"Freya Larasati, seorang gadis cantik dari keluarga sederhana hidup dengan penuh kebahagiaan dan suka cita bersama Paman dan Bibinya.
" Kedua orangtuanya meninggal dunia saat Freya berusia lima tahun, meskipun begitu Freya tak pernah kekurangan kasih sayang, Paman dan Bibinya begitu menyayangi dirinya.
" Namun kehidupan Freya berubah 180 derajat setelah kehadiran sosok pria yang membuatnya mengenal arti cinta dan kebahagiaan.
" Freya yang tadinya pendiam dan cenderung tertutup mulai terbuka dan ceria, namun penghianatan dan kebohongan membuat Freya menjadi pribadi yang kembali tertutup "
" Mampukah Freya melewati masa sulitnya dan kembali bahagia ?"
" Dan siapakah sosok pria yang membuatnya berubah?
" Yang penasaran dengan ceritanya yuk, di kepoin ya...
Dan seperti biasa Author selalu meminta dukungan dan support kalian para reader ku yang tercinta.
Semoga kalian semua suka dengan cerita-cerita yang aku buat terimakasih and happy reading guys!💛💛💛💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @LJSDewyLee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tipu daya
Pagi -pagi sekali Dirga pergi meninggalkan apartemen tanpa sepengetahuan Freya.
Dirga ingin mencari tahu kebenaran yang di sembunyikan Arka,ia tak ingin jika sampai Freya terjerumus ke dalam duka akibat ulah Arka.
Dirga pergi ke sekitar komplek perumahan rumah Arka ia sengaja berjalan kaki dengan alasan joging.
Dirga berlari di sekitar rumah Arka dan tanpa membuat semua orang curiga kepada dirinya.
Suasana rumah Arka nampak sepi tak ada aktivitas yang bisa memberikan Dirga kesempatan untuk mencari tahu.
Hingga ia melihat ada penjual bubur di belokan jalan menuju rumah Arka, ia ingat jika penjual bubur itu sudah lama berjualan disana .
Dirga ingat jika dulu Arka selalu mengajak dirinya dan temannya yang lain untuk sarapan bubur di tempat itu.
Suasana nampak lenggang saat Dirga mendekati penjual bubur ayam tersebut.
" Pagi Mang Udin, masih ingat saya?" sapa Dirga.
" Eh Den Dirga, tentu Mamang ingat, Aden kan temannya Mas Arka kan?"
" Iya Mang "
" Sudah lama Aden tidak kesini? kemana saja? "
" Ada Mang, di desa bantuin orang tua "
" Pantesan jarang terlihat, eh ini teh Aden mau sarapan bubur disini atau mau di bungkus?"
" Oh iya mang, bungkus satu dan saya mau sarapan di sini saja"
Dirga duduk disalah satu bangku kosong usai di tinggal pembeli yang sudah selesai dengan sarapannya, nampak ada beberapa orang yang masih sarapan.
" Siap Den, silahkan di tunggu dulu sebentar"
" Baik Mang, ngomong - ngomong Mang apa Arka masih suka beli bubur ke sini?" tanya Dirga basa basi.
" Jarang sih Den, sesekali kalau ia tak sempat sarapan di rumah suka mampir ke sini" jawab Mang Udin dengan menyiapkan bubur untuk Dirga.
Tak lama bubur buatan Mang Udin pun siap dan segera diantarkan ke meja Dirga.
" Makasih Mang"
" Sama-sama Den"
Dirga mulai menikmati buburnya dengan penuh semangat seperti biasa bubur Mang Udin selalu jadi favoritnya sejak ia tahu rasa kelezatannya.
" Mantap Mang , buburnya selalu lezat tak berubah rasanya masih sama seperti pertama kali saya makan disini" ucap Dirga
" Masa sih Den, ngomong -ngomong Aden sudah menikah belum? masa kalah sama Mas Arka yang sudah mau menikah " tiba-tiba saja Mang Udin bertanya.
Sontak pertanyaan penjual bubur itu membuat Dirga terdiam dan juga terkejut.
" Menikah? Arka mau menikah?"
