Bagaimana sih seru nya menjadi princes Jihaen Mayleen yang sangat di sayangi oleh empat kakak laki-laki nya yang semua nya adalah pangeran super tampan?
Bagaimana pula kalau pangeran Richard Erling sang pria masalalu Jihaen yang belum selesai malah muncul lagi namun sebagai tunangan Mheyrina sepupu nya Jihaen?
Jihaen cantik,pintar seorang puteri raja pada kenyataan nya kisah cinta nya tak seberuntung kehidupan nya..
Santai dulu gak sih sama novel satu ini
Sebelum merilis novel selanjut nya, kayak nya autor mau santai dulu sama novel yang ringan ini
yuk mampir di novel yang ke-16
Royal Princes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♡ LIA Lestari ♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Royal Princes Chap 10
Malam hari di balkon kamar nya prince Yudhistira seperti nya sedang menelepon nona Reinara. Mereka sudah terbiasa bercakap-cakap dengan durasi lama dan mereka sangat nyambung juga.
Di pertengahan percakapan tiba-tiba Yudhistira bertanya pada Reinara..
"Apakah suatu hari di masa depan nanti kau siap menjadi penerus Ratu di kerajaan Nirven?" tanya Yudhistira, ia menyebutkan nama kerajaan milik mereka yang sudah turun temurun selama beberapa abad dari para pendahulu di masa lampau
Reinara tentu saja kaget, kenapa tiba-tiba Yudhistira mengatakan hal semengejutkan ini. Reinara tidak bodoh..kesimpulan nya jika ia menjadi penerus ratu Nirven itu artinya..dia..,belum selesai otak nya berfikir lebih lanjut, Yudhistira sudah lebih dulu berkata
"Dalam waktu dekat aku akan melamar mu, mari kita menikah saja" kata Yudhistira
Bukan kepalang lagi Reinara kaget sekali lagi di buat nya. apakah Yudhistira hanya sedang menggoda nya apalagi ini lewat ponsel
"seharus nya dua hari lagi akan datang penawaran resmi itu ke kediaman gubernur, namun seperti nya aku tak sabar lagi untuk memberitahu mu" kata Yudhistira dengan nada yang mulai genit
"Yudhistira tunggu dulu" Reinara tidak tau mau berkata apa...
"kenapa? apa kau tidak senang berjodoh dengan ku?" tanya Yudhistira cepat, ia sangat kecewa jika benar Reinara menolak nya
"bukan..bukan begitu, tapi aku sangat terkejut" kata Reinara buru-buru karena takut keburu menyinggung Yudhistira
"apa kau tidak menyukai ku?" tanya Yudhistira pelan..ia sebetul nya sangat yakin kalau Reinara juga menyukai nya sama seperti ia yang sangat menyukai Reinara sejak lama... tapi ia juga merasa sedikit takut
"aku.." Reinara merasa malu juga untuk mengaku, ia kebingungan
"kau senang kan kalau aku melamar mu?" cecar Yudhistira menukar pertanyaan nya
"..iya.." jawab Reinara hampir tak terdengar
Sebetul nya di seberang telepon sana, telapak tangan Reinara sudah terasa dingin. Ia merasa apakah ini mimpi? Jika memang ini adalah mimpi maka please jangan bangun dulu
Walau jawaban Reinara hampir tak terdengar, tentu saja telinga Yudhistira bisa menangkap nya. Ia terasa ingin melompat sampai ke langit-langit kamar nya yang sangat tinggi tersebut.
Setelah memulihkan kecanggungan beberapa saat mereka pun kembali berbincang mengenai topik lain yang lebih nyaman dan jelas topik yang nggak bikin muka memerah seperti barusan tadi
Beberapa saat mereka mengakhiri telepon nya dan berpamitan dengan hangat seperti biasa nya mereka yang sudah-sudah
visual pangeran Yudhistira (27)
Reinara
Keesokan hari nya Jihaen kaget karena Reinara menemui nya buru-buru setelah ia baru saja keluar dari pameran singkat lukisan di museum tengah kota.
"Reinara..kau datang tiba-tiba kenapa tidak menelepon ku dulu?" Jihaen sangat kaget
"ini sangat darurat" Reinara segera menyeret Jihaen ke bangku panjang yang berada di depan museum, ia memaksa Jihaen duduk bersama nya
"ada apa..?" Jihaen makin sangat terkejut, memang nya ada hal apa yang begitu darurat dan menegangkan nya.
