• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran
Setelah melakukan pergulatan panas yang benar-benar menguras energi, Ken segera membenahi pakaiannya lalu turun ke bawah. Dan Maurin pun menyusul, mereka berdua duduk di meja makan, siap untuk menyantap makan siang bersama.
Hanya tinggal Zoya saja yang belum turun. Tidak biasanya anak itu bersikap seperti ini, apa mungkin Zoya marah? Batin Maurin sambil menghela nafas. Hingga beberapa saat mereka menunggu, Zoya benar-benar tidak memperlihatkan batang hidungnya.
Akhirnya Maurin yang merasa tak enak hati, meminta izin pada Ken untuk memanggil Zoya terlebih dahulu. Dan memberi pengertian yang kesekian kalinya pada gadis itu.
"Ken, aku panggil Zoya dulu yah. Kalau kamu mau makan, makanlah dulu. Kamu tidak perlu menungguku," ucap Maurin seraya mengecup sekilas pipi Ken. dan semua itu hanya dijawab anggukan oleh pria lajang itu.
Maurin naik ke lantai dua dengan cukup tergesa, di mana kamar Zoya berada. Tak sampai lama, dia sudah sampai dan langsung mengetuk pintu kamar putrinya itu.
Tok tok tok
"Zoy, kenapa belum turun juga? Ayo kita makan siang bersama," ajak Maurin dengan sedikit berteriak.
Namun, Maurin tidak mendapat jawaban apapun. Sementara di dalam sana, Zoya masih mengepalkan tangannya kuat. Karena dia begitu kesal dengan ibunya. Bahkan suara-suara laknat itu masih terngiang di telinganya.
Maurin mencoba membuka pintu kamar Zoya, tetapi tidak berhasil karena kamar tersebut dikunci dari dalam. Maurin mendesah kecil. "Zoya apa-apaan ini, Nak? Kenapa pintunya dikunci?"
Zoya melayangkan tatapannya pada kenop yang berputar. Lalu dengan geram dia memukul ranjang untuk menguapkan kekesalan. "Mommy tidak perlu mengurusi Zoya, Mommy urusi saja Daddy Ken." Ujarnya tak kalah berteriak.
Mendengar itu, Maurin sangat yakin bahwa putrinya itu tengah marah padanya akibat kejadian tadi. Namun, memarahi Zoya bukanlah jalan terbaik.
"Zoy, apa yang kamu katakan? Tolong jangan seperti anak kecil, kamu ini sudah dewasa, jadi please, come on baby! Jangan buat mommy memarahimu." Balas Maurin.
"Terserah, Mommy mau marah sekalipun Zoya tidak peduli. Pokoknya Zoya ingin pergi dari rumah ini." Zoya tak kalah memekik, dia benar-benar sudah sangat muak dengan sikap sang ibu yang selalu mementingkan perasaannya sendiri.
"Zoya sudah berapa kali mommy bilang padamu. Mommy tidak akan meninggalkan mansion ini, apalagi meninggalkan Daddy Ken!" Tegas Maurin, menolak keras ucapan putrinya itu.
Mendengar itu, mengalir lah air mata Zoya, seperti mendapat hantaman keras di dadanya. Bahwa sang ibu lebih memilih tinggal dengan seorang lelaki yang menjadikan dia budak na*sunya.
"Lagi pula asal kamu tahu, Daddy Ken itu orang baik, kalau kamu tidak mau makan, terserah. Sepertinya aku sudah terlalu memanjakanmu, hingga kamu membangkang seperti ini!" Maurin yang sudah tak bisa menahan emosinya akhirnya pergi meninggalkan kamar Zoya.
Dadanya naik turun karena menahan sesak. Selama ini dia bertahan, hanya karena ingin kehidupan Zoya lebih baik, tapi Zoya seakan tidak mengerti.
Di dalam kamar Zoya semakin menangis. Ibunya benar-benar seperti tidak peduli padanya. Dia membuang seluruh yang ada di atas ranjang sambil memaki.
"Mommy sudah tidak menyayangiku!"
Hingga dari arah luar sana, terdengar sebuah teriakan. Zoya langsung menghentikan amukannya, demi memastikan pemilik suara itu adalah sang ibu. "Mommy." Lirihnya.
Zoya segera berlari dan membuka kunci pintu dengan tergesa-gesa. Dia hendak menapaki anak tangga. Namun, alangkah terkejutnya saat dia melihat sang ibu, yang sudah terkapar tak sadarkan diri, bersimbah darah dalam pelukan Ken.
"Mommy!!!"