Jadi Simpanan Majikanku

Makin lama Kendra merasa semakin stres. Zaskia menghilang begitu saja tanpa jejak, manager istrinya mendadak tak bisa dihubungi serta para sahabat Zaskia ikut bungkam tidak tahu kemana perginya wanita itu. Para bodiguard yang menjaga Zaskiapun seolah lenyap ditelan bumi.

Kendra terpaksa mendatangi rumah music yang menaungi Zaskia belakangan ini. Tentu saja, ini kali pertama dirinya mencari sang istri hingga kesana sebab keduanya sepakat tak ingin rumah tangganya terendus oleh publik.

Dari sana dirinya mendapat informasi bahwa Zaskia sedang melakukan konser keliling dunia. Kendra begitu terkejut, ia tak menyangka Zaskia berani pergi tanpa seizinnya.

Kendra pulang dengan langkah gontai, tubuhnya agak kurus karena kurang memperhatikan makannya akhir-akhir ini. Garis matanya pun menghitam akibat kurang tidur dan memikirkan keadaan sang istri.

Kendra baru teringat jika istrinya sangat aktif di akun sosmed. Ia mencoba membuka akun milik Zaskia, ternyata benar sang istri masih setia update setiap harinya.

Ternyata Zaskia sedang berada di Kuala Lumpur sekarang. Kendra melihat sang istri nampak begitu bahagia menyapa para fansnya. Ia tahu, menjadi penyanyi go internasional memang impian Zaskia sejak dulu.

" Disini aku bahkan tidak pernah bisa tidur karena memikirkanmu. Sedangkan disana kau malah asyik bersenang-senang." keluh Kendra kesal. Ia merasa seperti pria bodoh yang merana hanya karena seorang wanita.

Kendra teringat akan masa lalunya, begitu banyak wanita yang mengejarnya bahkan Zaskiapun merupakan salah satu diantara gadis-gadis itu.

Hanya saja, Kendra merasa Zaskia berbeda dengan wanita-wanita lain. Zaskia adalah gadis yang baik, gigih, pekerja keras dan selalu bersemangat.

Kendra merasa simpatik dengan perjuangan Zaskia dalam meniti kariernya. Bahkan setelah menikah, ia juga tetap mendukung dan mengizinkan Zaskia untuk tetap bernyanyi seperti sekarang.

Namun, setelah sampai dititik ini, ada rasa penyesalan dalam diri Kendra. Ternyata akibat obsesi Zaskia, wanita itu justru semakin melupakan arti penting sebuah keluarga. Zaskia melupakan keinginannya bersama Kendra untuk memiliki keluarga kecil dan anak-anak yang lucu di tengah-tengah mereka.

Kendra membuang kasar nafasnya, sebagai suami dirinya seakan tak dianggap lagi oleh Zaskia. Kepala Kendra semakin pusing memikirkan rumah tangganya yang begitu kacau sekarang.

***

Tok..Tok...Tok..

Tania telah mengetuk kamar Kendra berkali-kali. Akan tetapi, majikannya itu tak menyahut sama sekali.

Tania merasa cemas, ia takut terjadi apa-apa pada Kendra. Pasalnya, dari semalam ruang kerja Kendra tertutup dan tidak ada siapa-siapa disana hingga Tania tidak belajar tadi malam.

Dan sekarang, hari sudah cukup siang. Seharusnya Kendra bahkan sudah berangkat bekerja, tetapi pria itu belum menunjukkan batang hidungnya.

Taniapun tadi pagi mengecek garasi barangkali Tuannya sudah berangkat. Akan tetapi, enam buah mobil mewah milik pria itu masih berjajar rapi disana. Itu artinya Kendra masih berada di dalam rumah.

Tania mencoba memanggil kembali, tapi hasilnya masih tetap sama. Ragu-ragu ia memberanikan diri memutar gagang pintu kamar Kendra, seulas senyum tersungging di bibirnya kala menyadari pintu itu tidak dikunci.

Ia membuka sedikit daun pintu dan menyembulkan sebagian kepalanya. Netranya menangkap sosok pria yang tengah tidur diatas ranjang.

" KenapaTuan masih tidur jam segini? Pakai selimut lagi. Aneh sekali. " batinnya heran.

Tania kembali memaggil Kendra, ia takut terjadi sesuatu pada tuannya sebab wajah Kendra nampak pucat.

" Tuan? Maaf Tuan saya lancang. Tuan tidak berangkat ke kantor hari ini? " panggil Tania menaikan volume suaranya.

Kendra mulai membuka matanya yang sayu, ia seolah kehilangan tenaganya dan tubuhnya sendiri merasa kedinginan.

