NovelToon NovelToon
Tiger' Target

Tiger' Target

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nasri Suju - Kiasan Rasa

Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?

Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.

Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Ruelle beranjak dari tempat duduk nya karena makanan nya sudah habis.

Lalu Daniel mengikutinya. Dia memegang pakaian Ruelle lalu berbisik di telinga samping Ruelle. "Aku ingin bicara, berdua, hanya kamu dan aku," bisik nya tepat di samping Ruelle.

Ruelle sedikit merinding tapi dia bisa menjaga tingkah lakunya.

"Baiklah," jawab nya.

Semua teman-teman nya yang melihat tingkah dua sejoli itu terkejut bukan kepalang, mereka karena takut Ruelle kenapa-napa akhirnya mengikuti diam-diam.

Sudah ku duga, Daniel menyukai cewek kutu buku itu. Davin. 

Semoga Ruelle baik-baik saja. Nero. 

Apakah ini? Ini seperti kisah cinta yang langka? Putri lemah berhati lembut dan Pangeran yang? Yang apa ya yang kejam?. Minsi

Apa-apaan sih, si cowok ini, awas aja kalau ngapa-ngapin Ruelle, Lia. 

Davin yang sadar Lia memasang wajah kusam pun tersenyum dan berkata, "Hei tenang lah! Kita liat aja dulu, nanti kalau ada apa-apa kan ada aku," tenang nya dengan angkuh. Sambil mencetek hidungnya.

Mereka bersembunyi di semak-semak. Dan melihat Ruelle duduk di samping Daniel begitu dekat.

Lalu kembali ke dua insan itu, mereka terlihat menikmati pemandangan taman yang begitu hijau dan asri.

Ruelle memandang Daniel lalu tersenyum dan langsung memulai pembicaraan. "Jadi? Ada apa Daniel, kenapa kamu ngajak aku ke sini?"

Daniel terdiam.

"Aku jarang tahu tentang tempat-tempat di sekolah, ini pertama kalinya aku datang ke tempat secantik ini, biasanya aku hanya menghabiskan waktu ku di perpusatakaan dan kelas haha," Ruelle tertawa bodoh.

"Hah, kau benar-benar nolep yah," canda Daniel terkekah.

Ruelle tahu itu hanya candaan, lagian itu memang benar.

Bahkan dua teman nya pasti menilai seperti itu.

Tiba-tiba kucing datang menghampiri Ruelle, mengelus manja bulunya di kaki Ruelle, Ruelle pun menggendong nya dan meletakkan nya di pangkuan nya.

"Ayolah ada apa?"

Kucing saja mendekati nya, bukan kah kucing selalu mendekati orang yang berhati baik? Apakah aku bisa bercerita padanya?

Ruelle menatap Daniel yang bengong sambil melamun ke arahnya.

Kurasa ada hal yang pengen dia ceritain, tapi sulit. Ruelle. 

Ruelle tersenyum agar Daniel sadar dia sedang melamun.

"Kamu senyum-senyum mulu," omel nya sadar dari lamunan.

"Nanti kalau masang muka kayak kamu orang bakal nganggap aku aneh," canda Ruelle.

"Memang aku selalu masang raut kayak gimana?" Tanya nya agak kesal.

"Raut yang bikin orang takut, kamu selalu terlihat seperti orang marah," kekah nya mengatakan itu dengan polos.

Daniel sedikit merajuk tapi mungkin itu benar.

Mereka menatap taman dan kembali hening hingga Daniel mulai berbicara. "Bagaimana jika aku tidak mau  pergi kuliah ke luar negeri?"

Dia mengatakan  itu dengan suara yang rendah.

Ahk... 

Ruelle mengerti jalan arah bicara Daniel, dia sedang membuka diri.

"Kenapa?"

Daniel terdiam dia juga kebingungan kenapa dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Sebenarnya simpel, Daniel saja yang sulit mengungkapkan nya, alasan dia tidak mau adalah karena seseorang di samping nya tapi dia tidak mungkin mengatakan itu.

Pikiran nya denial.

"Kamu nyaman di sini ya?"

Ruelle to the point.

Daniel terdiam kurasa sekarang dia tidak bisa menyangkal apa-apa lagi.

Tapi bagaimana caranya dia berkomunikasi dengan benar, dia benar-benar keras kepala, padahal katakan saja apa yang dia inginkan.

Tidak bisa karena dia terlalu berpikir denial.

"Kamu tahu Daniel?"

