Seorang wanita Jawa yang tangguh walaupun berasal dari keluarga biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diah wresti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyakitkan
Matahari sudah menampakkan sinarnya walau masih malu-malu...suara muadzin sayup- sayup terdengar dari kejauhan mengumandangkan nada-nada indah ...memuja sang pencipta...burung - burung mulai bersenandung mencicit meramaikan suasana disekitarnya....Aku bangkit dari perpaduan yang memelukku semalam....gelap ...kelam kadang membuatku nyaman berada di pelukannya .... melupakan masa lalu yang selalu berputar dan membelenggu....masa lalu yang tak habis membuatku menahan hati...menahan rasa....dan berakhir dalam perjuangan panjang. Kubasuh muka dan anggota tubuhku...bersuci untuk mengadu mesra pada sang Khalik. Selesai melakukan kewajiban ku aku mulai melakukan rutinitas biasa...sebentar lagi ibu-ibu yang membantu ku akan datang ... Alhamdulillah mulai banyak pesanan makanan ringan yang kami olah...sudah mulai merambah ke kota lain... lumayan tabunganku...aku menyisihkan juga nanti untuk tuk sangu ibu-ibu yang membantu ku walau tidak sebesar THR para pekerja kantor atau pabrik setidaknya cukup lumayan apalagi sekarang wegah sudah tidak butuh biaya lagi...banyak bersyukur aku karena kehidupan yang diberikan Allah tidak seburuk yang aku bayangkan saat aku hamil tanpa suami....siang hari saat kmi bersendau gurau ada mobil yang aku kenal...dan membikin hatiku tak nyaman... apalagi yang mau dikatakan padaku...aku beranjak keluar karena kami yang didalam telah melihat ada yang datang.
" assalamualaikum"
" waalaikumsalam wr wb" kami serempak menjawab....Tepat dugaanku mas Yono datang lagi dengan banyak membawa buah tangan...aku persilahkan duduk...dan membiarkan oleh-oleh nya teronggok di "amben" atau tempat duduk dari bambu yang berada di teras rumahku.
" piye kabar mu An?"
" Alhamdulillah baik mas ...aku sehat"... jawabku lugas
Mas Yono tiba-tiba berdiri menghampiri ibu-ibu yang bekerja sambil berbisik - bisik menebak siapa laki-laki tampan walau sudah berumur yang datang ke rumahku
" lagi buat apa ini yu?"
" ini pak buat camilan ringan...ada kripik pisang...singkong...ketela..." bothe" jawab yu Umi...
" terus dijual kemana?"
" sampun wonten ingkang mendet pak"
" ooo sudah ada yang ambil....syukurlah ....bagaimana yu ingin besar nggak ini usahanya?"
" ya pingin pak tapi semua tergantung yu Ani" jawab mereka hampir serempak sambil melirik ku...aku hanya tersenyum dan meng angkat 2 jempolku....menandakan setuju.
" ya nanti saya bicarakan sama Bu Ani" kata mas Yono
" saya ke depan dulu nggih ...nyuwun Sewu ...mau ngobrol dulu dengan Bu Ani"
" inggih.... Monggo -monggo pak" jawab mereka hampir serempak. Aku membuntuti mas Yono dari belakang...masih banyak pertanyaan yang mungkin akan terjawab saat kami nanti berbicara.Setelah dia duduk dan yu Sri yang membantuku sudah menaruh camilan serta kopi...aku juga duduk didepannya berbatasan dengan meja. Mas Yono menatapku entah apa yang ada dipikirannya aku tidak bisa membacanya karena aku juga tidak menatap dia...selain tidak sopan juga aku meredam genderang yang ada di hati....sama genderang itu ...seperti beberapa puluh tahun yang lalu.
" kamu tetap cantik...dan semakin menarik" katanya
Aku diam...hanya menata hati tanpa berani menatap karena aku takut dia bisa membaca hatiku.
" kamu nggak kepingin usahamu menjadi besar?"
"siapa Lo mas yang tidak kepingin memperbesar usaha setiap pengusaha akan berusaha untuk itu"
" aku akan memberi mu modal "
Aku menatap nya tidak paham...
