NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Puncak Kepedihan

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Kilas Balik Episode 2 Retak Dalam Kepercayaan

Dengan langkah perlahan, Farin beranjak dari meja belajarnya dan menuju ke kasur. Dia menarik selimut dan berbaring, berharap tidur bisa membantunya melupakan sejenak semua kekhawatiran yang menghantui pikirannya.

Namun, meskipun matanya terpejam, pikirannya tetap bekerja. Bayangan-bayangan pesan yang dia lihat di ponsel Aldo berputar di benaknya. Emoticon hati putih, pesan mesra, dan nama kontak yang tidak dikenalnya membuat hatinya terasa semakin berat.

Farin berbisik pada dirinya sendiri. “Aldo… apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apa kamu benar benar telah selingkuh?”

Air mata perlahan mengalir di pipinya, meskipun dia berusaha keras untuk menahannya. Dia merasakan luka di hatinya semakin dalam. Farin menarik napas panjang, berusaha meredakan kegelisahannya.

Akhirnya, kelelahan mengalahkan kegelisahan. Perlahan-lahan, Farin mulai tertidur, meskipun pikirannya masih berputar di antara perasaan cemas dan kecurigaan. Tidur malam itu tidaklah tenang, tetapi setidaknya untuk sementara, dia bisa melarikan diri dari kenyataan yang membuat hatinya terluka.

Selanjutnya.

Farin terbangun dengan perasaan yang masih sama; kesedihan dan kekecewaan yang begitu mendalam. Ia mencoba menenangkan diri, tetapi pikiran tentang emotikon hati putih itu terus menghantuinya. "Siapa sebenarnya orang yang mengirimkan pesan itu kepada Aldo? Bagaimana mungkin Aldo yang selama ini begitu aku percayai bisa menyimpan rahasia seperti itu?" Dengan perasaan yang berkecamuk, Farin merasa perlu mencari tahu siapa sosok di balik emotikon hati putih itu.

Namun, sebelum melanjutkan penyelidikannya, matanya tertumbuk pada sebuah kertas yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidurnya. Itu adalah surat dari ibunya, yang pernah diberikan kepadanya beberapa waktu lalu.

Farin mengingat momen saat ibunya menyerahkan surat tersebut, dengan wajah lembut penuh kasih sayang. Surat itu seolah-olah menyimpan semua nasihat dan cinta yang ibunya miliki untuknya. Ia mengambil surat itu, melipat tangannya di atas amplop yang telah sedikit kusam, dan dengan hati-hati membuka lipatan kertasnya.

Surat itu berbunyi:

Untuk Farin, anakku yang tercinta,

Ibu menulis surat ini dengan harapan suatu hari nanti, ketika kamu membacanya, kamu akan menemukan kekuatan dan ketenangan di dalamnya. Farin, kamu adalah cahaya dalam hidup ibu. Kamu berharga, lebih dari apa pun di dunia ini.

Ibu tahu hidup ini penuh tantangan, dan terkadang kamu mungkin merasa seperti kehilangan arah atau tidak dihargai. Tapi ingatlah, Nak, kamu berhak untuk dicintai dengan sepenuh hati, tanpa syarat, dan tanpa kebohongan.

Jika suatu hubungan mulai menyakiti hatimu, jangan takut untuk introspeksi diri. Mungkin hubungan itu sudah tidak lagi sejalan dengan jalan hidupmu. Tapi ketahuilah, tidak apa-apa untuk melepaskan sesuatu yang tidak lagi membuatmu bahagia. Perubahan adalah bagian dari hidup, dan setiap perubahan yang terjadi akan menguatkan mu.

Farin, ibu percaya bahwa kamu memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang tepat bagi dirimu sendiri. Tidak ada yang lebih berharga dari kebahagiaan dan ketenangan hati. Jangan ragu untuk memilih kebahagiaanmu, meski itu berarti harus meninggalkan sesuatu yang pernah kamu cintai.

Ibu akan selalu ada untukmu, Nak. Apa pun yang terjadi, ibu yakin kamu akan baik-baik saja. Kamu kuat, dan ibu sangat bangga padamu.

