NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Marica

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Hariz

Sudah beberapa hari Aluna masih bersikap dingin kepada Hariz, Mona, dan juga Sandra. Hariz pun tidak berani menegur sang istri sebab ia sadar dirinya yang salah dalam hal ini. Namun semakin lama Hariz menjadi tidak tahan, ia mencoba membujuk Aluna.

Pagi hari saat Aluna sedang bersiap untuk pergi, Hariz mendatangi Aluna, mencoba untuk bicara dengan sang istri.

"Aluna … apa yang bisa membuat kamu maafin aku dan keluargaku?" tanya Hariz.

Aluna yang sedang bersiap pun hanya melirik sekilas ke arah Hariz tanpa mengeluarkan suara lantas kembali berkutat dengan aktivitasnya. Hari itu adalah hari yang sangat panting bagi Aluna. Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya butiknya akan dibuka untuk umum. Kabar baiknya adalah belum sepenuhnya butiknya buka, pelanggan lamanya sudah menyerbu Aluna untuk dibuatkan barang sesuai desain yang mereka inginkan. Itu artinya dirinya akan begitu sibuk dan ia tidak ingin masalah kecil mengganggunya.

"Aluna … please talk to me." Hariz dibuat frustasi oleh diamnya sang istri.

"Aku sudah maafin kamu, mama, dan juga adik kamu. Kamu tenang saja," ucap Aluna dingin.

"Tapi sikapmu masih dingin padaku, Aluna. Kamu benar-benar berubah," keluh Hariz.

Aluna yang sedang bercermin berbalik menatap Hariz yang sedang berdiri beberapa langkah di hadapannya. "Orang bisa berubah sesuai keadaan, Mas. Dan kalian berhasil membuat aku jadi seperti ini."

"Aku benar-benar minta maaf, Sayang." Hariz berjalan mendekati Aluna mencoba untuk memberikan pelukan, tetapi Aluna menghindarinya. "Aluna … tolong stay di rumah. Jadi Aluna yang dulu."

"Maksudmu aku jadi pembantu lagi di rumah ini?" sindir Aluna.

"Bukan begitu, Aluna," tampik Hariz.

"Lantas apa, Mas?" tanya Aluna.

"Aluna … Aku akan perbaiki semuanya. Aku akan kembalikan semua hak kamu. Kita mulai dari awal lagi ya," bujuk Hariz. "Rumah ini kacau tanpa kamu," sambungnya.

"Hidupku juga kacau karena orang tuaku tiada, Mas. Bisakah kamu menghidupkan kembali kedua orang tuaku?" tekan Aluna.

"Kamu tahu itu tidak akan mungkin," ucap Hariz.

"Aku tahu. Kalau begitu biarkan aku bekerja. Mungkin dengan ini aku bisa menerima kematian mereka. Aku hanya ingin supaya aku tidak berlarut dalam kesedihan," debat Aluna.

"Sayang … tolonglah tetap di rumah seperti dulu," mohon Hariz.

"Aku akan tetap di rumah jika ibu dan adik kamu tinggalkan rumah ini," tawar Aluna.

"Tapi mereka —" Sebelum Hariz menyelesaikan ucapannya Aluna lebih dulu memotongnya.

"Aku tahu kamu tidak akan bisa menyuruh mereka untuk pergi. Tapi aku juga yakin, saat aku tetap di rumah mereka tidak akan pernah bersikap baik padaku," potong Aluna. "Jadi pilihan kamu cuma ada satu, biarkan aku bekerja."

"Aluna —" Lagi-lagi ucapan Haris dipotong oleh Aluna.

"Mas, kali ini aku mau egois. Sudah cukup bagiku mengalah selama ini," sela Aluna.

Hariz diam tidak langsung menjawab ia berpikir sejenak. Sampai pada akhirnya hari menyetujui permintaan Aluna. "Baiklah kamu boleh bekerja. Tapi aku tidak mau jika karena bekerja, kamu sampai lupa dengan tanggung jawabmu sebagai seorang istri," peringat Hariz.