" maaf mas ...bukan menolak kebaikan mu tapi aku rasa sementara ini sudah cukup lumayan...sudah bisa jalan dn sudah cukup membayar teman-teman yang membantu disini ... dan aku bisa menyisihkan sedikit tabungan untuk hari tuaku nanti "
" tapi kalau ada modal lagi kan kamu bisa nambah alat atau beli kendaraan sendiri untuk pengiriman barang dan angkut bahan "
" pangapunten mas....saya merasa sementara ini tidak perlu dulu nanti saya tambah pusing" tolakku halus
dia menghela nafas kasar
" bertahun-tahun aku menyimpan rasa bersalahku padamu An....kamu tidak tahu betapa aku tersiksa"
aku tersenyum dan aku tak perlu menceritakan penderitaan ku...karena bagiku itu sudah masa lalu dan yang terpenting untukku adalah sekarang
" bantuanku anggap saja untuk mengganti tanggung jawab ku padamu dan anak kita yang selama ini belum aku berikan"
" pangapunten mas....dia anakku....walau aku juga tidak menolak kalau kmu adalah bapaknya "
" tetap keras kepala seperti dulu"
aku diam
" An...mungkin kamu tahu aku sudah berkeluarga...tapi rasa ini masih sama seperti dulu....hari ini aku melamar mu untuk jadi istriku"
Kuangkat kepalaku dan menatapnya kami saling menatap aku lihat kejujuran yang keluar dari pancaran sinar matanya.
" maaf mas....aku sudah cukup bahagia dengan keadaan ku sekarang.... buang jauh-jauh pikiranmu untuk memintaku menjadi istrimu"
" kebahagiaan ku ada padamu An....tidakkah kamu mau memberi kesempatan untukku dengan menebus kesalahanku Dimasa lalu?"
" menebus kesalahan tidak harus menikahiku mas....cukup seperti ini kamu datang dn minta maaf ....selesai sudah urusan kita " ucapku
" beri aku kesempatan An"
Aku tersenyum
" pernah sampean berfikir ...jika aku menerima permintaan sampean dengan menjadi istri...aku menyakiti kaum ku mas....dan cap ku akan menjadi perempuan perebut suami orang....maaf mas...aku masih belum sanggup untuk dihinakan lagi...karena masa lalu saat aku hamil tanpa ada suami sudah cukup bagiku...mohon maaf aku menolak keinginan mu"setelah berbicara aku meraup rakus oksigen disekitar aku isi penuh -penuh paru-paruku ingin melepaskan segala rasa yang ada.
Mas Yono hanya diam melihatku... sekarang aku berani menatap matanya semoga dia melihat dan dapat membaca dari mataku bahwa aku betul-betul tidak menginginkannya untuk jadi pendampingku
" apa ada pria lain yang kamu tunggu?" tanyanya penasaran
"tidak" jawabku lugas
" kenapa kamu tidak menolakku ?"
" aku tadi sudah mengatakan alasanku"
" hhhmmmm"
Dia menghembuskan nafas kasar.
" jadi kamu menolak aku?"
" ya"
Dia meminum kopi nya sekali teguk...mungkin untuk meredakan emosinya
" baik....aku terima alasanmu...tapi aku minta satu padamu...kapan kita bertemu dengan anak kita?"
" anakku mas .....nanti aku kabari..."
"baiklah..kalau itu keputusanmu....aku berharap nanti akan berubah"
aku hanya diam
* aku permisi ini kartu namaku...jika kamu nanti perlu sesuatu hubungi no yang tertulis disitu " dia menaruh kartu nama di meja...dia menatapku dalam...dan berdiri serta mulai melangkah...aku mengikuti smpai diteras...dan aku melihat dia masuk kemobilnya...dan agak lama mesin mobil itu menyala...bergerak mundur serta akhirnya melaju pergi.
aku masuk ke tempat teman-teman berproduksi camilan....mereka diam...aku tersenyum
" sepurone Yo Yu kalau sampean mendengar semua...aku rapopo...pancen wes lakone uripku"...terangku
" ora popo yu An....Kuwi mau bapakne Wegah ta?"
aku menggangguk
" loo bagus tenan ...kok sampean di rabi ra gelem?" kata yu Sri
" oalaaa Kowe iku piye to Sri...wes bener yu Ani ra gelem...nyapo wes cukup ngene wae...or usah duwe bojo...aku misal e koyo yu Ani Yo wes ora gelem...opo maneh Kuwi bojone uwong wedok liyo...wes bener sampean yu An....hebat...jempol 8 " terang yu Jum ...aku tersenyum
" kok jempol 8 yu...kan jempolmu mung 4?" tanya yu Sri
" Yo nyilih jempolmu 4 no" sambil tertawa yu Jum menjawab
akhirnya semua tertawa...dn kami kembali konsentrasi pada kegiatan kami... Maturnuwun Gusti.... panjenengan sampun mirengaken pandongo kulo....aku berkata dalam hati.