Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Bertemu Ayah dan Ibu
"Akhirmya kamu pulang juga, Nak. Ibu kangen," ucap Ibu. Air mata jatuh membasahi pipinya yang mulai keriput.
Farhan memeluk ibunya. Tangisnya juga ikut pecah dalam dekapan wanita yang telah melahirkan dia ke dunia ini.
Ayah hanya melihat keduanya dan setelah itu perhatiannya tertuju pada Rachel. Merasa diperhatikan wanita itu tersenyum dan mendekati Ustadz Hakim, lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Namun, uluran tangannya tidak di sambut, pria paruh baya itu hanya merapatkan kedua tangannya di depan dada.
Rachel yang belum mengerti, beranggapan ayahnya Farhan tidak mau menerima uluran tangannya menjadi sedih. Farhan yang melihat itu, melepaskan pelukan pada ibunya.
"Ayah, Ibu, kenalkan ini Rachel istriku," ucap Farhan.
Ayah dan ibu tampak kaget mendengar ucapan putranya itu. Mereka serempak memandang ke arah Rachel.
"Maaf Ayah, Ibu, aku tidak mengatakan tentang pernikahanku ini," ucap Farhan dengan menundukkan kepalanya.
Wanita itu lalu mendekati Ibu Nur dan mengulurkan tangan dengan ragu, takut tidak diterima. Namun, di luar dugaan, Ibu Nur memeluk Rachel. Hingga dia menjadi kaget. Lalu membalas pelukan ibunya Farhan.
Setelah cukup lama saling berpelukan, ibu Farhan melepaskan pelukan. Menangkup wajah Rachel dengan kedua tangannya.
"Cantik sekali kamu, Nak!" ucap Ibu Nur. Rachel tersenyum menanggapi ucapan wanita paruh baya itu.
"Ibu juga sangat cantik," ucap Rachel dengan tersenyum. Ibu Nur lalu memeluk Rachel kembali. Farhan memandangi interaksi keduanya tanpa kedip. Lagi-lagi semua di luar dugaan pria itu. Ibunya ternyata bisa menerima wanita itu dengan baik.
"Mandilah, setelah itu kita solat berjamaah ke mesjid," ucap Ibu Nur.
"Aku masih malu solat berjamaah di mesjid, Bu!" jawab Rachel pelan.
"Kenapa malu?" tanya Ibu dengan nada keheranan.
"Solatku belum benar. Aku baru belajar sekitar dua minggu ini, Bu," ucap Rachel.
Ayah dan Ibu tampak kaget mendengar ucapan Rachel. Mereka saling berpandangan. Saat Farhan ingin bicara, tampak ayah membuka suara sehingga dia mengurungkan niatnya. Farhan membiarkan ayah yang bicara terlebih dahulu.
"Apa sebelumnya kamu tidak pernah solat?" tanya ayahnya Farhan.
"Maaf, Pak. Aku mualaf," ujar Rachel pelan.
Kedua orang tua Farhan kembali kaget mendengar ucapan wanita itu. Ibu lalu memeluk Rachel lagi.
"Masyaallah ...." Ayah dan ibu Farhan serempak mengucapkan kata.
Ibu makin mempererat pelukannya. Mengecup kedua pipi wanita itu. Melihat sambutan Ibu Nur yang hangat, tangis Rachel pecah dalam dekapan wanita paruh baya itu.
"Nanti kita solat jemaah di rumah saja. Ayah saja yang ke mesjid karena beliau imam mesjid. Biar Farhan yang menjadi imam kita di rumah," ucap Ibu Nur.
Rachel mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak menyangka akan diterima dengan baik seperti ini. Bukan saja Rachel yang keheranan, tapi juga Farhan.
"Tampaknya ibu menyukai Rachel. Sambutannya sangat berbeda saat dia pertama kali bertemu Andin. Apa kelebihan Rachel? Apa kekurangan dan kesalahan Andin sehingga ibu tidak menerimanya dengan tangan terbuka seperti ini!" ucap Farhan dalam hatinya.
"Farhan, bawa Rachel ke kamarmu. Dia pasti capek. Lagi pula sudah mau magrib. Mandilah kalian berdua dulu," ucap Ibu Nur.
Farhan yang masih tampak kaget berdiri dari duduknya dan mengajak Rachel ke kamar dia. Tidak lupa Farhan mengangkat koper berisi pakaian mereka berdua.
Sampai di dalam kamar, Rachel langsung memeluk suaminya itu. Kembali tangisnya pecah di dada pria itu.
"Sayang, kamu telah membuatku jatuh cinta dari awal pertemuan kita, tapi kini setelah kamu menjadi suamiku, aku jatuh cinta padamu setiap saat dan berkali-kali. Aku mencintaimu setinggi mungkin, sejauh yang aku bisa lihat, hingga tak terbatas dan lebih jauh. Dari hari ini hingga hari-hari terakhir kita, kamu adalah milikku dan aku milikmu. Kamu bukan hanya memberikan aku cinta, tapi juga kehangatan sebuah keluarga," ucap Rachel.
Farhan tidak menjawab ucapan Rachel. Dia hanya mengusap kepala istrinya itu, karena sebenarnya dia tidak pernah memberikan cintanya. Semua hanya perasaan Rachel seorang.
"Aku ingin hubungan kita di dunia ini berakhir bahagia, jika kita harus berpisah pun kuharap bukan karena orang ketiga atau adanya perbedaan. Tapi aku ingin kita berpisah ketika aku tak bisa berdiri dan tak sanggup bernapas lagi untukmu. Ucapan terima kasih tak cukup untuk kuucapkan, karena kamu lebih berharga dari apapun, Mas. Sekali lagi terima kasih Mas," ujar Rachel lagi.
...****************...