" Iya Den, Mamang kira Aden tahu beberapa hari yang lalu Mas Arka baru menggelar pesta pertunangan dan kabarnya beberapa hari lagi pernikahannya akan segera di langsungkan memangnya Aden tidak tahu? apa Mas Arka tidak mengundang Aden?" tutur Mang Udin.
Dirga terdiam ia tak bisa berkata apa-apa mendengar perkataan penjual bubur itu, Dirga segera menyelesaikan sarapannya tanpa banyak bicara lagi .
Ia membayar dan mengambil pesanan buburnya untuk Freya nanti.
Sementara Mang Udin di buat bingung dengan sikap Dirga setelah mendengar ceritanya tentang Arka, Dirga seperti terburu-buru dan pergi begitu saja.
Dirga segera kembali ke apartemen untuk memberitahu kebenarannya pada Freya.
Beruntung Freya sudah terbangun dan sedang bersiap untuk sarapan .
" Kau sedang apa Frey? " tanya Dirga.
" Kakak darimana saja ? Pagi - pagi sudah pergi!"
" Jangan minum kopi dulu, ini Kakak belikan bubur dari langganan Kakak"
Dirga meraih gelas kopi dari tangan Freya dan menyerahkan bungkusan bubur untuk Freya.
" Wah , sepertinya lezat"
" Makanlah, nanti ada yang ingin Kakak bicarakan, sementara kau sarapan Kakak mandi dulu, hari ini kita kembali ke desa"
" Baik Kak"
Tanpa banyak bertanya Freya segera melakukan apa yang di perintahkan Dirga, ia paham jika ada sesuatu yang sangat serius hingga Dirga bersikap tegas tak seperti biasanya terhadapnya.
Beberapa saat kemudian usai berganti pakaian Dirga kembali menemui Freya yang saat ini tengah duduk di roptoop apartemennya.
Dengan secangkir kopi ditangannya Freya menikmati pemandangan indah kota dan juga cahaya matahari pagi .
" Kau disini?" tanya Dirga.
" Ada apa Kak? Katakan saja bukankah tadi Kakak bilang ada yang ingin Kakak bicarakan apa ini tentang Arka?" Freya menjawab pertanyaan Dirga dengan pertanyaan kembali membuat Dirga segera duduk di sampingnya.
" Frey, sebaiknya kau lupakan Arka"
" Kenapa ? Apa Kak Dirga sudah menemukan kebenarannya?"
Dirga mengangguk pelan menjawab pertanyaan Freya.
Gadis cantik itu menaruh cangkir kopinya ke meja kecil disampingnya.
" Kau benar Frey, wanita yang bersama Arka bukan sepupunya melainkan tunangannya, mereka bertungan saat Arka kembali dari desa setelah melamarmu" Dirga dengan penuh kekesalan.
Begitu juga dengan Freya ia meremas kedua tangannya menahan tangisnya , jadi dugaannya ternyata terbukti.
" Jadi benar Arka berbohong dia bohong?"
" Benar Frey, dan Kakak tidak akan membiarkan kebohongannya berlangsung lama, sekarang kita kembali saja dan lupakan semuanya "
" Apa aku akan bisa melakukannya?"
" Frey,...
" Ini berat Kak, kakak tahu aku mencintainya tapi apa yang dia lakukan dia menipuku dia membohongiku dengan begitu mudahnya dan dengan hebatnya dia bersandiwara membuatku jatuh cinta bukankah ini keterlaluan?"
Tangis Freya kembali pecah , Dirga berusaha untuk menenangkan , namun apa daya ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia sendiri pun merasa tertipu dengan apa yang dilakukan Arka.
Dalam situasi itu tiba-tiba bel pintu apartemen berbunyi.
Dirga melepaskan pelukannya dari Freya yang masih sesegukan dan mengusap air matanya.
" Tunggu disini biar Kakak lihat siapa yang datang!"
Dirga pergi meninggalkan Freya untuk membuka pintu.
Alangkah terkejutnya Dirga saat melihat siapa yang saat ini berdiri dihadapannya pria yang sudah membuat Freya menangis tak lain dan tak bukan ialah sahabatnya sendiri Arka yang datang berkunjung.
