NovelToon NovelToon
Apakah Ini Obsesi Ku?

Apakah Ini Obsesi Ku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:514
Nilai: 5
Nama Author: 'yura^

Reintara Narendra Pratama adalah CEO muda yang dikenal dingin dan penuh wibawa. Di usia 25 tahun, ia sudah membangun reputasi sebagai pria yang tajam dalam mengambil keputusan, namun sulit didekati secara emosional. Hidupnya yang teratur mulai berantakan ketika ia bertemu dengan Apria—seorang perempuan penuh obsesi yang percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama.

Awalnya, Reintara mengira pertemuan mereka hanyalah kebetulan. Namun, semakin hari, Ria, sapaan akrab Apria, menunjukkan sisi posesif yang mengerikan. Mulai dari mengikuti setiap langkahnya, hingga menyusup ke dalam ruang-ruang pribadinya, Ria tidak mengenal batas dalam memperjuangkan apa yang ia anggap sebagai "cinta sejati."

Reintara, yang awalnya mencoba mengabaikan Ria, akhirnya menyadari bahwa sikap lembut tidak cukup untuk menghentikan obsesi perempuan itu. Dalam usaha untuk melindungi dirinya, ia justru memicu konflik yang lebih besar. Bagi Ria, cinta adalah perjuangan, dan ia tidak akan menyerah begitu saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 'yura^, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

perjodohan

Di kantornya, Reintara duduk sendirian, memandang keluar jendela. Ia tahu bahwa ini bukan akhir dari semua masalahnya, tetapi setidaknya ia telah mengambil kembali kendali atas hidupnya.

Namun, di suatu tempat yang tidak jauh, Ria tersenyum tipis dari balik jeruji. “Permainan ini belum selesai, Rein. Aku akan kembali.”

Langkah Awal Menuju Kedamaian

Setelah perjuangan panjang melawan Ria, Reintara akhirnya bisa merasakan napas lega. Hari itu, ia kembali ke rumahnya yang terasa lebih sunyi, tetapi entah mengapa, kesunyian itu membawa kedamaian.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, ia tidur dengan nyenyak tanpa rasa cemas akan langkah-langkah Ria yang berbahaya.

Esok paginya, Reintara terbangun lebih awal dari biasanya. Ia memutuskan untuk mengambil cuti dari pekerjaannya, sesuatu yang jarang ia lakukan. Ia ingin menikmati waktu untuk dirinya sendiri, mencari kembali arti kebahagiaan yang sempat hilang.

Pertemuan Tak Terduga

Reintara menghabiskan hari itu dengan berjalan-jalan di taman kota. Ia mengenakan pakaian santai, berusaha menghilangkan citra seorang CEO yang selalu terlihat tegas.

Saat sedang duduk di bangku taman, seorang anak kecil mendekatinya sambil membawa balon yang hampir terlepas dari genggamannya.

“Om, bisa bantu aku?” tanya anak itu dengan mata polos.

Reintara tersenyum tipis dan membantu anak itu mengikat balonnya. “Hati-hati, jangan sampai terbang lagi.”

Ibu dari anak itu mendekat dan berterima kasih. Wanita itu terlihat ramah, dengan senyuman yang tulus. “Terima kasih banyak, Pak. Anak saya selalu ceroboh.”

“Tidak masalah,” jawab Reintara sambil mengangguk.

Pertemuan kecil itu membuatnya tersadar bahwa dunia di luar kantornya penuh dengan kehidupan yang lebih sederhana dan bahagia.

Melepaskan Beban

Malamnya, Reintara memutuskan untuk berbicara dengan ibunya, seseorang yang jarang ia hubungi selama ini. Ia menghubungi sang ibu melalui panggilan video.

“Ibu, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Aku akhirnya bisa menyelesaikan masalah yang selama ini menghantuiku,” ucapnya.

Ibunya tersenyum lembut. “Kamu sudah melakukan yang terbaik, Nak. Sekarang saatnya kamu mencari kebahagiaanmu sendiri.”

“Ya, aku tahu,” jawab Reintara sambil tersenyum kecil.

Mengunjungi Masa Lalu

Hari berikutnya, Reintara memutuskan untuk mengunjungi rumah masa kecilnya. Di sana, ia mengingat kembali saat-saat sederhana bersama keluarganya sebelum hidupnya menjadi begitu rumit.

Ia menemukan album foto lama yang berisi kenangan masa kecilnya. Salah satu foto menampilkan dirinya yang sedang bermain dengan seorang gadis kecil.

“Siapa dia, ya?” gumamnya sambil mencoba mengingat.

Namun, rasa nostalgia itu memberinya energi baru. Ia menyadari bahwa ia harus kembali menikmati hidup, bukan hanya mengejar ambisi dan melawan orang-orang seperti Ria.