Daniel berpaling ke arah Ruelle, bertanya-tanya apa maksud perkataan Ruelle.

"Aku senang kamu mau sedikit mencurahkan isi hati mu  ...," ucapnya sambil tersenyum lembut di tambah angin yang mendorong rambutnya membuat senyuman semakin jelas.

"Kamu lagi curhat kan?" Gurau Ruelle tertawa kecil.

"Yah, sekarang aku gak bisa menyangkal nya," ucapnya dengan berat hati dan raut wajah khas nya yang seperti anak-anak sedang merajuk.

"Hehe,"

Ruelle terkikik.

Keras kepala nya mulai ilang, yah dia masih agak malu kayaknya. 

"Sebenarnya tanpa sadar, banyak loh orang yang mendekati mu dengan tulus Daniel  ...," ungkap Ruelle dengan serius.

Daniel menaikkan salah satu alisnya, tidak percaya dengan ucapan Ruelle.

Ruelle ikut menaikkan alisnya seolah meyakinkan. "Iya loh  ... " katanya.

"Siapa?" Katanya dengan raut tidak percaya dan agak kesal.

"Davin, Nero." Jawabnya frontal dengan wajah serius.

Daniel terdiam, tidak terima dengan jawaban Ruelle. Bukan tidak terima sekali lagi dia hanya belum membuka pikiran nya.

Pikiran nya masih stuck dengan "Semua orang yang mendekati ku tidak pernah tulus dan ada mau nya"

Pasti begitu kah yang ada di pikiran Daniel.

Bahkan Ruelle juga sangat mengerti dengan itu.

Ruelle bahkan sadar kalau Daniel tidak setuju dengan ungkapan nya.

Ruelle menghela nafas.

"Kadang, kita juga harus berubah loh~"

"Sekarang apa kau merasa sudah berubah? Jujur pertemuan kita sangat singkat tapi aku sangat berterimakasih kepadamu sudah menjadikan ku teman, meski ... Kamu gak mau mengakuinya," sindir halus Ruelle.

"Haha, Kamu tahu meski kita baru beberapa bulan berbicara, aku merasa sudah sedikit atau bahkan cukup mengenalmu," kekah nya.

Daniel masih diam dia memalingkan wajah nya, telinga nya memerah.

Sementara di sana ada teman-teman mereka yang sedang menonton dan mendengar kan.

Ruelle ngeh dengan raut wajah Davin yang muram.

Dan sedikit peka karena Davin terluka Daniel menganggapnya teman.

Jadi selama ini dia menganggap ku apa?

Tuk!

Lia menempelkan tangan nya di pundak Davin dan menekan nya. "Jangan salah paham, kurasa dia punya alasan, dia hanya tidak mau mengakui, bukan kah kau teman nya? Kau pasti mengenalnya!" Ucap Lia.

Davin seperti tersambar petir tapi menemukan surga di waktu yang sama. Perkataan Lia ada benarnya.

"Woah apakah kamu malaikat, kamu memenangkan hati ku,"

Davin menggodanya dan Lia menyuruhnya berhenti.

Gila Davin lu gak salah pilih cewek, Lia emang the best!!!

Ucapnya di dalam hati dengan bangga.

"Kamu tahu Daniel, ada kalanya kita harus berdamai dengan pikiran kita, kita membuka lembaran baru, menerima orang yang menurutmu tulus,"

"Ketulusan itu pasti akan terasa kok," tambah nya.

"Di mana kita jadi nyaman bersama orang tersebut dan kamu gak ngebiarin mereka meninggalkan kamu aja, begitu pun sebaliknya, orang itu akan mempertahankan kamu," Ruelle.

Daniel mulai membuka pikiran nya, mengingat setiap kali perkataan yang di lontarkan Ruelle.

Akan datang pada waktu yang tepat, saat itu tiba, entah itu teman, pasangan atau apa pun.

Aku harus membuka pikiran ku, itu artinya aku harus bisa percaya pada seseorang.

Teman???

Pasangan???

Jika itu teman, kurasa Davin dan Nero, aku harus menerimanya.

Tapi pasangan? Apakah  ... Ahk!

Apa yang kau pikirkan Daniel?

Tapi ... Saat bersama nya, bahkan dia satu-satunya yang bisa membuatku seperti ini. Apa kau akan ragu terhadap perasaan mu?

"Daniel apa kau tidak apa-apa?"

Ruelle khawatir melihat Daniel seperti melamun dan tenggelam dalam pikiran nya.

To be continued...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!