Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat toko sudah selesai ditutup,Raka menghampiri Sandra dan langsung mengajaknya kerumah yang ada disebelah tokonya.
"Gimana kamu udah siap." Tanya Raka.
"Insya Allah, Ka." Jawab Sandra sedikit gugup dan tegang.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju kerumah orang tua Raka. Nampak papa dan mamanya sedang duduk diruang tengah sambil menonton tv.
"Assalamualaikum pak,bu." Ucap Sandra mencium tangan mereka takzim seperti biasanya.
"Waalaikumsalam." Jawab mereka serentak.
"Ayo duduk sini nak." ajak mama Raka lembut.
Sandra perlahan menjatuhkan bokongnya di kursi sebelah mama Raka. Jantungnya berpacu cepat,rasa gugup membuatnya kurang nyaman.
"Pa..ma...Ada yang ingin Raka sampaikan!" Ujar Raka hati-hati.
"Ada apa nak,kayanya penting banget." Tanya pak Toni heran.
"Tapi janji papa dan mama ga boleh marah. Karna ini menyangkut masa depan aku." pungkas Raka dengan ekspresi serius.
Kedua orang tua Raka mengangguk dengan seulas senyum dan membenarkan posisi duduknya. Bersiap mendengar apa yang akan disampaikan putranya.
"Aku ingin meminta restu kalian,aku ingin menjadikan Sandra sebagai pendamping hidupku." pungkas Raka mantap.
JEDDAR
Kedua orang tua Raka terperanjat mendengar penuturan putranya. Sontak mereka saling berpandangan dengan rasa keterkejutan.
"A-apa papa ga salah dengar. "Ujar pak Toni tergagap.
"Iya pa...ma...Aku serius dengan ucapanku barusan. Tolong restu kami,aku sangat mencintai Sandra dan begitu sebaliknya. Aku tak mau membuang waktu dan membohongi perasaanku selama ini." Ujar Raka.
"Kalau mama terserah kamu saja nak,kamu tentu sudah memperhatikan sebelumnya. Kami sebagai orang tua ngikut saja,selama itu baik dan membuatmu bahagia." Ucap mama Raka terharu.
Raka dan Sandra bersitatap ada perasaan lega,akhirnya restu telah mereka dapatkan.
"Kapan kami bisa melamarmu nak?" Ujar mama Raka lembut.
"Insya Allah setelah aku wisuda aja bu. Mumpung bibiku juga ada disini." Jawab Sandra canggung.
Setelah berbincang sejenak,Sandra pamit undur diri pada kedua calon mertua.
"Maaf pak..bu...sudah malam,saya pamit undur diri."Ucap Sandra, berpamitan.
"Oh iya.Hati-hati dijalan ya nak. Biar Raka yang mengantarmu pulang." Ucap pak Toni dan diangguki oleh istrinya.
Sandra mengangguk hormat,mencium tangan kedua calon mertua secara takdzim. Lalu melangkah keluar mengikuti Raka yang sudah duduk di jok motornya.
Wajah keduanya nampak bahagia,senyum tak pernah lepas dari bibir mereka. Tak terasa motor tersebut telah sampai ditempat tujuan karna jaraknya memang sangat dekat rumah Raka.
"Sudah sampai. Makasih ya ,Ka." Ucap Sandra malu-malu.
"Iya calon istri ." Goda Raka. Wajah Sandra merona mendengar kata calon istri. Semburan warna merah dikedua pipinya semakin terlihat.
"Udah malam lebih baik kamu pulang saja." Sandra berusaha menetralisir hatinya.
"Jadi ngusir nih ceritanya." Raka pura-pura merajuk.
"Bukan gitu Ka,ga enak diliat orang.Takut fitnah." Ujar Sandra ga enak hati.
"Iya...iya. Aku pulang dulu ya. Mimpiiin aku ya sayang." kelakar Raka yang membuat gadis itu tersipu.
"Apaan sih. Udah sono pulang." ujar Sandra tambah malu di goda oleh Raka
Sandra memandang kepergian Raka hingga menghilang dari pandangan. Lalu masuk kedalam ruamhnya dengan perasaan bahagia.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
coba bikin rido berpaling biar tau rasa
kl kayak gini kasian ridho dah tulus nerima dia yg jendes ternyata imbal balik nya kayak gini. nyesel dulu nyatuin Sandra dng ridho. ridho berhak dpt yg lbih baik yg gk tamak oleh harta. demi dpt harta bnyak tp mlh mengabaikan kluarga.
pdhl ada satu kalimat kejarlah akhirat mk dunia akan mengikuti.
pantas Sandra gk sukses sukses msih sibuk kerja krn dia yg di uber cm dunia nya. ambisi sukses tnp mengkikut kan akhiratnya.