"kakak pertama mu..Yudhistira..dia ingin melamar ku" kata Reinara dengan raut panik
Jihaen memang pernah mendengar ini kemarin tapi ternyata itu sudah mulai akan di lakukan, tapi ia heran kenapa Reinara begitu panik
"kenapa kau panik? harus nya kau senang kan..bukan nya kau juga suka sama kakak pertama ku?" tanya Jihaen meneliti mimik muka Reinara yang sangat halus putih dan bersih nan glowing itu..
"aku..bukan masalah panik nya. Aku terlalu senang Jihaen,maka nya aku jadi seperti ini" kata Reinara dengan ekspresi merajuk
"aku kesal pada mu" Reinara memukul ringan lengan Jihaen namun rasa nya perih juga di kulit Jihaen hingga gadis ini ber-au dengan spontan
"Au..!! ishhh..sakit tau" keluh Jihaen. Mereka sama-sama ramping, jadi mungkin tulang ketemu tulang hasil nya perih-perih pedes saat ketampar gitu
"kenapa lagi kau kesal pada ku? Bukan nya kesenengan ya kalau akan menikah dengan pria yang di sukai sejak lama" goda Jihaen jahil
"kesal dong aku, coba kamu kasih tau aku lebih awal..jadi nya aku gak perlu kaget lagi kan ih.." Reinara masih manyun dalam rajukan nya
"aku juga gak tau di setujui dengan cepat, aku juga baru dengar kemarin..itu pun sudah menjelang malam.. aku capek dan langsung tidur jadi tak sempat sekedar menelepon untuk bergosip dengan mu" kata Jihaen jujur. di tambah lagi Jihaen kesal kalau harus melihat ponsel dengan ada nya si pengganggu seperti Richard Erling itu.
"bersenang-senang lah, lelaki yang kau sukai akan menjadi milikmu seutuh nya. aku juga adalah orang yang paling ber-bahagia untuk kalian...kakak ku dan sahabat ku bersatu tentu aku merasa paling senang sampai mau menari di atas pagar" kata Jihaen melucu
Tentu saja Reinara juga senang , hanya saja sejak awal ia tak menduga kalau Yudhistira akan memilih nya dari sekian banyak wanita populer di kota Gorlina
"kau tau sendiri kan sejak awal aku memang sayang pada Yudhistira namun aku tak pernah berfikir untuk menjadi pemilik nya, ku kira ia juga hanya menganggap ku sebagai teman yang paling ia suka tapi tidak sampai menginginkan jadi istri juga. Ini sangat mengagetkan ku sekaligus bahagia.." mata Reinara berkaca-kaca
"awal nya aku hanya merasa terus menjadi sahabat nya saja itu sudah sangat lebih dari cukup..aku akan melihat nya hidup bahagia dengan pasangan nya aku sangat senang.., ini benar-benar mimpi terindah di alam nyata" lanjut Reinara lagi
Jihaen terkejut juga, ia memang tau kalau Reinara menyukai kakak Yudhistira sejak lama,tapi ia tak mengira perasaan nya ternyata sangat tulus dan dalam.
Melihat hal ini, Jihaen merasa kelak Yudhistira akan bahagia karena ada wanita yang sangat cantik nan sempurna ini begitu mencintai nya dengan sangat manis dan mengagumkan
"Rei..kalau semisal nya kejadian bukan seperti ini tapi kak Yudhistira menikah dengan wanita lain bagaimana?" Jihaen paling suka jahil
"kalau itu sebelum ini maka aku akan berbesar hati dan tabah. tapi sekarang seperti nya aku tak akan melepaskan nya sampai kapan pun.., aku akan menjerat dan melilit nya seperti seekor ular naga yang besar" kata Reinara mantap. Jihaen tertawa..
"Baiklah karena hari ini kita sedang senang, bagaimana kalau kita pergi makan di luar?" tawar Reinara antusias
"dan memanggil hiburan dengan sedikit minuman yang menyenangkan agar bisa menari bersama beberapa pria tampan..." tambah Jihaen
"tidak ada...dasar, kau ini puteri apa nya? tidak bisa menjaga sikap yang manis. dasar pemabuk...! tunggu aku menjadi kakak ipar mu aku akan memukul mu kalau kau berani bermain-main dengan hal seperti itu.." kesal Reinara
Jihaen hanya menggoda nya, ia pun kalau datang ke tempat seperti itu benar-benar hanya ikut teman-teman nya dan menonton permainan dengan hal yang menarik di tempat hiburan tersebut. yang mana permainan itu di lakukan beberapa kenalan dari puteri puteri pejabat yang memang suka bersenang-senang.