Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baikan
Pagi hari di Korea, pukul 04.00 di Korea dan pukul 02.00 di Indonesia. Al Jovano terbangun oleh alarm subuhnya, matanya berkedip lalu membulat dengan terkejutnya saat menatap jam dinding kamarnya.
"Astaghfirullah!!! Aaaah, kenapa bisa sudah pagi, ayshhhh gak jadi video Call lama-lama. " Ucap Al Jovano begitu tersadar, semalam niatnya ingin merebahkan tubuh sejenak setelah Isyak sembari menunggu baterai handphone nya benar-benar penuh, namun sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya, karena dirinya justru tertidur hingga subuh hari.
"Astaghfirullah, aku kenapa bisa ketiduran sih??? Ckkk ayshhhh!! " Al Jovano kesal namun bangkit dan mencoba berjalan perlahan menuju kamar mandinya, Al Jovano sudah lakukan ini setiap kali bangun subuh semenjak Zea kembali ke Indonesia, progres tubuhnya sejak itu sudah semakin membaik, namun dirinya tak menceritakan ke siapa pun, dia ingin menunggu tubuhnya mampu hingga berlari.
Al Jovano keluar dari kamar mandi lalu melaksanakan shalat subuh, subuh yang berbeda kali ini karena setiap salam tak melihat wajah bidadari yang mampu menundukkan perasaannya.
Al Jovano sengaja tidak menelfon Zea karena di Indonesia masih malam sekali jadi Al Jovano memilih berlatih berjalan mengitari ranjangnya hingga tubuhnya berkeringat dan kakinya mulai kelelahan.
Lelah berlatih berjalan Al Jovano pun mulai meminum air putih yang selalu tersedia di dalam kamarnya, Infus water yang sama seperti Zea, gadis itu mengajari dirinya untuk rutin meminum minuman itu agar meski lelah tubuhnya segera segar dan bugar.
Usai merasa lebih segar Al Jovano kembali ke ranjangnya, lalu meraih handphone miliknya, memeriksa panggilan dan pesan kemudian Al Jovano di buat terkejut dengan pesan Zea. Al Jovano merutuki dirinya sendiri karena kemarin tidak segera membuka handphone juga melakukan panggilan untuk Zea.
📨"Allllll!!!!! Kamu lukis apaan begitu???? Astagaaa, awas saja kalau mata kamu gak bisa di kondisikan!!!! " Pesan dari Zea ini di sertai foto lukisan Kim Nana yang Al Jovano buat. Al Jovano membaca pesan itu sambil meraup wajahnya panik.
📨" Allllll!!!! Balas!!!! Apa iya harus melukis wanita begitu???? kamu mau setiap lukisan kamu jadi bahan bakar buat bakar tubuh kamu di neraka??? " Bulu kuduknya merinding saat membaca pesan ini bagaimana istrinya mengatai lukisan buatannya sebagai bahan bakar neraka.
📨"Hayyyy brondong, kemana kau??? sengaja tidak mau mengangkat telfon ku???" Pesan berikutnya makin membuta Al Jovano sesak nafas membayangkan bagaimana wajah istrinya itu saat mengirimi pesan.
📨"Allllllll😤😤😠😡😡😡😡🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬"
📨"Allll!!! Kamu hutang penjelasan besok pagi jam 5 aku tunggu penjelasanmu, kalau tidak aku gak mau balik ke Korea!!! Bodo amat. "
"Astagaaa, mati aku. Zea salah marah besar!! " Al Jovano mengacak rambutnya kesal lalu menghubungi nomor Zea dengan dada yang berdetak luar biasa.
Panggilan Al Jovano berkali-kali belum juga di angkat, Al Jovano semakin takut dan khawatir Zea berpikir yang tidak-tidak terhadapnya.
"Sayang, please angkat dong!!! " Al Jovano berujar sambil terus mencoba menghubungi Zea dengan perasaan takut yang luar biasa, Zea tak pernah main-main dengan keputusan dan rasa kecewanya.
"Yang!!! Ckkkk angkat dong!!! " Al Jovano sudah melakukan panggilan hampir dua puluh kali namun tak juga di angkat, Al Jovano pun memilih menghubungi Oma Nani karena tak kunjung di angkat.
"Assalamualaikum, Oma??? " Salam Al Jovano begitu panggilan di angkat.
"Zea kemana ya Oma??? " Tanya Al Jovano langsung saja setelah mendengar suara dari Oma mertuanya.
"Zea tidak pulang Al, dia di rumah sakit dari semalam. " Jawab Oma Nani membuat Al Jovano sedikit lega, berarti Zea sedang bersama Ayahnya saat ini bukan karena marah padanya.
