Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.
Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.
Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Sekte
Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, Liu Han dan Li Cao akhirnya kembali ke Sekte Pedang Langit. Saat mereka mendekati gerbang sekte, suasana di pelataran luar terasa berbeda. Ada bisik-bisik di antara para murid, dan hampir semua mata tertuju pada Liu Han. Namun, bukan tatapan biasa—melainkan tatapan penuh permusuhan dan ketidakpercayaan.
Li Cao yang berjalan di samping Liu Han memperhatikan suasana ini dan berbisik. “Saudara Liu, kau merasa ada yang aneh?”
Liu Han mengangguk perlahan, meskipun wajahnya tetap tenang. “Ya, sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu.”
Bisikan-bisikan semakin terdengar jelas ketika mereka berjalan melewati kerumunan murid.
“Itu dia, murid baru yang katanya menantang seluruh aliansi pelataran luar.”
“Berani sekali. Apa dia pikir dia siapa?”
“Katanya dia bahkan memukuli Zhou Yi tanpa alasan. Apa dia ingin memonopoli sekte ini?”
Liu Han mendengarkan dengan alis yang sedikit mengernyit. Dia tidak pernah menantang siapa pun kecuali Zhou Yi yang datang padanya lebih dulu.
Li Cao juga mulai kesal mendengar fitnah yang dilemparkan pada Liu Han. “Saudara Liu, ini pasti ulah Zhou Yi dan kelompoknya. Mereka menyebarkan rumor untuk membuat semua orang membencimu.”
Liu Han tersenyum tipis, meskipun matanya menyiratkan ketenangan yang berbahaya. “Biarkan saja. Jika mereka hanya bisa bicara tanpa bukti, itu tidak masalah. Tapi jika mereka bertindak, aku akan menghadapi mereka.”
Saat Liu Han dan Li Cao memasuki wilayah pelataran luar, suasana semakin tegang. Beberapa murid bahkan mundur untuk memberi jalan, tetapi tatapan mereka tetap penuh dengan kebencian.
Di tengah lapangan latihan, seorang pemuda dengan tubuh kekar dan aura Flowing Qi lapisan keenam berdiri menunggu. Di sekelilingnya ada sekelompok murid lain, yang tampaknya adalah bagian dari aliansi besar pelataran luar.
“Itu Sun Ye,” bisik Li Cao dengan nada khawatir. “Dia salah satu pemimpin aliansi terbesar di pelataran luar. Jika dia bergerak, ini akan menjadi masalah besar.”
Sun Ye melangkah maju, menatap Liu Han dengan tatapan tajam. “Kau pasti Liu Han,” katanya dengan suara berat. “Murid baru yang katanya berani menantang seluruh aliansi di pelataran luar.”
Liu Han berhenti berjalan, menatap Sun Ye dengan tenang. “Aku tidak tahu dari mana rumor itu berasal, tapi aku tidak pernah menantang siapa pun. Jika kau mendengar itu dari Zhou Yi, maka kau telah dibohongi.”
Sun Ye tertawa dingin. “Zhou Yi memang menyebarkan berita itu, tapi apa yang kau lakukan padanya? Kau memukulnya di depan murid-murid lain, mempermalukan aliansi kami. Kau pikir kami akan diam saja?”
“Dia yang datang padaku lebih dulu,” jawab Liu Han, suaranya tetap tenang tetapi penuh tekanan. “Aku hanya membela diriku sendiri.”
“Cukup alasan!” bentak Sun Ye. “Jika kau ingin bertahan di pelataran luar, kau harus tahu aturannya. Hari ini aku akan mengajarimu pelajaran!”
Murid-murid lain segera membuat lingkaran di sekitar mereka, memberikan ruang untuk pertarungan. Sun Ye mengeluarkan pedang besar dari cincin penyimpanannya, aura Flowing Qi memancar dengan kuat dari tubuhnya.
Li Cao melangkah maju dengan cemas. “Saudara Liu, kau tidak harus melakukannya. Kita bisa melaporkan ini ke tetua sekte.”
Liu Han mengangkat tangan, menghentikan Li Cao. “Tidak apa-apa, Saudara Li. Jika aku terus menghindar, mereka akan berpikir aku lemah.”
Dia melangkah maju, berdiri di tengah lingkaran, menatap Sun Ye dengan dingin. “Kalau begitu, tunjukkan padaku apa yang kau punya.”
Sun Ye tidak menunggu lebih lama. Dengan teriakan keras, dia meluncurkan serangan pertama, pedangnya bergerak seperti badai yang mengarah ke Liu Han.
Liu Han mengaktifkan Langkah Matahari Emas dalam sekejap, tubuhnya menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul di sisi Sun Ye. Dengan gerakan cepat, dia melayangkan serangan horizontal, memaksa Sun Ye mundur beberapa langkah.
“Apa?!” Sun Ye terkejut dengan kecepatan Liu Han. “Teknik pergerakan tingkat tinggi?”
Liu Han tidak memberinya waktu untuk berpikir. Dengan serangan-serangan cepat, dia terus menekan Sun Ye, membuatnya kesulitan mempertahankan posisi. Meski Sun Ye mencoba menyerang balik, setiap serangannya meleset, sementara Liu Han terus menghantamnya dengan tebasan energi emas.
Pertarungan berlangsung sengit, tetapi dalam waktu singkat, Sun Ye jatuh ke tanah, pedangnya terlepas dari genggamannya.
Liu Han berdiri di atasnya, pedangnya diarahkan ke leher Sun Ye. “Kalau ini belum cukup mengajarmu, aku bisa melanjutkan.”