Tania segera memastikan keadaan Kendra, sepertinya pria itu sedang sakit.

" Astaga, Tuan. Badan anda panas sekali. " Tania kaget sekaligus panik merasakan suhu tubuh Kendra yang tinggi.

" Tuan, saya akan memanggil dokter supaya memeriksa keadaan anda. "

Tania hendak pergi, tetapi tangan Kendra seolah menahannya. Kendra menatap gadis itu sembari menggelengkan kepalanya.

" Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat. " ucapnya lemah.

" Tapi Tuan? Badan anda panas sekali. Manamungkin anda baik-baik saja." sanggah Tania cemas.

" Sudahlah cepat keluar dari sini. Aku bilang aku hanya perlu istirahat. Kalau kau mau membantu, ambilkan aku kotak obat yang ada diruang kerja. " perintah Kendra.

" Baik, Tuan. "

Tania segera menuju ruang kerja dan mengambil kotak obat yang diminta Kendra. Setelah menemukan apa yang ia cari, diapun kembali ke kamar majikannya.

" Ini, Tuan. "

Kendra membuka kotak obat dan mengambil salah satu tablet obat yang tersimpan disana.

Namun tiba-tiba, Tania mengambil obat itu dari tangannya.

" Anda harus makan terlebih dahulu, baru meminum obat ini. "

Kali ini Tania tak tinggal diam, ia tahu pria itu belum sarapan semenjak pagi.

Kendra hanya mendengus pasrah, tubuhnya terlalu lemah untuk berdebat kali ini.

Tania tersenyum simpul saat menyadari tak ada perlawanan dari sang majikan. Iapun segera turun ke bawah untuk menyiapkan semangkuk bubur hangat untuk Tuannya.

" Tuan. Ini buburnya sudah matang. Sekarang Tuan sarapan dulu ya? " ucapnya sembari tersenyum manis.

Tania tiba-tiba duduk ditepi ranjang Kendra hingga membuat pria itu sedikit gelisah, tetapi ia mencoba untuk bersikap sewajarnya.

" Ini Tuan, aaa..."

Kendra menggelengkan kepala saat mendengar aba-aba Tania yang hendak menyuapinya. Ia merasa canggung karena disuapi oleh orang asing.

" Tuan, mau makan sendiri? " tanya Tania menajamkan pandangannya.

" Aku tidak lapar. " jawab Kendra kembali menggelengkan kepalanya kembali.

Tania mencebik kesal, ia jadi teringat pada adik-adiknya ketika sakit. Dan menurutnya, Kendra seperti anak kecil yang harus dibujuk agar mau makan.

" Bukankah Tuan harus minum obat? Kalau Tuan tidak memakan buburnya, maka aku akan memanggil dokter kesini sekarang juga untuk memeriksa anda. Jadi lebih baik sekarang Tuan, aaa.."

" Bagus. Anak pintar. " senyumnya mengembang sempurna melihat Kendra memakan bubur yang ia suapi.

Kendra menatap senyum ceria diwajah Tania. Senyum gadis itu nampak begitu tulus, mengingatkan dirinya pada sosok Zaskia dahulu. Tanpa terasa ia menghabiskan semangkuk bubur yang ada ditangan Tania hingga tandas.Iapun segera meminum obat setelahnya.

Tania lega setidaknya perut Kendra telah terisi dan pria itu juga telah meminum obat.

" Baiklah, Tuan. Sekarang anda bisa beristirahat . Saya akan melanjutkan perkerjaan saya dibawah. "

Gadis itu hendak pergi, tetapi lagi-lagi Kendra menahannya.

" Bisakah kau menemaniku tidur disini. Aku butuh kehangatan. " pinta Kendra memelas.

Netra Tania membulat sempurna, ia takut pendengarannya yang bermasalah saat ini.

" A-apa maksud Tuan? Apa anda tidak salah bicara? " tanyanya gugup. Jangan tanyakan wajahnya yang sudah bersemu merah saat ini.

" Biasanya Zaskia akan memelukku jika aku sakit begini. Tetapi, sekarang dia tidak ada. Aku tidak tahu harus minta dipeluk siapa. Bukankah kau juga istriku? " jawab Kendra beralasan.

" Ayo. Cepat naiklah. " Kendra menepuk sebelah ranjangnya.

" Ta..tapi, Tuan." Tania bingung harus menjawab apa sekarang.

Namun, tanpa harus menunggu jawaban Tania, Kendra langsung menarik gadis itu hingga terjatuh diranjangnya dengan tubuh keduanya saling bertumpu.

" Kau mau naik sendiri atau aku yang akan memaksamu? "

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Kasih like koment rate n vote seikhlasnya buat karya terbaruku. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya😍