***
Di Rumah Sakit Indonesia, tempat Ayah Haris di rawat Zea tengah menyuapi Ayahnya. Zea menyuapi dengan telaten, Zea menyuapi sembari menunggu Kak Intan dan suaminya datang.
"Yah, Lekas pulih. " Ucap Zea menatap Ayah Haris dengan penuh harap.
"Maaf, bagaimana kabar Al??? " Tanya Ayah Haris sambil tersenyum menatap Zea.
"Dia sakit Rindu Yah, Aku ingin kembali ke Korea, lekas sembuh dan kembali ke perusahaan, atau kau gabungkan saja perusahaan Ayah dengan Kak Intan. Banyak tikus di sana, aku lelah mengurusnya, Aku ingin fokus pada kuliah S2 ku di Korea, setelah itu aku ingin membuka perusahaan kecantikan dan kliniknya." Ucap Zea memohon pada Ayahnya.
"Maaf sayang, Ayah telah membuatmu berpisah dengan suamimu. " Ucap Ayah Haris merasa bersalah.
Tak lama kemudian Zea selesai menyuapi Ayahnya lalu meraih ponsel yang dia charger di sofa, banyak panggilan dari Al Jovano yang tak dia dengar karena handphonenya dia silent.
Dering berikutnya Zea dengar dan angkat, mood kesalnya kembali saat mengangkat panggilan itu, Zea melihat wajah panik dari suami brondongnya.
"Sayangggg, Maaf, Jangan marah. " Ucap Al Jovano tanpa salam membuat Zea geleng kepala.
"Assalamualaikum! " Tegur Zea meski hatinya kesal pada pemuda yang mengacaukan pikiran dan hatinya itu.
"Walaikumsayangggg, Sumpah aku gak ada apa-apa sama Kim Nana, aku cuma melukis dia sebagai kado untuk pacarnya. " Jelas Al Jovano membaut Zea tak habis pikir bagaimana brondong menyebalkan itu menjawab salamnya seperti itu.
"Ckkkk, Kamu udah lihat apanya aja??? " Zea menatap dengan wajah cemberutnya.
"Apa sih kok mikirnya begitu, tubuhnya gak akan menggoyahkan iman aku sayang. Gak percaya tanya sama Seo Jin. " Jelas Al Jovano menarik nafasnya frustasi.
"Bohong, kamu lukisnya jangan aneh-aneh gitu deh! Ingat ya Al, aku gak mau dapet nafkah dari kamu lukis wanita apa lagi sampai lukis wanita tanpa sehelai penutup!!! Awas aku bakar ruang lukis kamu, biar kamu gak bisa lukis lagi!!! " Omel Zea yang membuat ludah Al Jovano tercekat.
"Ya Maaf, tapi kalau wanitanya normal gak kaya Kim Nana boleh ya?? " Mohon Al Jovano merajuk.
"Serah!" Jawab Zea malas.
"Yanggg, udah marahnya, kangennnn. Senyum dulu dong, kamu udah janji loh kemarin mau cium aku mana??? " Tanya Al Jovano membuat Zea heran sama bocah di layar itu bagaimana bisa berpikir demikian saat di rumah sakit.
"Al, Aku sama Ayah Loh di rumah sakit. Kamu gak malu??? " Tanya Zea kesal dengan sikap Al Jovano yang vulgar begitu, membuat pipinya memerah malu, apa lagi saat Ayah Haris menatap ke arahnya sambil tersenyum.
"Kagak, Biarin Aja. Biar Ayah tau menantu brondongnya gak main-main sayangnya sama anaknya." Jawab Al Jovano percaya diri, membuat Zea menahan malunya sendirian.
"Udah ih, Aku masih marah. Jangan Minta aneh-aneh. Kita masih belum baikan. " Ucap Zea jual mahal karena masih kesal.
"Aaaaa, Sayang, sumpah Demi Allah mata ini hanya terisi olehmu. Ok janji, ini yang terakhir dan pertama aku lukis wanita lain. Maaf, Ya??? Please, Udah ya??? Aku makin sedih loh udah jauh masih marahan." Ucap Al Jovano lengkap dengan ekspresi sedihnya membuat Zea akhirnya mengalah dan mengangguk meski masih sedikit kesal.
"Saranghae, Gomawo. " Ucap Al Jovano membuat simbol hati dan berkedip membuat Zea geli dan ingin tersenyum pada Al Jovano.
"Iiiihhhh, jadi kangennnn." Batin Zea di tahan dalam hati.
***
Up lagi, jangan lupa like dan komentar ya🙏🙏🙏
Dukung selalu karya Zea dan Al😍😍😍
semoga alka memang kk nya Al jadi dia msh punya kluarga