Sun Ye, dengan wajah penuh rasa malu dan kemarahan, menggelengkan kepala. “Aku menyerah.”
Liu Han menurunkan pedangnya, lalu menatap para murid yang menonton. “Jika ada yang ingin menantangku lagi, aku tidak akan lari. Tapi aku juga tidak akan mentolerir fitnah atau ancaman. Pastikan kalian tahu siapa yang benar sebelum bertindak.”
Murid-murid di sekeliling terdiam, tidak ada yang berani menatap langsung ke matanya. Bahkan mereka yang sebelumnya memandangnya dengan kebencian sekarang tampak ragu dan cemas.
Li Cao mendekat, menepuk bahu Liu Han. “Saudara Liu, kau benar-benar luar biasa. Aku rasa rumor tentangmu akan berubah setelah ini.”
Liu Han tersenyum tipis. “Biarkan mereka berpikir apa yang mereka mau. Aku hanya ingin melanjutkan jalanku.”
Dengan kemenangan ini, Liu Han tidak hanya membela dirinya, tetapi juga mulai menancapkan pengaruhnya di pelataran luar. Namun, dia tahu bahwa ini hanyalah awal, dan tantangan yang lebih besar pasti akan datang.
Setelah kerumunan bubar dan suasana pelataran luar kembali tenang, Liu Han dan Li Cao memutuskan untuk melanjutkan tujuan awal mereka—melaporkan penyelesaian misi di Aula Tugas. Mereka berjalan beriringan, dengan Li Cao terlihat sedikit lebih santai setelah apa yang baru saja terjadi.
“Saudara Liu, kau tahu, aku masih tidak percaya kau mengalahkan Sun Ye dengan begitu mudah,” kata Li Cao sambil tersenyum kagum.
Liu Han menggelengkan kepala. “Itu bukan hal yang mudah, Saudara Li. Tapi aku tahu, jika kita terus fokus pada tujuan kita, hal seperti ini hanya akan menjadi batu loncatan.”
Li Cao tertawa kecil. “Batu loncatan, ya? Kalau begitu, aku harus berlatih lebih keras. Aku tidak ingin terus tertinggal darimu.”
Mereka tiba di Aula Tugas, tempat yang ramai seperti biasanya dengan murid pelataran luar yang sibuk memilih misi baru atau melaporkan hasil kerja mereka. Liu Han dan Li Cao menuju ke meja besar di tengah aula, di mana seorang pelayan sekte duduk di belakangnya, mencatat laporan misi.
“Liu Han dan Li Cao,” kata Liu Han, menyerahkan token misi mereka. “Kami telah menyelesaikan misi Memburu Serigala Taring Baja.”
Pelayan itu memeriksa token dan mengangguk. “Bukti?”
Liu Han mengeluarkan lima inti spiritual beast dari kantong penyimpanannya, meletakkannya di atas meja. Inti itu bersinar lembut, menunjukkan bahwa mereka diambil dari Serigala Taring Baja tingkat Flowing Qi.
Pelayan itu memeriksanya dengan teliti sebelum mencatat sesuatu di sebuah gulungan. “Misi kalian telah diverifikasi. Poin kontribusi kalian masing-masing adalah 70.”
Dia menyerahkan kembali token misi yang telah diperbarui dengan poin kontribusi mereka.
“Terima kasih,” kata Liu Han sambil mengambil token itu.
Li Cao menepuk bahu Liu Han. “Saudara Liu, ini pertama kalinya aku mendapatkan poin sebanyak ini sekaligus. Rasanya menyenangkan.”
Liu Han tersenyum kecil. “Kita harus terus seperti ini, Saudara Li. Misi yang lebih besar menunggu di depan.”
Setelah menyelesaikan laporan, mereka berjalan pulang ke tempat tinggal masing-masing di pelataran luar. Di sepanjang jalan, bisik-bisik tentang Liu Han masih terdengar, tetapi kali ini disertai dengan rasa kagum dan penghormatan, meskipun beberapa murid masih tampak iri atau tidak suka.
Ketika mereka tiba di depan rumah Li Cao, dia berhenti sejenak dan menoleh ke Liu Han.
“Saudara Liu, terima kasih telah membawaku dalam misi ini. Aku merasa ini adalah langkah besar untukku.”
Liu Han tersenyum. “Kita saling membantu, Saudara Li. Aku juga banyak belajar dari kerja sama kita. Jangan ragu untuk memanggilku jika ada misi lain yang ingin kau ambil.”
Li Cao mengangguk dengan semangat. “Tentu saja. Aku akan memastikan kita terus maju bersama.”
Mereka berpisah di depan pintu Li Cao, dengan Liu Han melanjutkan langkahnya menuju rumah kecilnya sendiri. Begitu dia tiba, dia meletakkan pedangnya di sudut, membersihkan dirinya, lalu duduk bersila di ruang latihannya.
“Misi pertama berhasil,” pikirnya. “Tapi ini baru awal. Aku harus terus meningkatkan kekuatanku. Jika fitnah dan ancaman ini terus muncul, aku harus siap menghadapi semuanya.”
Dengan tekad baru, Liu Han mulai berkultivasi, menyerap energi spiritual yang melimpah di sekitarnya. Di dalam hatinya, dia tahu bahwa perjalanannya di Sekte Pedang Langit akan semakin menantang, tetapi juga semakin mendekatkan dia pada tujuan besar yang dia impikan.
Bersambung...
lanjut lg dong thor!