NovelToon NovelToon
Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:51.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.

Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.

Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYKB 12 Mencintaimu

Suami Yang Ku Benci (12)

" Ayah, pulangnya bawa oleh-oleh ya?" pinta Shila yang kini duduk di samping ayahnya.

Shaka duduk di sisi yang lainnya. Ketiganya sedang memperhatikan Saphira yang sedang membereskan pakaian Kaivan ke dalam koper.

Besok ia akan langsung ke luar kota bersama Desta sang asisten dan Sintya.

" Siap. Apapun keinginan Shila akan ayah kabulkan," jawab Kaivan.

" Sakha mau apa?,"

" Belikan buku baru saja," jawab Sakha yang tidak banyak meminta. Kalaupun minta, tidak jauh dari buku. Untuk menambah koleksi perpustakaan pribadinya.

Hari semakin malam, Shaka dan Shila masuk ke kamarnya masing-masing.

" Jangan terlalu memanjakan mereka,"ucap Saphira sambil mematikan lampu utama kamar dan menyisakan lampu tidur saja.

" Aku hanya ingin membahagiakan mereka. Aku bekerja pun untuk mereka dan untukmu," jawab Kaivan.

" Aku hanya tidak ingin anak-anak jadi banyak minta ini dan itu. Membahagiakan mereka boleh saja. Tapi, jangan sampai menjadikan mereka pribadi yang egois karena berpikir ayahnya akan memberikan apapun yang mereka inginkan.

Awalnya hal sepele, kedepannya bisa lebih besar lagi."

Kaivan menghela nafas. Ia terlalu bahagia dan ingin melakukan banyak hal karena merasa telah melewatkan enam tahun masa pertumbuhan mereka.

" Maaf kalau aku salah. Aku hanya merasa bersalah karena tidak ada di saat mereka lahir dan tumbuh sampai seperti sekarang,"

Jika membahas anak-anak, keduanya bisa kompak untuk diskusi sekalipun hanya berdua. Berbeda jika pembahasan sudah mengarah ke hubungan mereka berdua.

" Berapa hari disana?,"

" Mungkin tiga sampai empat hari. Kalau bisa lebih cepat lebih baik. Rasanya berat meninggalkan kalian," Kaivan merebahkan tubuhnya mencari posisi ternyaman.

Saphira hanya manggut-manggut.

Deg

Jantung Saphira berdetak begitu cepat. Desiran itu kembali terasa saat Kaivan memeluknya dari belakang. Posisi tidur Saphira memang membelakangi Kaivan. Ini posisi ternyaman Kaivan.

" Aku pasti merindukan kalian." bisiknya.

Saphira masih berperang dengan hatinya. Ia tidak ingin luluh dengan semua sikap manis Kaivan. Bagaimanapun rasa yang dulu ada tak pernah hilang hanya tertutup oleh kebencian saja.

" Hanya sebentar. Lagipula ada ponsel bisa telpon atau video call," jawab Saphira tidak merespon sedikit pun pelukan suaminya.

" Malam ini bolehkah?," tanya Kaivan. Tangannya sudah menyusup ke dalam atasan Saphira.

Saphira menahan suaranya. Ia tak ingin mudah tergoda. Walaupun suaranya sudah di ujung lidah.

" Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan," jawab Saphira sambil membalikkan tubuhnya.

Tak pernah sekalipun ia menolak ajakan suaminya. Apalagi Kaivan tak pernah memperlakukannya dengan kasar kecuali malam itu saja. Mungkin benar karena pengaruh 0bat.

Hingga akhirnya keduanya lelah dan Kaivan lah orang yang terlelap lebih dahulu.

Saphira memandangi wajah sang suami. Perlahan kebenciannya semakin samar. Semua yang Kaivan lakukan nyatanya menghancurkan benteng yang ia bangun secara perlahan.

" Tapi, apakah ini akan bertahan lama?,"

Saphira masih ragu akan cinta yang pernah Kaivan katakan. Ia masih menganggap itu hanya sebatas rasa tanggung jawab karena adanya si kembar.

Perlahan Saphira duduk dan membuka laci nakas untuk mengambil sesuatu dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

" Aku tidak mau hamil lagi. Aku takut apa yang ku alami dulu saat hamil terulang lagi,"

Trauma besar membekas dalam ingatan Saphira tentang kehamilan si kembar yang tidak menyenangkan. Karena ia berada dalam titik terendahnya.

...******...

" Jaga diri baik-baik ya selama aku pergi," pesan Kaivan.

Ia mengantarkan Saphira ke tempat orang tuanya setelah mengantar si kembar ke sekolah.

Selama keluar kota, Kaivan menitipkan istri dan anaknya pada orang tuanya. Ia terlalu khawatir meninggalkan mereka di rumah sendiri.

Padahal, Saphira tak masalah.

" Iya. Kamu juga," Kaivan tersenyum. Senang mendapatkan perhatian kecil dari istrinya tanpa ia minta.

" Perginya sama siapa saja, Van?" tanya Anin pada sang putra.

" Biasa, Bun. Sama Desta dan Sintya. Nanti paling bertemu rekan bisnisnya di sana. Kami berangkat masing-masing," jelas Kaivan.

Ada ketakutan tersendiri saat tahu Laura termasuk dari orang yang akan ikut ke luar kota. Feeling Saphira tidak baik.

