NovelToon NovelToon
Bukan Orang Biasa

Bukan Orang Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kekasih misterius
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.4
Nama Author: Astri Reisya Utami

Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26.

"Ma" panggil ku saat aku menghampiri mama setelah sarapan dan semua orang pergi dan sekarang tinggal aku dan mama.

"Ada apa Erika? "tanya mama melirik ku sekilas lalu melanjutkan cuci piring nya.

" Mama tau di proyek ada masalah apa? "tanya lalu duduk di belakang mama.

Mama sempat menghentikan pergerakannya mungkin kaget kenapa aku bertanya seperti itu.

" Semalam saat aku akan panggil ayah dan bang Tara aku tak sengaja mendengar pembicaraan mereka"lanjut ku.

Mama pun menghentikan pekerjaannya lalu berbalik menatap ku. "Kita sebagai istri hanya bisa berdoa agar suami kita baik-baik saja. Untuk urusan pekerjaan biarkan mereka yang urus" ucap mama.

"Tapi ma, jika urusannya dengan bang Rusli aku gak tenang" ucap ku.

Mama pun duduk di samping ku lalu memegang tangan ku.

"Sebenarnya saat mama melihat mu datang mama gak setuju karena mama takut kamu kenapa-napa" ucapnya dengan lirih.

Aku tak membalas ucapan mama hanya menatapnya saja.

"Rusli berapa minggu lalu dia datang ke rumah dan dia marah-marah mencari kamu, dia juga mengancam keluarga kita jika dirinya akan membuat keluarga kita gak bahagia" lanjut mama.

"Lalu sekarang gimana?, aku takut ayah atau bang Tara kenapa-napa" ujar ku.

"Kamu percaya saja sama mereka, yang penting kamu jangan pernah keluar rumah sendiri tanpa suami kamu" pesan mama dan aku hanya mengangguk.

Aku memang tidak mendapatkan info akurat dari mama mungkin aku harus bertanya pada Alma karena hanya dia yang bisa jujur. Kebetulan hari ini Alma pulang lebih awal dan aku langsung menghampirinya untuk bertanya masalah apa yang sedang di hadapi keluarga ini.

"Kakak ngapain kesini? " tanya Alma saat aku membuka pintu kamarnya.

Aku pun mendekati Alma setelah menutup pintu dan duduk di tempat tidur.

"Kakak boleh tanya gak? " tanya ku.

"Iya apa ? " jawab nya.

"Mama bilang bang Rusli pernah datang kemari ya? "

"Iya kenapa? "

"Dia ngomong apa saja? "

Alma pun menceritakan jika setelah bang Rusli keluar dari penjara karena masalah tempo hari dia langsung datang ke rumah dan marah-marah mencari ku. Dia juga mengancam jika aku gak cerai dengan bang Tara dia akan membunuh bang Tara agar aku bisa kembali pada dirinya. Setelah satu bulan dia ngamuk di rumah dia mulai menjalankan aksinya dengan menghasut semua warga untuk menutup jalan menuju proyek agar semua warga dan mobil yang membawa barang ke proyek gak bisa masuk. Namun rencananya gagal karena bang Tara lebih pintar, namun tidak hanya disitu bang Rusli pun mulai membuat onar dengan membuat sekitar perumahan tidak aman yaitu dengan menyuruh anak buahnya mencuri motor. Namun lagi-lagi semua nya gagal karena bang Tara minta bantuan polisi untuk mencari pelaku pencurian. Yang membuat aku gak habis pikir dia melakukan segala cara untuk bisa menjatuhkan bang Tara dan proyek perumahan itu. Apa dia gak tau siapa yang sedang dia lawan saat ini. Alma juga memberitahu jika saat ini ayah dan bang Tara sedang membuat rencana agar bang Rusli bisa jera dan di tangkap polisi lagi yaitu dengan mencari bukti kejahatannya.

"Nah gitu kak" ujar Alma.

Aku pun terdiam memikirkan kejadian demi kejadian.

"Sekarang kakak kasih aku duit buat jajan karena sudah ngasih info akurat" lanjutnya sambil tersenyum.

Aku pun mengambil uang di saku ku lalu memberikannya pada Alma.

"Makasih kakak cantik" pujinya setelah di beri uang.