"Tanggung jawab?" Aluna tertawa merasa kata-kata Hariz adalah sebuah lelucon. Lantas Aluna kembali berbalik berjalan mendekat dan berhenti beberapa langkah dari Hariz. "Bagaimana aku bisa bertanggung jawab atas kamu dan rumah ini? Bukankah kamu sudah melimpahkan semua tanggung jawab itu kepada ibu kamu. Jika kamu merasa rumah ini menjadi kacau itu bukan menjadi tanggung jawabku lagi."

Setelah mengatakan kalimat itu Aluna keluar dari kamar berjalan menuruni anak tangga dengan langkah anggun. Bersyukur ibu mertua dan adik iparnya tidak terlihat membuat Aluna sedikit merasa lega. Setidaknya tidak ada perdebatan.

Aluna berjalan ke meja makan, tidak ada apapun di sana. Ia pun pergi ke dapur membuka lemari pendingin hanya ada beberapa lembar roti, susu, dan juga selai cokelat lantas membawanya ke meja makan.

Tidak lama Haris pun datang duduk bersama di meja makan dalam diam. Hanya berdua, jujur saja Aluna merasa rindu dengan situasi itu. Andai saja adik dan ibu mertuanya bisa bersikap seperti mendiang ayah mertuanya mungkin mereka bisa menjadi satu keluarga yang bahagia.

"Hanya ada roti. Kamu mau?" tanya Aluna membuka obrolan.

"Apapun," jawab Hariz.

"Baiklah, aku akan buatkan kopi untukmu dulu." Aluna menggeser kursi ke belakang lantas kembali pergi ke dapur.

Di dapur Aluna mengisi panci dengan air, lantas meletakkannya di atas kompor. Aluna menekan tombol untuk menyalakan pemanasnya. Sambil menunggu air itu mendidih Aluna menuang kopi di cangkir kecil berwarna putih lalu mencampurnya dengan gula. Setelah air mendidih Aluna menuangkannya ke dalam cangkir, mengaduknya, lantas membawanya ke meja makan.

"Ini kopinya." Aluna meletakkan secangkir kopi ke hadapan Hariz.

Aluna duduk kembali di tempat semula kemudian menghidangkan roti ke piring Hariz. "Ini untukmu."

"Terima kasih," ucap Hariz disambut anggukkan oleh Aluna.

"Hmmm," gumam Aluna. Ia juga mengoleskan selai cokelat ke roti untuk dirinya sendiri.

Setelah itu hening mengambil alih suasana, mereka sama-sama terdiam hanya fokus pada sarapan mereka.

"Hari ini aku tidak ke kantor," ucap Hariz membuka obrolan.

"Kenapa?" tanya Aluna mendongak melihat ke arah Hariz.

"Hari ini pembukaan butik kamu, kan? Aku temani kamu," jawab Hariz. "Kamu tidak keberatan, kan?" tanya Hariz.

"Tidak," jawab Aluna. "Tapi apa tidak akan menganggu pekerjaanmu? Bukankah selama ini kamu selalu marah saat aku menganggu pekerjaanmu?" tanya balik Aluna setengah menyindir Hariz.

"Aluna …." Hariz meraih tangan Aluna lalu mengenggamnya. "Aku sudah katakan, kita akan perbaiki semuanya. Tolong kasih aku kesempatan, Sayang," pinta Hariz.

Aluna menarik tangannya yang digenggaman oleh Hariz. "Aku butuh bukti, Mas. Bukan sekedar omongan."

"Aku akan buktikan padamu," tekad Hariz. "Baiklah, selesaikan sarapanmu. Kita berangkat sama-sama," suruh Hariz dibalas senyuman oleh Aluna.

Keduanya kembali melanjutkan sarapan didampingi obrolan kecil. Saat suasana mulai nyaman datanglah Mona dan Sandra yang berhasil membuat suasana hati Aluna kembali buruk. Hariz mengenggam tangan Aluna memberikan isyarat jika semuanya akan baik-baik saja.

Aluna berdecih saat melihat penampilan ibu mertua dan adik iparnya, jelas sekali jika mereka baru saja bangun tidur.

"Mana sarapan untuk kami?" tanya Sandra sembari menarik kursi untuk ia dudukki.

"Sebelum bertanya sarapan, setidaknya cuci wajahmu," ejek Aluna.

"Tidak ada urusannya dengan kamu. Yang makan itu mulutku bukan wajahku," ucap Sandra.