" Jangan lupa pesan kamar beda lantai dengan sekretaris mu. Juga pesan satu kamar dengan dua bed saja dengan Desta,"

Kaivan tersenyum dan mengangguk. "Sesuai permintaan Bunda,"

Anin hanya khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dunia bisnis tidak bisa di prediksi.

...******...

Saphira memandangi anak-anaknya yang sedang bermain dengan kakek dan neneknya.

Shaka sedang bermain bola dengan Kenan dan Shila sedang bermain masak-masakan dengan Anin. Shila berperan sebagai koki dan neneknya pembeli.

Saphira senyum-senyum sendiri. Namun, terasa ada yang kurang. Biasanya jika sore sore seperti ini, ia akan sibuk di dapur menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

Semenjak pembantunya yang pulang kampung, ia akhirnya memasak untuk suaminya itu. Sampai saat ini saat bibi sudah kembali sekalipun.

Panjang umur, baru dipikirkan sudah muncul panggilan dari Kaivan.

" Assalamu'alaikum,"

" Wa'alaikumsalam. Kamu sedang apa?,"

" Melihat anak-anak bermain dengan kakek neneknya," jawab Saphira sambil mengalihkan tampilan ke kamera belakang menunjukkan aktivitas kedua anaknya.

" Mereka tampak sangat bahagia,"

" Ya. Tapi, setiap akan tidur tetap menanyakan ayahnya."

Kaivan terkekeh. Rutinitas sebelum tidur adalah melakukan video call dengan kedua anaknya sampai mereka tidur.

" Aku merindukan kalian. apalagi kamu. Tidak ada yang bisa aku peluk disini,"

Wajah Saphira memerah. Beruntung masih menggunakan kamera belakang hingga Kaivan tidak tahu.

" Hmm," Saphira hanya berdehem.

" Kamu tidak merindukanku?,"

" Biasa saja," jawab Saphira singkat bertolak belakang dengan kata hatinya.

" Pak, nanti kita akan makan malam dengan Pak Raja." terdengar suara Sintya mengingatkan jadwal Kaivan nanti malam.

" Ya, kamu atur saja,"

Tiba-tiba Saphira membayangkan suaminya makan malam dengan perempuan lain. bukankah disana ada Sintya dan juga Laura?

" Tidak jadi pulang hari ini?," tebak Saphira. Harusnya sore ini Kaivan menelponnya untuk memberitahukan kepulangannya. Tapi, apa yang ia dengar malah jadwal Kaivan untuk malam ini.

" Maaf, masih ada yang harus diselesaikan. Kemungkinan besok baru pulang."

" Oh begitu," Saphira sedikit kecewa dan itu tertangkap indra pendengaran Kaivan.

" Aku juga kecewa. Tapi, ini karena pekerjaan,"

" Aku tidak kecewa," elak Saphira.

Kaivan hanya terkekeh tahu sang istri berdusta.

" Nanti malam aku telpon lagi seperti biasa. Aku merindukanmu. I Love you. Assalamu'alaikum,"

Klik

Kaivan langsung menutup telponnya setelah mengungkapkan perasaannya. Ia tak mau Saphira menghancurkan suasana dengan luapan kekesalannya karena penyataan cintanya.

" Wa'alaikumsalam. Entahlah, hatiku berkhianat karena masih mencintaimu sampai saat ini." gumamnya.

Di sebrang sana, Kaivan merasakan debaran jantungnya. Ia seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta.

" ah, kalau saja aku bisa pulang saat ini juga,"

" Sabar, bos. Besok kita bisa pulang kalau semuanya selesai," jawab Desta sambil tersenyum sendiri melihat tingkah atasannya.

" Kenapa senyummu mencurigakan?,"

" Kamu lucu. Kalian seperti sepasang kekasih yang baru jatuh cinta. Padahal anak sudah dua," Desta terkekeh. Jika tidak di hadapan Karyawan, ia dan Kaivan akan berbicara santai. Sintya pengecualian.

" Ya, semakin hari aku malah semakin mencintainya,"

Sintya tersenyum kecut mendengarnya.

Apa kelebihan istrinya Pak Kaivan? Cantikan juga aku? Gerutunya dalam hati.

TBC

1
Nini Tuti
luar biasa
bunda DF 💞
💞💞
bunda DF 💞
kasian saphira
farah felany
Luar biasa
Isna mansur
keren...keren...seru bgt ceritanya..../Good//Good//Good/
Komang Diani
Luar biasa
Trimuntari Darwin
yessss
Trimuntari Darwin
thor udh selesai SYKB y kok timbul judul baru
Trimuntari Darwin
kalo gk ada flashback sempat bingung thor
lanjut thor
maya ayu
lanjut thoorrr👍👍
maya ayu
kaivan maksudnya thoorrr
maya ayu
thoorrr kok up nya lama sih thoorr?????
hansen
lanjut Thor
Aisyah farhana
nyesalnya telat bapak Hadi
Aisyah farhana
selalu hadir kak
Aisyah farhana
ini buru buru yahh kak banyak typonya mohon koreksi bacanya sedikit aneh jadinya tetep semangat ok
Aisyah farhana
harusnya logika dipakai ya para orang pintar tapi tidak cerdas obsesi itu hanya menjerumuskan Laura ayooo bisa lahhh
Aisyah farhana
apapun semoga yang terbaik buat kalian sekeluarga yahh
Angga Anggi
giman ceritanya ini, blom ktauan apa yg terjadi dgn Sintia ekh mlh kecrta lain
Aisyah farhana
ingatannya mundur yahh kak g apa apa lahhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!