" BUGHH"
Dirga tanpa aba-aba ia melayangkan tinjunya ke wajah Arka, membuat Arka terhuyung ke belakang, dan dengan cepat Dirga menarik kerah baju Arka.
" BRENGSEK,KAU BAJINGAAAAAANNN....LAKI- LAKI PEMBOHONG, PENIPU... BERANINYA KAU MENYAKITI ADIKKU"
Dirga dengan membabi buta memukuli Arka tanpa sedikit pun memberikannya kesempatan untuk melawan.
Freya yang mendengar keributan itupun segera turun dari lantai atas menuju ke arah keributan.
" Kakak''
Freya segera berlari untuk melerai perkelahian Dirga dan Arka.
" Hentikan , Kak Dirga kumohon hentikan!!"
Dirga menahan kepalan tinjunya saat Freya memeluknya dari belakang.
" Lepaskan aku Frey, biarkan aku menghajar bajingan ini"
" Tidak, jangan lakukan itu, biarkan dia pergi jangan kau kotori tangannmu dengan memukuli pembohong seperti dia" Freya melepas pelukannya.
" Freya "
Arka mencoba untuk mendekati dan meraih tangan Freya.
" Jangan pernah mencoba untuk menyentuhku Tuan Arka" bentak Freya
Arka terpaku menghadapi kemarahan dan amarah Freya ia sadar jika Freya sudah menyadari sesuatu.
" Aku bisa menjelaskan semuanya Frey, ini tidak seperti yang kau pikirkan"
" Memangnya apa pedulimu tentang apa yang ku pikirkan?"
" Frey, dengarkan penjelasanku ,aku dan Raina tidak seperti yang kau lihat ataupun yang kau pikirkan kami hanya ....
" Hanya calon istri, atau lebih tepatnya tunanganmu Tuan Arka"
" Frey, kau...kau sudah tahu? "
" Jadi rupanya semua ini benar, tadinya aku berharap semua ini hanya mimpi, tapi ternyata aku salah"
" Frey, dengarkan aku semua ini hanya , hanya sementara setelah semuanya membaik aku akan meninggalkan Raina"
" Apa maksudmu?"
Freya menatap tajam Arka begitu juga dengan Dirga yang berusaha menahan amarahnya dan geram dengan semua yang dikatakan Arka .
" Freya, aku hanya mencintaimu bukan Raina aku menikahinya hanya demi memenuhi keinginan orang tuaku dan demi menyelamatkan perusahaanku, perusahaanku dalam masalah dan hanya Papah Raina yang bisa membantu kami, itu sebabnya pernikahan ini terjadi, percayalah aku hanya mencintaimu dan pernikahanku dengan Raina hanya formalitas hanya kau yang ku inginkan"
" Kau gila Arka, kau gila ,kau pikir aku akan mau menerima semua ini ?"
" Harus Frey, kau harus mau aku tak bisa kehilanganmu "
" Tapi aku tak bisa menerima semua kebohonganmu, dia wanita yang dijodohkan untukmu dia tak mungkin mau untuk di khianati aku tidak sekejam kau Arka"
" Tapi Frey, aku tidak bisa kehilanganmu ataupun semua aset yang sudah aku perjuangkan demi kau ,aku tidak bisa!"
" Jika begitu maka lupakan aku "
Freya beranjak pergi berlari meninggalkan Arka begitu saja menuju ke kamarnya.
" Freya....dengarkan aku Frey....kumohon jangan tinggalkan aku"
" Pergi dari sini Arka"
Dirga membuka pintu, untuk menyuruh Arka pergi .
" Dirga , dengarkan aku ,kumohon bantu aku, kau sahabat ku "
" Kita bukan lagi sahabat setelah kau mempertahankan adikku "
" Dirga"
" Cepat pergi!!!"
Arka pun keluar dari apartemen Freya dengan perasaan hancur dan juga wajah dan tubuhnya yang penuh luka lebam akibat pukulan yang dilayangkan Dirga .
Sudah jatuh tertimpa tangga pula itulah yang saat ini di alami Arka.