"Dasar jorok," batin Aluna.

"Kenapa tidak ada apapun di sini? Mana sarapan untuk kami?" Omel Mona. "Jadi istri tidak becus sekali," makinya.

"Kenapa Mama bertanya padaku. Harusnya Mama bertanya pada diri Mama sendiri. Keuangan rumah ini Mama yang pegang, bukan?" balas Aluna.

"Kamu —" Ucapan Mona langsung disela oleh Hariz.

"Cukup, Ma. Mulai sekarang Aluna yang akan pegang keuangan rumah ini lagi," sela Hariz.

"Tapi, Hariz —"

Hariz mengangkat tangannya menunjukkan telapak tangannya pada sang ibu. "Ini sudah menjadi keputusan Hariz, Ma. Hariz rasa Aluna lebih tepat mengelolanya."

"Hariz —"

"Sayang, ayo kita pergi." Hariz berdiri lebih dulu lantas meraih tangan Aluna. Mereka pun pergi dari tempat itu.

Aluna melihat ke arah ibu mertua dan adik iparnya lantas mengerlingkan satu matanya serta menunjukkan senyum kemenangan.

1
>AY<
kalau itu rumahnya aluna, kenapa ortunya kemarin ngontrak ya
>AY<
alhamdulillah ya Allah, rezeki 🤭
📧🇮🇩
knp lbh pinter sandra ya
📧🇮🇩
syukurin km elsa
📧🇮🇩
typo nama nya tor
Dewi Dama
susunan kalimat dan kata2..juga bagus...
Weli Telaumbanua
elgar anaknya arleta🤭
Mur Lina
Tanggal yang cantik dari Aithor🤣🤣🤣
Mur Lina
Author se7kalau Elgar sama Alina
Mur Lina
Mudah2an ada cinta segiempat bukan segitiga 🤣🤣🤣
Titik Mutmainah
aku suka wanita yg mau melawan bila ditindas apalagi yg sdh keterlaluan jgn diam aja krn mrk akan semakin dholim
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
gimana sih anya wkwk walopun misal aluna pulang emang aluna ga bisa nanya langsung ke suami nya atau suami nya bisa aja nanya kenapa ga jadi ke kantor, lagian telinga sm mata nya elgar dimana2, kalopun isteri nya ga ngadu ada lili yg bisa ngadu, udah ah ga bakat jd pelakor 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ih oma ternyata nakal yg pas muda nya wkwk 🤭😂✌️
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
oma masih mending aluna dong bekas tp kan jelas pernah di nikahin suami nya drpd clara udah ga di nikahin di bekasin sm suami ibu nya sendiri 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
yaalah kocak bgt 🤣 dimana2 kalo selingkuh itu sama yg lebih muda, lah ini seumuran ibu nya wkwk kenapa ga sekalian sama ibu sendiri nya aja kalo gt 😩 eh jangan ding dosa nya doble mana nanti pas lagi enak2 bingung manggilnya sayang apa mama 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heh jamblang lu ngerti ga yg nama nya hak menerima dan menolak tawaran, kalo lu ngajak ya itu hak lu orang lain mau nerima sm enggak ya hak dia, kenapa jd ngatain isteri ga becus, kenapa ga lu langsung aja yg hubungi perusahaan bramantyo kalo emang lu butuh bgt 😏😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
sebenernya curhat ke lawan jenis gini ga di sarankan apalagi udah soal rumah tangga slnya banyak yg dari curhat gini awal dr deket sampe selingkuh tp kayaknya emang plot nya si aluna sama si elgar jd gapapa wkwk kayaknya si hariz juga selengki sama camelia 😂
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ya siapa suruh ga ngasih duit ke isteri wkwk giliran isteri di anggap utang ke orang lain kamu malu 😂 harga diri suami padahal dilihat dr isteri nya terawat enggak wkwk
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ngakak sama typoan ini, Rania nanya ke diri sendiri ini? 🤣
Gula kapas: makasih kakak, nanti tak cus Revisi 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
keluarga gendeng bisa2 nya suami liburan isteri nya di tinggal, mana pas kedukaan kayak gini, semoga keluarga suami nya cepet pulang


kepangkuan yg Maha Kuasa ✌️🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!