"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjodohan (Flashback)
Tapi Tuan besar, mohon maaf tapi saya tidak mau, saya tidak pantas menjadi istri Tuan Axel. Apalagi Tuan Axel sudah memiliki kekasih"
"Tidak Nak, Kamu pantas. Kamu lebih dari pantas.
Dan... Mengenai gadis itu, Aku tidak akan pernah membiarkan Dia masuk ke dalam keluargaku, Aku tidak akan pernah mengizinkannya menikahi Cucuku"
Ucap Adhitama tegas, membuat Azizah seketika mengernyit heran, kemudian memberanikan diri untuk bertanya,
"Tapi kenapa Tuan besar? Nona Alexa kelihatannya baik, Nyonya juga sangat menyayanginya"
"Hehe, Kalau Tamara tahu niat busuk gadis itu juga siapa ayah dari gadis itu, Aku yakin Tamara akan menentang keras hubungan mereka"
"Tapi Tuan besar... Kenapa harus saya? Masih banyak gadis lain yang lebih pantas, saya hanya seorang pelayan"
"Tidak Nak, sesungguhnya kalau boleh Aku katakan, kamulah pemilik seluruh hartaku, Karena... karena Ayahmu lah, Aku dan perusahaan ini tetap berdiri tegak sampai sekarang ini"
"Maksud Tuan?"
Kebingungan Azizah kini bertambah kadarnya, lebih menjurus kepada tidak mengerti sama sekali maksud dari Tuan Adhitama Djaja.
Adhitama menatap lekat manik hazelnut yang jernih milik Azizah.
Tatapan rasa bersalah dan kesedihan yang dalam.
"Ayahmu, Fauzi Ibrahim, bukanlah karyawan pabrik biasa seperti yang kamu kira Nak, Sebelum menikah, Fauzi sudah bekerja padaku sebagai staf audit khusus untuk menangani kasus-kasus penggelapan dana perusahaan atau yang berbuat curang pada perusahaanku. Setelah menikah dengan ibumu, Ia sengaja menyembunyikan status pernikahannya dan juga pekerjaanya untuk melindungi ibumu dan juga kamu yang saat itu masih dalam kandungan.
Suatu ketika, ada penghianat yang bekerja sama dengan rival bisnis abadiku. Dia melakukan kecurangan dan juga mencuri seluruh data rahasia Djaja Group.
Ayahmu dan timnya bekerja keras untuk menemukan siapa dalang di balik itu semua meskipun nyawanya menjadi taruhannya. aku sudah melarangnya, begitu juga dengan Marcell, Daddy-nya Axel. Tapi ayahmu bersikukuh untuk tetap mengungkapkannya"
"Lalu...?"
Meski berdebar, Azizah tetap penasaran dan ingin mendengar cerita lengkap tentang Ayahnya.
"Ayahmu berhasil mengungkap dan menemukan siapa dalang di balik kecurangan itu. Aku dan Marcell yang saat itu menjabat sebagai wakilku memecat dan merombak seluruh tatanan karyawan. Kami memecat sekaligus memenjarakan mereka yang telah mengkhianati kami"
Adhitama berjalan pelan, matanya menerawang jauh.
"Sampai hari mengerikan itu tiba.
Ayahmu dan Aku dan juga Marcel sedang dalam perjalanan dinas keluar kota. Kalau tidak salah saat itu kamu masih SD, Tiba-tiba mobil Kami di kejar sekelompok orang. Kami berusaha menyelamatkan diri dan menghubungi polisi. Namun naas, mereka semua membawa senjata api. Walaupun kami membawa bodyguard tapi jumlahnya tak sebanding dengan orang-orang itu,
Sampai Akhirnya, Marcel tertembak dan tewas di tempat.
Mobil Kami masuk semak-semak dan... Saat itu, Ayahmu berhasil menyembunyikan Aku. Ayahmu sengaja memakai Jasku agar orang-orang itu menyangka bahwa itu adalah Aku. Hingga... Ayahmu tertembak dan jatuh ke sungai..."
Air mata Adhitama luruh seketika. Hari menyakitkan dimana Ia kehilangan menantu kesayangan serta orang paling di percayanya harus kembali ia korek. Agar Azizah tahu bahwa Ayahnya sangat berjasa untuk keluarga Adhitama.
"Nak... Sebelum Ayahmu pergi meninggalkan Aku saat itu, Ia hanya berpesan dan memintaku untuk menjaga Kamu dan Ibumu"
"Tuan besar... Azizah terduduk lemah, entah apa yang dirasakannya saat ini. ayahnya ternyata dibunuh? Dan itu untuk melindungi keluarga ini?
" Ibumu adalah orang yang sangat baik. Bahkan setelah mengetahui kebenarannya, Ia sama sekali tidak menuntut apapun, malah menolak saat aku akan mengangkatnya sebagai anak. Dia malah meminta untuk dicarikan pekerjaan saja, tapi karena pengalaman dan pendidikannya yang kurang mendukung, jadilah Ia bekerja di rumah ini nak"
Adithama menggenggam jemari Azizah.
