Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 29
Mengingat adiknya Arion menjadi penasaran. Bagaimana kabarnya sekarang? Ellina yang pergi ketika hamil membuatnya bertanya tanya apakah gadis itu benar benar menggugurkan kandungannya?
Rasa bersalah nya tiba tiba muncul. Entah kenapa jika ia berharap ellina tidak menggugurkan kandungannya. Entah karena dia baru saja merasa kehilangan atau baru sadar. Tapi yang pasti dia sangat berharap.
Merasa cukup pria itu bangkit dari keterdudukannya. Menarik napas panjang lalu menghapus jejak jejak air mata menggunakan jarinya. Dan memutuskan untuk turun ke bawah.
Dapat di lihatnya kedua orang tuanya masih terjaga sembari menonton tv. Memang ini bisa di sebut masih sore karena baru pukul delapan malam. Arion memilih menghampiri mereka dan duduk di samping ayahnya.
Dion yang melihat itu menatap pada wajah putranya. " Kenapa Ar? Ada masalah lagi?" Tanyanya.
Arion menggeleng. Menoleh lalu menatap wajah ayah dan ibunya secara bergantian. Ia terkejut kala melihat wajah sembab maminya yang begitu jelas. Seperti sudah menangis.
" Mami kenapa?" Tanya nya khawatir.
"Mami mu sedang merindukan adik bungsumu. Dia menangis di kamar sendirian, jadi papi ajak saja menonton tv untuk menghiburnya". Jawab Dion.
Memang tadi saat ia baru selesai dengan urusannya dia terkejut mendapati istrinya menangis tergugu hingga gemetar di sisi ranjang. Di tangannya pun terdapat Poto ellina yang kala itu baru menginjak 16 tahun.
Karena merasa kasihan, akhirnya papi Dion memutuskan untuk mengajaknya menonton bersama. Mencoba menghibur istrinya meski dia pun sama sangat merindukan ellina. Putri bungsunya yang sudah pergi hampir delapan bulan.
Arion yang mendengar itu cukup terkejut. Tak menyangka maminya akan sangat merindukan ellina hingga menangis. Bagaimana jika mereka tahu alasan kepergian ellina adalah karena dia? Mereka pasti akan sangat marah padanya.
" Mami tenang aja. Aku akan coba mencari lagi keberadaan ellina" ujar arion. Ia berniat kembali mencari ellina meski tak yakin dengan hasilnya.
Mami Rasti tersenyum mendengar ungkapan putra sulungnya. " Terima kasih Ar".
Ia usap pelan matanya yang masih berair. Mencoba tersenyum melupakan kesedihannya. " Mami tidak tahu punya salah besar apa. Mami merasa keluarga kita banyak di timpa masalah. Mulai dari ellina yang pergi lalu kebohongan Nadia. Semua terjadi begitu tiba tiba dan beruntun." Ungkapnya.
Benar, dia merasa jika keluarganya banyak di timpa cobaan. Mulai dari kepergian ellina yang tiba tiba tanpa alasan yang jelas lalu kebohongan Nadia hingga menghancurkan rumah tangga putranya. Dan itu dalam kurun waktu belum satu tahun.
Kemarin setelah masalah kebohongan Nadia. Arion menceritakan semuanya dari awal permasalahan mereka hingga mereka bercerai. Dia dan sang suami tentu saja terkejut dan syok mendengarnya. Merasa marah pada Nadia dan kasihan pada Arion yang telah di khianati. Ia tak habis pikir dengan sikap Nadia. Padahal putranya telah memberikan segalanya untuk wanita itu tetapi dengan mudahnya gadis itu berkhianat.
" Sudah mi. Mami jangan menyalahkan diri sendiri. Ini memang sudah takdir untuk keluarga kita". Ucap papi Dion.
" Iya mi. Mami jangan merasa bersalah. Ini memang sudah takdir keluarga kita. Lagian Arion juga sudah menerima semuanya dan mulai membuka lembaran baru". Timpal Arion menyetujui ucapan papinya.
Mami Rasti mengangguk. Ada benarnya juga apa yang di katakan suami serta anaknya itu. Meski dia menangis pun tak dapat mengubah takdir yang terjadi. Ini memang sudah takdir keluarganya.
Tanpa mereka ketahui sebab utama semuanya adalah putra sulung yang mereka bangga banggakan itu.