Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. PERMINTAAN AYAH.
Pagi ini Rara sudah duduk di kursi meja makan, Rara menikmati sarapan yang di buat oleh sang ibu.
Ayah melirik sang Ibu lalu ia melirik putrinya yang sedang menyantap makanan.
‘’ Nak ‘’ Panggil Ayah meminum teh hangat sebelum beliau memulai pembicaraan.
‘’ Iyah Ayah ‘’ Jawab Rara sambil menoleh kearah sang Ayah.
‘’ Ayah sudah tidak muda lagi nak, Ayah ingin sebelum ayah tiada. Ayah bisa menjadi wali nikah kamu ‘’ Kata Ayah
Rara langsung berhenti mengunyah lalu ia menaruh sendok dan garpu ‘’ Ayah ngomong apa sih, Ayah akan sehat walafiat sampai nanti Rara punya suami dan anak ‘’ Kata Rara yang mulai tidak suka dengan ucapan sang Ayah.
‘’ Tapi kapan Nak? ‘’
‘’ Aku akan minta Riki untuk segera menikahiku jadi Ayah tidak perlu khawatir ‘’
‘’ Kalo begitu Ayah tunggu satu minggu lagi, jika dalam satu minggu Nak riki tidak kunjung melar kamu maka kamu harus setuju menikah dengan pilihan Ayah ‘’ Kata Ayah dengan nada tegas.
‘’ Ayah.. Ibu.. ‘’ Rengek Rara masa iya Rara harus menikah dengan pria yang tidak ia kenal.
‘’ Tidak ada bantahan Nak, kalo memang kekasih kamu itu serius ia pasti akan langsung datang dan menunjukan keseriusannya kepada kami ‘’ Jika sudah Ayah yang bebicara tidak akan bisa ada yang membantah.
Rara bangkit dari kursi meja makan ‘’ Aku akan buktikan jika Riki benar-benar serius sama Aku, Ayah ‘’Kata Rara yang langsung meninggalkan meja makan.
Ayah dan ibu melihat kepergian sang putri hanya bisa menggelengkan kepalanya.
‘’ Kenapa Ayah sangat keras sama Rara ‘’ Tegur ibu
‘’ Kalo tidak begitu kita tidak akan tau apa pria yang di kencani oleh putri kita itu serius apa tidak. Ayah juga sebenarnya tidak tega bersikap keras kepada putri kita tapi Ayah juga tidak ingin jika putri kita di permainkan oleh laki-laki ‘’ Kata Ayah
Ibu mengangguk paham ‘’ Jadi siapa calon yang akan ayah kenalkan sama putri kita? ‘’ Tanya Ibu
‘’ Loh, bukannya ibu yang sudah memiliki calon untuk putri kita ‘’ Kata Ayah kepada Ibu.
Ibu langsung paham lalu ibu tersenyum sumringah ‘’ Nanti siang Ibu mau main ke rumah jeng Dian ‘’ Ijin Ibu
‘’ Hm.. ‘’ Jawab Ayah singkat.
Sesampainya di tempat kerja Mood Rara masih jelek bahkan ketika temannya menyapa Rara hanya melengos begitu saja.
‘’ Kamu kenapa Ra? ‘’ Teman Rara
‘’ Moodku lagi jelek ‘’ Jawab Rara yang langsung bersiap.
‘’ Apa ini tentang kekasihmu itu lagi? ‘’ Tebaknya
Rara membuang nafas kasarnya ‘’ Tidak hanya tentang Riki, Aku juga lagi Bt sama Ayah ‘’ Keluh Rara
‘’ Tumben kamu bt sama Ayah, Ada Apa? ‘’ Teman Rara ini cukup kepo sehingga ingin tau apa saja yang sedang di alami oleh Rara.
‘’ Ya gitu lah, dah ya. Aku mau lanjut kerja ‘’ Kata Rara.
‘’ Iya ‘’ Jawabnya. Ada penasaran di hati teman rara karena ia tidak bisa mengetahui apa yang sudah membuat mood rara jelek.
Walaupun mood rara sedang tidak baik tapi Rara masih terlihat sopan dan ramah kepada para customer.
Jam sudah menunjukan jam makan siang namun lagi-lagi Rara tidak mendapatkan pesan dari sang kekasih bahkan nonya pun masih tidak aktip, membuat rara cemas karena semarah apapun Riki, Riki tidak akan mendiami Rara selama ini.
‘’ Sepertinya sepulang kerja aku harus ke rumah Riki ‘’ Gumam Rara.