"Tidak ada yang tahu tentang hal ini selain Aku dan juga sahabatku Wiyono. Maka dari itu, Kakek mohon nak, menikahlah dengan Axel. Agar saat Kakek tiada nanti Axel akan meneruskan tanggung jawabku untuk menjaga, melindungi dan membahagiakanmu
"Tapi Tuan besar, Saya benar-benar... Tidak bisa..."
Adhitama menghela nafas berat, Ia kemudian kembali berkata,
"Dengan menikahi Axel itu berarti kamu juga melindunginya. Kakek tahu bahwa kamu memiliki rasa terhadap cucu Kakek, Kakek bisa melihatnya dari matamu Nak"
"Maksudnya?"
"Kamu tahu siapa dalang dibalik tragedi itu??"
Azizah mengernyit, kemudian menggelengkan kepalanya pelan.
"Bram Sadewo. Ayah dari Alexa. Ia adalah musuh abadiku. Dulu Ia gagal merebut perusahaanku, sekarang Ia mengirimkan putrinya untuk melanjutkan niat jahatnya, Kamu mengerti?"
Deg
Azizah terkejut. Alexa?
"Tuan... Saya.."
"Kakek mohon Azizah... Kamulah satu-satunya harapan Kakek "
"Tuan Axel pasti akan menolaknya Tuan besar"
"Tidak akan. Aku jamin. Karena Aku sendiri yang akan membuatnya bersedia menikah denganmu"
Ucap Adhitama dengan mantap. Sementara Azizah malah di serang keraguan yang dalam. Dia sungguh tidak yakin Axel bersedia menerima perjodohan ini.
Sejak perbincangan hari itu dengan Azizah.
Adhitama mengumpulkan seluruh keluarganya dan memutuskan perjodohan mereka yang tentu saja di sambut penuh penolakan. Namun keputusan itu seperti batu karang di lautan. Keras tak bisa di cabut. Dengan kata lain tak terbantahkan.
Axel sangat kecewa dan marah, Ia diam-diam menemui Azizah dan memintanya pergi dari rumah agar tak perlu menuruti perjodohan bodoh itu.
Axel bahkan menawarkan akan memfasilitasi Azizah berapapun itu. Ia sedang tergila-gila pada Alexa, namun tiba-tiba di suruh menikah dengan pelayan di rumahnya?? Gila!!
Sayangnya, Azizah yang sudah terlanjur berjanji pada Adhitama dengan sangat terpaksa menolak permintaan Axel, membuat pria tampan yang dikaguminya itu marah besar. Azizah bisa melihat sorot kebencian sekaligus kekecewaan dari mata abu kehijauan dari pria itu.
"Penghianat!! rupanya Kau tak sepolos kelihatannya. wanita licik! Kau sangat menjijikan!!!"
Kata-kata kejam itu keluar dari bibir Axel sebelumnya menggebrak pintu dan meninggalkan Azizah di dalam kamarnya. Azizah hanya bisa menangis. Sungguh tidak tahu apa yang harus di perbuatnya kini.
Axel kembali memberontak, Ia melawan kakeknya untuk menolak perjodohan konyol itu.
"Keluarga Kita sangat berhutang budi pada keluarga Azizah Axel!" Tegas Adhitama.
"Kalau kakek sebegitu inginnya membalas budi, kenapa bukan Kakek saja yang menikahinya??"
Adhitama membelalak kaget mendengar ucapan frontal dari cucu kesayangannya itu. Hingga kemudian...
Plakkkk!!!!
Tamparan keras mendarat mulus di wajah tampan Axel, hingga bekas tamparan itu tercetak jelas di wajah putihnya.
"Jaga mulutmu Axel William Djaja!!!"
"Kenapa?? Apapun alasannya, Axel tidak akan menikahi perempuan itu! tidak akan pernah!!!"
Axel mengusap kasar wajahnya, kemudian berlalu dari hadapan kakeknya, namun belum juga mencapa pintu utama, Adhitama berseru.
"Silahkan! satu langkah Kau keluar dari rumah ini maka ku pastikan namamu sudah di coret dari keluarga Adhitama dan tidak akan mendapatkan sepeserpun hak atas perusahaan kakek! ingat itu!!"
"Papah! papah keterlaluan!"
Tamara menghardik. matanya sudah memerah karena marah sekaligus menangis prihatin akan nasib putranya.
"Arrrrgh!!!" Axel membanting pajangan kaca yang ada di hadapannya. Kemudian dengan penuh emosi masuk ke dalam kamarnya seraya membanting pintu.
Setelah hari penuh ketegangan itu, Akhirnya Axel dan Azizah menikah. Dengan keterpaksaan Axel tentunya.
Dimulailah 4 tahun pernikahan penuh luka untuk Azizah....
Bersambung
Insya Allah update lagi nanti sore yaa... ditunggu teman-teman.
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️❤️❤️❤️ luuv banyak-banyak ❤️🌹🌹