Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian pranikah
H-3
Pernikahan Griffin dan Veroya..
Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa pernikahan Griffin dan Veroya sudah berada di depan mata. Tiga hari lagi, di Berlin, Jerman, akan diadakan sebuah pesta pernikahan mewah dua keluarga besar. Keluarga Vogt dan Cassano, dua keluarga yang memiliki sejarah panjang.
Pesta pernikahan ini, rencananya akan diadakan di dua negara, Jerman dan Italia. Sengaja dibuat seperti itu karena baik Keluarga Vogt maupun Cassano ingin merayakan pesta pernikahan putra dan putri mereka dengan mewah.
Jika di Berlin nanti pesta akan diadakan di Capitol Yard Golf Lounge yang terletak di pusat kota Berlin. Outdoor wedding party diadakan di sepanjang sungai Spree dengan pemandangan yang indah dari The Oberbaum Bridge.
Sedangkan di Italia nanti, pesta pernikahan akan di adakan di sebuah kapal pesiar besar milik keluarga de Niels. Pesta di kapal pesiar ini akan diadakan selama tiga hari dua malam, dimana kapal pesiar akan berlayar di laut Mediterania. Kapal pesiar yang bisa menampung tiga ribu penumpang itu, akan membawa sekitar 1500 tamu undangan dari keluarga de Niels.
Waktu pernikahan yang tinggal tiga hari lagi, membuat semua anggota keluarga de Niels sudah berada di Berlin. Mereka menginap di hotel milik salah satu kerabat keluarga Vogt. Kamar hotel dengan fasilitas mewah, sengaja di booking untuk semua anggota keluarga de Niels.
Pagi ini, mereka pun berkumpul untuk sarapan bersama di restoran hotel, sembari berbincang masalah persiapan pernikahan Griffin dan Veroya. Restoran di hotel ini sampai penuh oleh anggota keluarga de Niels dan keluarga Vogt.
" Mana calon pengantin kita? Baik calon pengantin pria dan wanita, kenapa keduanya kompak tidak ada di sini? " tanya Alarice, salah seorang kerabat dekat keluarga Vogt yang juga merupakan istri dari pemilik hotel tempat keluarga de Niels menginap.
" Benar juga... Kemana perginya dua orang itu ya? Tadi aku tak sengaja melihat mereka keluar bersama dari restoran. " Hanabi baru ingat tadi sempat berpapasan dengan Griffin dan Veroya saat dia masuk ke dalam restoran.
" Biarkan saja.. Mungkin mereka butuh waktu berdua untuk membahas tentang pernikahan ini. Mereka kan jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing. " ujar Ceena menanggapi dua temannya.
" Ceena benar.. Mereka pasti perlu membahas tentang banyak hal sebelum hari pernikahan mereka tiba. " Hanabi membenarkan ucapan Ceena.
Apa yang dikatakan tiga wanita dewasa ini memang benar, Griffin dan Veroya memang sedang berbincang masalah serius tentang pernikahan mereka untuk ke depannya. Banyak hal yang perlu mereka bicarakan, karena tujuan mereka menikah memang tidak sama seperti pasangan lainnya tapi keduanya ingin hasil akhir yang sama.
Mereka ingin pernikahan sekali seumur hidup, yang mana hal ini menjadi cukup sulit lantaran tujuan awal mereka menikah memang bukan karena cinta, tapi karena kerja sama yang saling menguntungkan. Maka dari itu, Veroya berpikir jika dia menginginkan perjanjian pranikah untuk melindungi haknya sebagai istri Griffin di masa depan.
Veroya mengajak Griffin ke tempat yang lebih private, dimana hanya ada mereka berdua saja. Kamar pribadi milik Veroya yang ada di hotel ini adalah tempat yang dipilih Veroya untuk membahas pernikahannya dengan Griffin. Di kamar ini keamanan sangat terjamin dan pastinya sangat private.
" Apa tujuan mu membawa ku kemari? " tanya Griffin.
" Ada yang perlu kita bahas.. Aku ingin kita membuat perjanjian pranikah sebelum tiga hari lagi pernikahan kita digelar. " ujar Veroya terdengar serius.
" Aku ingin perjanjian ini disahkan oleh pengacara. Jadi, ada hukum yang terikat dengan perjanjian ini. " alis Griffin terangkat sebelah. Cukup tertarik dengan pembicaraan kali ini.
" Katakan!! " Griffin menyandarkan tubuhnya di sofa yang dia duduki, menantikan Veroya mengatakan apa saja yang dia inginkan untuk tertulis di perjanjian pernikahan.