Aku pun keluar kamar Alma dan masuk ke kamar ku. Aku duduk termenung di kursi bekas meja belajar ku sambil melihat ke luar dimana pemandangannya hanya tanah kosong. Aku takut terjadi sesuatu dengan bang Tara atau pun ayah. Aku gak bisa berbuat apa-apa hanya bisa duduk diam di rumah.

Sorenya Ayah dan bang Tara pulang dan aku menyambutnya dengan senang karena akhirnya mereka pulang tanpa kurang apa pun.

"Kamu kenapa sayang? " tanya bang Tara sambil mengusap kepalaku. Padahal aku sudah pasang senyum ceria tapi bang Tara tetap tau jika aku sedang memikirkan sesuatu. Aku pun langsung pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan bang Tara. Aku masuk kamar dan bang Tara mengikutinya. Bang Tara menarik tangan ku dan aku langsung berbalik dengan wajah sedih karena sudah meneteskan air mata.

"Ada apa?, kamu cerita sama abang! " pintar nya.

"Aku takut bang" ucap ku lalu memeluk bang Tara.

Bang Tara tidak bertanya lagi dia membiarkan aku menangis karena jika sudah begini lebih baik aku puaskan menangis dulu baru nanti aku cerita.

Setelah merasa cukup bang Tara langsung melepaskan pelukannya dan menatap ku "Ada apa? ayo cerita! " ucapnya.

"Abang lagi berurusan dengan bang Rusli? " tanya ku.

Bang Tara tidak langsung menjawab dia menarik nafas dalam mungkin karena dia ketahuan bohong dan mungkin harus menceritakan semuanya pada ku.

"Dengar, ini urusan abang. Abang minta sama kamu jangan bertindak apa-apa pun biar abang yang selesaikan"beritahu nya.

" Tapi aku takut"bang Tara langsung menghentikan ucapan ku dengan telunjuknya di tempel di bibirku.

"Yang dia mau itu kamu, jika kamu bertindak sama saja dia merasa menang karena akhirnya kamu keluar" ucapnya.

"Sekarang kamu fokus ke calon anak kita jangan banyak pikiran. Urusan Rusli biar abang dan ayah yang urus. "lanjutnya.

Aku pun langsung memeluknya dan tak lupa mengecup bibirnya membuat bang Tara menahan ku dan dia langsung memperdalam sentuhan bibir ku.

Setelah makan malam tiba-tiba bang Tara di hubungi oleh penjaga proyek jika gudang kebakaran. Bang tara dan ayah langsung menuju proyek aku dan yang lain menunggu di rumah dengan gelisah. Satu jam, dua jam, tiga jam hingga tengah malam bang Tara dan ayah belum kembali membuat kami semua khawatir.

Namun tiba-tiba mang Udin tetangga rumah datang dan mengabari kami jika ayah dan bang Tara di bawa ke rumah sakit namun mang Udin tidak memberitahu kami kenapa mereka di bawa ke rumah sakit.

Aku, mama dan kak Bella pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan mereka beruntungnya kak Bella bisa bawa mobil karena belajar di tempat kerjanya.

Kami semua sampai di rumah sakit dan kami kaget saat melihat kondisi bang Tara yang luka-luka dan belum sadarkan diri. Kondisi Ayah pun lebih parah dari kondisi bang Tara.

"Ma" lirih ku. Tubuhku sudah lemas dan jika kak Bella tidak menahan ku aku sudah ambruk.

Aku menatap mama yang sama sedihnya seperti ku.

"Maafin Erika ma" lirih ku.

1
Suzaidah Zainuddin
Luar biasa
Suzaidah Zainuddin
Lumayan
Wartini
Luar biasa
Janah Selaluinginsetia
Biasa
Janah Selaluinginsetia
Kecewa
Ari Suci Ekawati
Luar biasa
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum ijin hadir ya thor
qiana shanum
Luar biasa
Normila Aspul Anwar
ceritax makin ngelantur
asterchamomile
*kamu
asterchamomile
*ruangan
asterchamomile
*kamu
asterchamomile
*jawab dulu
asterchamomile
*tidak
asterchamomile
*dulu
asterchamomile
*bang
asterchamomile
mungkin maksud kk *menunjukkan
asterchamomile
*membersihkan
asterchamomile
*kirim pesan
asterchamomile
*juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!