mira pulang dari sekolah, namun yang ingin dia tahu adalah darimana uang Mira sehingga ia bisa pergi ke sekolah, sedangkan Wati ingat bahwa dirinya dan suaminya tidak memberikan Mira sepeserpun tadi pagi. Dan selama ini Wati juga memberikan Mira uang pas-pasan sehingga tidak memungkinkan untuk menabung.

"Dari sekolah ma?" jawab Mira perlahan, ia menunduk, takut kalau Wati akan memarahinya sebab pergi ke sekolah tanpa pamit terlebih dahulu.

"Naik apa?" cecar Wati

"Seperti biasanya Bu, naik angkot" jawab Mira berbohong, ia tidak mungkin cerita kalau tadi baik berangkat maupun pulang sekola iabdi antar oleh Gading. Seorang siswa nakal yang bermasalah dengannya kemarin, yang membuat Wati harus berutang uang dua juta rupiah. Kalau Wati tahu, bisa-bisa Mira akan lebih kena marah lagi.

"Naik angkot? Dari mana ongkosmu?" selidik Wati, keningnya mengkerut, ia menaikkan alisnya.

"Mira menabung sisa uang yang Ibu berikan selama ini," Mira kembali berbohong.

"Hemmm," Wati menaikkan alisnya, ia tidak percaya, sebab selama ini ia lebih sering memberi Mira uang pas-pasan untuk ongkos angkot tanpa sisa ketimbang uang lebih, bagaimana mungkin Mira bisa menabung.

"Iya Bu"

"Ya sudah, sana ganti baju sebelum makan cuci piring dulu, tadi ibu nggak sempat cuci piring," ujar Wati kali ini dengan nada suara lebih tenang.

"Baik Bu"

Mira pun bergegas menuju kamar untuk mengganti baju. Saat ia hendak ingin menggantungkan tasnya, ia teringat dengan amplop berwarna coklat berisi uang senilai dua juta rupiah yang diberikan oleh gading tadi pagi. Ia pun mengambil tasnya, dan mengambil amplop itu.

"Apa aku berikan saja uang ini kepada ibu, pasti ibu nggak akan marah lagi padaku" batinnya.

"Miraaa, di mana kamu, ganti baju kok lama sekali, piringnya cepat cuci sebentar lagi bapak dan kakakmu pulang. Kasihan mereka kalau pulang-pulang tidak ada piring bersih!" teriak Wati dari arah kamar mandi.

"Iya Bu, sebentar," Mira pun langsung memasukkan amplop coklat itu ke dalam tasnya kembali, dan menggantungkannya ke paku di dinding kamarnya. Setelah itu ia langsung buru-buru mengganti bajunya, dan berlari ke dapur.

"Lama sekali hanya ganti baju saja, jangan-jangan kamu sempat lagi tidur ya?" cecar Wati.

"Maaf Bu, tadi Mira lama karena cari baju" ujar Mira berbohong, ia memutuskan untuk merahasiakan saja uang itu dari ibunya, sebab ia sendiri yang akan memberikannya kepada Ibu gading.

"Alasan aja, sana cuci piring, kalau belum beres kamu tidak bisa makan," ujar Wati lalu pergi ke ruang tengah.

Kali ini Mira tidak lagi menangis, ia sudah terbiasa seperti ini. Ia terbiasa mendengar kalimat 'kalau belum beres kamu tidak makan, kalau belum bersih kamu tidak makan'. Ia terbiasa di ancam oleh ibunya dengan perkataan tidak boleh makan. Jadi baginya itu sudah menjadi hal biasa. Meski sebenarnya hatinya sangatlah sakit ketika mendengar itu, tetapi kesakitan demi kesakitan yang kerap di alaminya membuat hatinya menjadi begitu kebal, bahkan mungkinpun telah mati rasa sehingga tidak mampu lagi merasakan sakit hati.

Setelah 20 menit bergumul dengan air dan perkakas dapur, akhirnya pekerjaannya pun selesai. Ia pun memutuskan untuk makan, perutnya sudah sangat lapar sekali. Di meja makan ada nasi, ikan asin belah-belah, dan juga sayur kangkung. Makanan yang amat teramat sederhana, yang biasa menemani makan di keluarga ini.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucapnya sesaat sebelum ia menyiapkan nasi ke mulutnya.

"Ehhh anak gadis ibu sudah pulang, gimana sekolahnya capek, ya sudah sana ganti baju dulu, sehabis itu makan kamu pasti lapar kan?" ujar Wati.

Wajah berbinar Mira seketika berubah menjadi lesu, ia tahu ibunya berbicara dengan kakaknya Lia. Ia selalu penasaran apa sebenarnya salahnya sehingga ibunya begitu memperlakukan dirinya dengan Lia sangat berbeda. Kepadanya ibunya begitu keras, sedangkan kepada Lia ibunya begitu lembut.