Dengan cinta tanpa batas,

Ibu Mega

Membaca kata-kata itu, Farin merasa seperti menemukan ketenangan di tengah badai. Ibunya selalu tahu apa yang ia butuhkan, bahkan di saat ia sendiri belum menyadarinya. Surat itu tidak hanya memberikan nasihat, tetapi juga memberinya izin untuk merasakan apa yang ia rasakan, dan yang lebih penting, memberinya kebebasan untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri.

Namun, meskipun ia telah mengerti apa yang ibunya ingin sampaikan, hatinya masih terasa sangat sakit. Kenangan bersama Aldo berputar-putar dalam pikirannya, seolah-olah menolak untuk dilepaskan.

Farin teringat bagaimana Aldo dan dirinya dulu saling berjanji untuk menjaga hubungan mereka, untuk saling mendukung apa pun yang terjadi. Mereka pernah merencanakan masa depan bersama, bermimpi tentang rumah kecil dengan taman bunga, dan kehidupan penuh cinta serta kebahagiaan. Semua impian itu kini terasa hancur berantakan.

Farin merasakan tekanan di dadanya semakin kuat, seolah-olah seluruh emosinya memuncak menjadi satu. Tanpa bisa menahannya lagi, dia membuka mulut dan mengeluarkan jeritan yang penuh dengan rasa sakit dan marah, "Aaahhh!" Suaranya melengking tinggi, menggema di seluruh ruangan, memecah keheningan malam yang pekat.

Jeritan itu membawa serta semua kepedihan yang tak tertahankan, mengalir keluar tanpa kendali. Tangan-tangannya mengepal erat, kuku-kuku jarinya menggali telapak tangan hingga memutih, sementara air mata mengalir deras dari matanya, membasahi pipi dan jatuh tanpa henti. Tubuhnya bergetar hebat, napasnya tersengal-sengal di antara isak tangis yang pecah berkali-kali. Suara tangisannya terdengar serak, "Hiks... hiks...," putus asa dan tak berdaya, seperti seseorang yang tengah tenggelam dalam lautan duka yang tak berujung.

Farin merosot ke lantai, lututnya tertekuk, membiarkan seluruh tubuhnya terhempas dengan lemah. Jeritannya mungkin tak terdengar di luar kamar, tetapi bagi Farin, suara "Aaahhh!" itu adalah puncak dari semua rasa sakit yang selama ini ia coba sembunyikan.

Setelah beberapa saat, Farin mulai merasa kelelahan. Tangisnya perlahan mereda, dan meskipun perasaan sakit masih ada, ia mulai merasa sedikit lebih ringan. Ia sadar bahwa jeritannya tadi adalah bagian dari proses penyembuhan, bagian dari upaya untuk menerima kenyataan yang ada di depannya.

Farin kemudian berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Air dingin yang mengalir dari keran terasa menyegarkan kulitnya, memberikan sedikit ketenangan pada pikirannya yang masih kacau. Dia menatap bayangan dirinya di cermin, melihat wajah yang begitu familiar namun terasa begitu asing.

"Ini aku," katanya pada bayangan di cermin. "Aku yang harus menjalani hidup ini, dengan atau tanpa Aldo. Aku harus kuat."

Dia mengusap wajahnya yang basah, berusaha membersihkan bekas air mata yang masih tersisa. Farin tahu bahwa hari ini ia harus tetap melanjutkan hidupnya. Ada tugas-tugas kuliah yang menunggunya di kampus, ada teman-teman yang mungkin tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam hidupnya. Tetapi Farin bertekad, ia tidak akan membiarkan perasaan ini menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Dengan langkah yang sedikit berat, Farin keluar dari kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang panjang dan sulit, tetapi ia tahu bahwa ia tidak sendiri. Ada surat dari ibunya yang akan selalu menjadi pengingat bahwa ia berharga, bahwa ia kuat, dan bahwa ia memiliki hak untuk mencari kebahagiaan yang sejati.

Dan meskipun kenangan bersama Aldo masih menghantui pikirannya, Farin tahu bahwa hidupnya tidak berhenti di sini. Ia akan mencari jawaban, ia akan menemukan kedamaian, dan jika perlu, ia akan belajar untuk melepaskan, sebagaimana yang telah diajarkan oleh ibunya.

Dengan hati yang masih terluka, tetapi dengan tekad yang mulai menguat, Farin melangkah keluar dari kamar dan menuju dunia di luar. Sebuah dunia yang masih penuh dengan peluang, dan mungkin, dengan waktu, juga penuh dengan harapan baru.

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!