Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Nyonya Renata mengusap rambut keriting cucu kesayangan nya dengan penuh kasih sayang, ia merasa sangat kasihan dengan kesedihan yang di alami oleh cucunya.
Anak yang sangat butuh kasih sayang seorang ibu, namun harus menghadapi kenyataan pahit bahwa ibunya telah pergi meninggalkan nya untuk selamanya saat dia lahir ke dunia ini.
"Sayang sepertinya mommy tidak datang lagi hari ini sebaiknya kita pulang sekarang ya sayang" Bujuk Nyonya Renata.
"No grandma aku harus bertemu mommy'' tolak Kenzo yang tetap setia menanti wanita yang di panggilnya dengan sebuatan mommy.
Nyonya Renata menghela nafas panjang, ia terpaksa menuruti keinginan cucu kesayangan nya menunggu wanita yang begitu misterius bagi Nyonya Renata. Ia berharap semoga Pak Lim segera memberikan informasi tentang wanita itu kepada nya.
*
*
Di rumah sakit Mila memaksa untuk segera pulang kerumah dengan berbagai macam alasan. Namun Mia berusaha untuk tidak mendengarkan permintaan konyol kakaknya, Karena Mia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kesehatan kakak perempuan nya.
"Kak aku tidak akan mengijinkan mu untuk pulang hari ini kita tunggu dua hari lagi okey" Bujuk Mia pada kakaknya.
"Tidak bisa dek kakak sudah dapat panggilan interview besok" Jelas Mila sambil menunjukkan ponslnya.
"Batalkan saja kak" Jawab Mia asal.
"Tidak bisa dek ini adalah kesempatan buat kakak untuk membuktikan pada mas Hendra dan keluarga nya bahwa kakak bisa berdiri sendiri walau tanpa harta dari mas Hendra." Sahut Mila dengan wajah sendunya.
Mia pun menghela nafas panjang ia sudah kehabisan kata-kata jika Mila sudah membahas hal tentang mantan suami dan juga keluarga mantan suami kakaknya itu.
"Terserah kau saja kak" Ucap mia pasrah karena ia pun bingung harus bagaimana lagi.
"Tapi besok pagi tidak untuk hari ini Titik nggak pake koma" Ucapan Mia sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.
"Tapi dek kamu kan sekolah kakak nggak mau ya kalau sampai kamu ketinggalan pelajaran sebentar lagi kamu mau lulus lho dek" Mila mulai bernegosiasi lagi dengan adiknya.
"Kakak tenang saja dan tidak perlu khawatir soal itu" Sahut Mia sambil memakan camilan nya.
"Ayolah dek pulang sekarang saja ya" Mila terus membujuk adiknya. karena ia takut jika Mila terus berada di rumah sakit itu biayanya akan semakin besar karena tabungan nya sudah sedikit terkuras untuk membayar cicilan mobil yang di pakai hendra.
'Hahh tahu begini aku tidak sudi untuk terus membayar cicilan mobil itu setiap bulannya hanya membuang-buang uang dan tenga ku saja, aku harus segera datang ke rumah itu untuk mengambil barang-barang ku yang ku tinggalkan di bawah tempat tidur. Tapi bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini jika Mia tidak mengijinkan aku untuk pulang hari ini."
"Mia"
"Sekali tidak tetap tidak kak" uecap Mia menyela sebelum Mila melanjutkan kata-katanya.
"**A**dikku ini memang sangat keras kepala tapi aku tahu dia hanya khawatir dengan keadaan ku saja. Kamu tenang saja dek, aku bukan wanita yang lemah dan mudah untuk di tindas. akan aku tunjukkan siapa hendra tanpa bantuan dari uang yang aku hasilkan selama ini untuk menutupi semua kekurangan untuk bayar ini dan itu."
Mila pun mencoba untuk mengalah pada adiknya. Dan menuruti keinginan adiknya menunggu esok hari untuk keluar dari rumah sakit itu.
Mila pun berusaha memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak merilekskan tubuh dan pikirannya, agar ia bisa tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa kini dirinya sudah menjadi janda, mungkin cemoohan demi cemoohan akan selalu terdengar di telinga nya.