Tidak buruk juga, ide dari Veroya ini, meski Griffin yakin jika ide ini tidak murni berasal dari calon istrinya. Pasti, ada seseorang yang mengajarkan pada Veroya untuk membuat perjanjian pranikah dengannya. Griffin bisa menebak, siapa orang yang ada dibalik ide perjanjian pranikah ini.
" Aku memiliki tiga syarat.. Tidak akan memberatkan kita berdua. " Veroya menyodorkan sebuah kertas yang sudah berisi tiga syarat yang dia ucapkan barusan.
" Kau bisa menuliskan tambahan di bawahnya dan kita akan menandatangani perjanjian ini di atas materai. Setelahnya, aku akan meminta pengacara ku untuk mengesahkan perjanjian. " lanjutnya.
Griffin membaca dengan cermat tulisan tangan Veroya di kertas perjanjian pranikah yang ada di tangannya. Dahi Griffin berkerut dalam saat membaca beberapa hal yang membuatnya tak percaya jika hal semacam ini bisa masuk ke dalam perjanjian pranikah. Tapi namanya saja Veroya, jelas pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa.
" Tidak ada pihak ketiga dalam pernikahan kita.. Pihak kedua yang disini adalah aku wajib memberikan laporan keberadaan dan aktifitas dengan menyertakan PAP setiap satu jam sekali.. Semua keputusan dalam pernikahan ini atas dasar pemikiran dua kepala dan dilarang ada rahasia didalam pernikahan ini.. " Griffin membaca tiga poin syarat dari Veroya.
" Kau yakin menulis hal ini? Apa ini syarat kedua? " Griffin bertanya dengan nada tak percaya.
" Memangnya kenapa? Tidak berat kan? " Veroya tak mengerti kenapa Griffin mempertanyakan persyaratan keduanya.
" Perjanjian pranikah biasanya membicarakan tentang pembagian harta setelah menikah.. Lalu apa ini? Kau meminta ku melakukan PAP setiap satu jam sekali, kau gila?? " Veroya memberengut.
" Aku tidak semiskin itu sehingga mengharapkan harta bersama ya. " Veroya berujar kesal.
Dia putri keluarga Vogt, keluarga bangsawan Jerman sekaligus salah satu keluarga old money yang tersisa di dunia ini. Harta benda bukan prioritas utamanya karena dia sudah memiliki semua itu. Justru yang membuat Veroya takut adalah Griffin yang akan kecantol wanita lain setelah mereka menikah nanti.
" Sudahlah... Jangan banyak protes!! Kau tinggal tulis apa syarat dari mu lalu tanda tangan disini. " Veroya menunjuk ke sudut kanan kertas perjanjian yang baru saja Griffin letakan di meja yang memisahkan posisi duduk mereka.
" Ck.. " Griffin berdecak. Lama-lama, dia bisa tertular penyakit aneh calon istrinya ini.
Malas berdebat hal tak penting, Griffin pun menuliskan saja apa yang dijadikan syarat sesuai keinginan Veroya. Kalau boleh jujur, sebenarnya Griffin hanya menulis asal saja di atas kertas perjanjian ini. Menurutnya, ini terlalu konyol untuk disebut sebagian perjanjian pra nikah.
Dua syarat, hanya itu yang Griffin tulis dan langsung menandatanganinya. Anggap saja semua sudah beres dan biarkan saja Veroya melakukan apapun yang membuat wanita ini senang. Dengan begitu, dia tidak akan merengek dan mengganggu Griffin lagi setelah ini.
" Menurut apapun yang kau katakan dan jangan berisik? " Veroya membaca dua syarat dari Griffin dengan wajah yang keruh.
" Perjanjian macam apa ini? " dia pun melempar kertas itu di depan Griffin. Rasanya, dia seperti dipermainkan saja oleh calon suaminya itu.
" Itu syarat dari ku. Bukankah kau bilang tidak merisaukan soal harta? Jadi tidak ada yang perlu kita tulis soal pembagian harta. " terang Griffin tak ingin dibantah.
Veroya melirik kesal ke arah Griffin. Tidak ingin jika nantinya dia yang rugi, Veroya secara khusus menambahkan satu syarat lagi di dalam perjanjian pranikah itu tanpa memberitahukan apa yang dia tulis di sana. Yang penting Griffin sudah tanda tangan, masalah nanti dia Terima atau tidak yang penting surat perjanjian ini sudah sah di mata hukum.
' Hehe... Ingin membodohi ku? Tidak semudah itu, King.. ' batin Veroya tersenyum puas.