Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab28
Pertikaian Shanum dan Dinda masih berlanjut Shanum yang menjadi cemoohan Dinda hanya bisa menangis tanpa ada yang memisah.
Sampai ketika dengan sengaja Dinda mendorong Shanum hingga mau jatuh karena memang kepalanya terasa pusing sejak ada di toilet.
Saat Shanum mau jatuh kelantai ada seseorang yang menangkapnya dia adalah Rendra.
Muka Rendra sudah berubah jadi merah karena marah dia menatap tajam ke Dinda.
"Mulai detik ini juga tinggalkan perusahaan ku kamu saya pecat"Kata Rendra dengan keras.
"Kenapa ren kamu lebih memilih gadis itu dibandingkan dengan aku?"Tanya Dinda dengan Isak tangisnya.
"Karena Shanum adalah istriku dan siapapun yang berniat menyakitinya akan berhadapan dengan saya"Tegas Rendra sambil membopong tubuh Shanum"Mulai sekarang jangan pernah memperlihatkan wajahmu di depanku,Van siapkan mobil kita kerumah sakit".
"Baik tuan"Jawab Elvan sambil berlari mengambil mobilnya.
Shanum di bawa ke rumah sakit sedangkan Dinda menangis histeris di sana dia meratapi nasibnya dan akhir dari perjuangan mengejar Rendra karena Dinda lihat tadi Rendra sangat murka.
*****
Rendra sudah sampai di rumah sakit dia langsung membawa Shanum ke IGD,selama Shanum ditangani dokter Rendra sangat cemas dia sampai mondar-mandir didepan ruangan tempat Shanum di periksa.
"Ren ayo kita duduk dulu"Ajak Elvan.
"Aku nggak bisa tenang Van,Shanum tadi pingsan aku takut terjadi apa-apa sama dia".
"Kamu tenang dulu Shanum pasti tidak kenapa-kenapa dia sudah di tangani dokter,ayo kita duduk"Elvan menenangkan Rendra dan menggandengnya agar duduk di kursi.
Beberapa menit kemudian dokter yang memeriksa Shanum keluar Rendra langsung menghampirinya.
"Dok bagaimana keadaan istri saya?"Tanya Rendra tak sabar.
"Istri anda tidak kenapa-kenapa dia hanya tertekan dan ada satu kabar lagi".
"Apa itu dok cepat katakan"Potong Rendra prustasi.
"Selamat istri anda sedang hamil untuk kepastiannya setelah dia sadar bawa ke dokter kandungan"Jelas dokter itu"Saya permisi dulu".
Rendra sesaat terdiam dia masih mencerna omongan dokter saat ini dia sedang percaya dan tak percaya kalau semua ini nyata.
"Van Shanum hamil aku akan jadi ayah"
"Iya ren selamat ya akhirnya impianmu akan tercapai"Kata Elvan sambil memeluk Rendra yang sedang meneteskan air mata.
"Aku menemui Shanum dulu ya"Pamit Rendra langsung berlari ke kamar Shanum dirawat.
Sampai di dalam Rendra langsung memegang tangan Shanum dan mencium keningnya.
"Makasih sayang"Gumam Rendra.
Shanum membuka matanya dia mengedarkan matanya dia heran dimana sekarang dia berada.
"Sayang kamu sudah bangun,apa yang sakit aku panggil dokter ya?".
"Nggak usah mas aku cuma agak pusing kok"Tolak Shanum"Mas Rendra kenapa kok nangis?".
"Sayang kenapa nggak bilang kalau kamu sedang hamil".
"Hamil!... maksudnya aku hamil?"Shanum balik bertanya.
"iya,jadi kamu nggak tahu kalau sedang hamil pantesan akhir-akhir ini mood mu berubah-ubah".
"Jadi aku sedang hamil disini ada anak kita mas?"Tanya Shanum masih tak percaya sambil memegang perutnya.
"iya sayang kamu akan jadi ibu dan aku jadi ayah makasih kamu telah memberi kebahagiaan yang luar biasa"Kata Rendra dan langsung memeluk Shanum.
Rendra dan Shanum sedang berbahagia sedangkan Dinda sedang mengemasi barang-barangnya dengan tatapan kosong tubuhnya terasa tak ada tulangnya dan air mata menetes tanpa henti.
Dia akhirnya sampai ke titik dimana Rendra sudah benar-benar jauh darinya.