Ditinggalkan karena tidak bisa mengandung mungkin itu lah yang akan menjadi perbincangan hangat para tetangganya nanti pikir Mila dalam hatinya.
"Sebelas tahun bukan waktu yang sebentar bagiku tidak mudah untuk melupakan semua kenangan indah yang sudah kita lalui bersama mas, aku merelakan masa muda ku terbuang sia-sia demi untuk menikah dengan mu namun kau menghianati aku setelah semua perjuangan yang aku korban kan untuk dirimu dan keluargamu."
"Aku yang menemani mu dari nol. Namun setelah kau berjaya kau meninggalkanku karena kekurangan yang aku miliki"
Air mata Mila pun kembali menetes setelah mengingat kembali tentang kejadian beberapa hari yang lalu yang menimpa dirinya.
"Kak apa kau menangisi pria pecundang itu lagi" Tanya Mia mengejutkan Mila.
"Tidak. Aku hanya sedih karena aku, aku" Mila pun tak kuat untuk meneruskan ucapannya lagi ia merasa sedih terluka dan kecewa dalam satu waktu yang bersamaan, membuat keadaan jiwa dan mentalnya sedikit terganggu.
"Kak kau adalah wanita kuat kau wanita hebat dan bijaksana maka jangan pernah menangisi pria pecundang seperti Hendra." Mia pun memeluk Mila untuk menguatkan hati kakaknya.
Karena Mia tahu saat ini hati kakaknya sedang sangat rapuh, "Aku tidak yakin jika aku bisa mengatakan hal sejujurnya padamu kak aku hanya takut terjadi sesuatu hal yang tidak bisa aku bayangkan" Ucap Mia dalam hatinya.
Saat Mia dan Mila saling berpelukan mereka mendengar suara bising tepat di kuar ruangannya, Mila dan Mia pun langsung menghapus air matanya dan melihat apa yang sedang terjadi di luar ruangan.
"Ada apa dek" Tanya Mila pada adiknya yang sedang mengintip dari jendela.
"Tidak tahu tapi sepertinya mereka membawa seorang anak kecil"
"Kenapa" Tanya Mila penasaran.
"Entahlah" Jawab Mia sambil mengangkat bahunya.
*
*
Setelah malam berlalu kini pagi pun menyingsing. Mila sudah berpakaian rapi wajahnya sudah sedikit lebih segar ia menunggu kedatangan adiknya yang menyiapkan data kepulangan nya.
"Kemana gadis itu kenapa lama sekali?" Ucap Mila dengan tidak sabaran menunggu kedatangan adiknya.
Karena bosan ia pun keluar dari ruangan itu untuk mencari keberadaan adiknya, saat ia keluar dari ruangan tak sengaja Mila menabrak seseorang, Mila yang kurang keseimbangan membuat ia terhuyung jatuh ke lantai dengan sempurna.
"Awwhhh" Mila meringis Merasakan sakit di perutnya yang memang belum sembuh total.
Mila menatap ke arah pria yang berada di hadapannya, pria itu pun langsung pergi meninggalkan Mila tanpa mengatakan sepatah kata pun atau hanya sekedar membatunya untuk berdiri.
"Dasar pria semuanya sama saja." Kesal Mila sambil terus memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.
Mila pun berdiri sendiri dan berjalan sedikit tertatih menyusuri lorong rumah sakit itu untuk mencari keberadaan adiknya.
"Sebenarnya pergi kemana Mia kenapa aku tidak bisa menemukan nya" Gumam Mila sambil terus berjalan menahan rasa sakit di perutnya.
"Kak kau disini baru saja aku akan menjemputmu."
Mila yang Meringis menahan rasa sakit langsung mengganti ekspresi wajah nya saat melihat adiknya. "Ayo pulang!"
Mereka berdua pun pergi meninggalkan tempat itu sambil bergandengan tangan.
Mommy... Mommy..
Suara anak kecil itu langsung masuk ke telinga Mila namun saat ia berbalik dan melihat ke arah belakang. Ia tidak bisa melihat wajah anak yang sedang histeris memanggil mommy karena terhalang oleh beberapa orang yang berlalu lalang.
Bersambung
suami mu itu sedang berbulan madu
aduhh/Facepalm//Grimace/