"Ehhh, kamu sudah pulang Mir, ibu masak apa?" Lia menghampiri Mira yang tengah malam di dapur.

"Ibu masak ikan asin belah belah dan sayur kangkung kak" ucap Mira dengan senyum mengembang di pipinya. Senyum itu sengaja ia ciptakan, bukan benar-benar karena hatinya senang, tetapi ia sedang berusaha menutupi luka hatinya karena perlakuan ibunya yang berbeda.

"Wahhh enak tuh" ucap Lia. Mira hanya membalas dengan senyuman, lalu lanjut menyantap nasinya yang sudah hampir habis.

"Kak, Mira Luan ke kamar ya, Mira ada pr sekolah yang harus di kerjakan, sebab besok pagi harus di kumpulkan. Kalau ngerjakannya malam takutnya tidak terkejar," ujar Mira sambil berjalan meletakkan piring kotornya ke dalam ember.

"Ohhh, ya sudah" ujar Lia

Mira pun beranjak masuk ke dalam kamar.

Di sana ia duduk termenung, pandangannya ia arahkan ke pekarangan samping rumah. Ia memandang rerumputan dan bunga-bunga yang tampak tenang, siang ini matahari tidak begitu terik, angin pun tidak berhembus kencang membuat suasana begitu tenang. Sayangnya suasana luar yang tenang tidak sejalan dengan suasana hati Mira yang begitu bergemuruh hari ini.

"Kemana adikmu?" tanya wati kepada Lia.

"Ada di kamar bu, dia banyak pr yang harus ia kerjakan besok pagi di kumpul, jadi sekarang Mira harus kerjakan, kalau malam takutnya tidak terkejar Bu," ujar Lia sambil menyantap nasinya.

"Hehhh, begitulah adikmu itu, dikit dikit pr, dikit dikit tugas, dikit dikit belajar, nggak pernah ada waktu untuk membantu pekerjaan rumah. Taunya cuman buku dan buku, untuk kamu juga tidak sama seperti dia. Kalau kamu sama seperti dia ibu tidak tahu lagi deh gimana pusingnya ibu menghadapi kalian berdua," ujar Wati ikut duduk, menemani Lia makan.

Mendengar hal itu, Mira hanya tersenyum kecut, tanpa ia sadari air matanya menetes.

"Sudah lah, wajar saja Mira belajar terus sebab ia sekolah di sekolah unggulan dan pavorit jadi saingannya banyak, tuntutan belajarnya juga tinggi. Beda sama Lia yang sekolahnya tidak begitu terkenal baik, bahkan lebih di kenal sebagai sekolah buangan jadi siswanya juga biasa-biasa saja, gurunya juga tidak nuntut apa-apa. Seharusnya ibu bangga, karena salah satu putri ibu ada yang bersekolah di sekolah itu, sebab sekolah itu terkenal dengan siswanya yang cerdas cerdas dan orang tuanya yang berada," ujar Lia.

"Heh, kalau ibu sih mending masuk sekolah biasa-biasa saja, daripada masuk sekolah unggulan tapi sifatnya tidak terpakai. Mending bodoh ilmu teori daripada ilmu peraktek," Wati membebel.

"Sekarang Lia tanya bu memangnya sifat Mira yang mana yang tidak terpakai Bu? Sebab Lia lihat Mira juga sering mencuci piring, nyapu halaman, memasak, bersih-bersih rumah, dan lain-lainnya. Hanya saja Mira melakukan semua pekerjaan itu saat ibu tidak ada di rumah, jadi ibu tidak melihatnya," ujar Lia menerangkan panjang lebar, ia tidak terima kalau Ibunya seolah-oleh mengatakan kalau sifat Mira tidak terpakai sebab selama ini ia melihat Mira adalah anak yang baik, penurut, dan melakukan apa saja di rumah untuk meringankan pekerjaan ibunya. Bahkan saat hari libur tiba, misalnya saat hari Minggu kerap kali Mira dan dirinya ikut ibunya ke ladang.

"Kamu itu memang selalu saja membela adikmu itu, seharusnya kamu nasehatin dia kasih peringatan agar ia tidak membangkang terus-terusan. Nggak belajar terus-menerus," ujar Wati lalu beranjak pergi meninggalkan Lia.

Lia yang menyaksikan itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

1
lena
cerita novel mu bgs thor
Asyatun 1
endingnya sedih thoor
lena
lanjut thor, karya mu bgs
Asyatun 1
lanjut
yonahaku
belum ada lanjutannya apa cukup lama ini
lena
ko tamat thor,, karya mu bgs thor
lena
mana si yg bener nama ya bayu, atau wahyu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!