Kembali ke Kantor dengan Semangat Baru

Setelah beberapa hari beristirahat, Reintara kembali ke kantornya dengan semangat baru. Timnya menyambutnya dengan penuh antusias.

“Tuan Reintara, perusahaan kita sudah kembali stabil. Investor juga menunjukkan kepercayaan yang lebih besar,” lapor Adnan.

“Bagus sekali. Terima kasih atas kerja keras kalian,” jawab Reintara dengan senyum tulus.

Ia memimpin rapat dengan lebih rileks, bahkan sempat melontarkan candaan kecil yang membuat suasana ruangan lebih hangat.

Bayangan Ria yang Masih Membekas

Meskipun Ria kini berada di balik jeruji, bayangan akan obsesinya masih menghantui Reintara. Namun, ia memutuskan untuk tidak membiarkan hal itu menguasai hidupnya.

“Ria sudah memilih jalannya sendiri,” pikirnya. “Dan aku memilih untuk melangkah maju tanpa melihat ke belakang.”

Awal Perjodohan

Hari itu, Reintara baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor ketika ia menerima panggilan dari ibunya. Nada suara sang ibu terdengar lebih serius dari biasanya.

“Rein, Ibu ingin membicarakan sesuatu yang penting,” ujar sang ibu di telepon.

“Ada apa, Bu? Apa Ibu baik-baik saja?” tanya Reintara, cemas.

“Ibu baik-baik saja, Nak. Tapi, Ibu sudah lama berpikir… kamu perlu seseorang di sisimu. Ibu ingin menjodohkanmu dengan putri seorang teman lama Ibu. Namanya Nadia,” ungkapnya dengan tenang.

Reintara terdiam, mencoba mencerna perkataan ibunya. “Bu, aku baru saja menyelesaikan masalah besar dalam hidupku. Aku belum siap untuk hal seperti ini.”

“Ibu mengerti, tapi Nadia adalah gadis yang baik. Ibu yakin dia bisa membawa kebahagiaan untukmu. Lagipula, kamu tidak akan tahu jika tidak mencobanya, kan?” desak ibunya.

Dengan berat hati, Reintara akhirnya menyetujui untuk bertemu dengan Nadia, meski dalam hatinya masih ada keraguan besar.

Berita yang Membuat Ria Murka

Di balik jeruji penjara, Ria mendengar berita tentang perjodohan Reintara melalui salah satu sipir yang tanpa sengaja membicarakan hal itu di depan selnya.

“Mereka bilang CEO terkenal itu akan dijodohkan dengan putri seorang pengusaha. Wah, pernikahan itu pasti besar-besaran,” ujar sang sipir sambil mengobrol dengan rekannya.

Ria yang mendengar berita itu segera bangkit dari tempat tidurnya, matanya penuh kemarahan.

“Tidak… Reintara adalah milikku. Tidak ada gadis lain yang boleh mendekatinya, apalagi menikah dengannya!” desisnya dengan penuh tekad.

Dalam pikirannya, ia mulai merencanakan sesuatu. Meski berada di balik jeruji, ia yakin masih bisa mengendalikan situasi di luar sana.

Pertemuan Pertama Reintara dan Nadia

Reintara akhirnya bertemu dengan Nadia di sebuah restoran mewah yang telah diatur oleh ibunya. Nadia adalah seorang gadis yang anggun, dengan senyuman lembut yang membuatnya tampak ramah.

“Senang bertemu denganmu, Reintara,” sapa Nadia sambil mengulurkan tangannya.

“Senang bertemu denganmu juga,” balas Reintara, meski dalam hatinya masih ada kekakuan.

Mereka menghabiskan malam itu dengan berbicara tentang banyak hal, dari kehidupan sehari-hari hingga pekerjaan. Nadia terlihat cerdas dan penuh perhatian, sesuatu yang membuat Reintara sedikit lebih nyaman.

“Aku harap ini bukan sesuatu yang memaksa untukmu,” ujar Nadia tiba-tiba.

Reintara tersenyum tipis. “Jujur saja, awalnya aku ragu. Tapi aku merasa ini tidak seburuk yang kubayangkan.”

Percakapan mereka berakhir dengan nada positif, meski Reintara belum sepenuhnya yakin tentang hubungan itu.

Rencana Ria untuk Menggagalkan Perjodohan

Malamnya, di dalam selnya, Ria menyusun rencana. Ia meminta salah satu narapidana yang sering dikunjungi oleh kerabatnya untuk menyampaikan pesan kepada orang kepercayaannya di luar.

“Pastikan Nadia tahu bahwa Reintara tidak setia,” ucapnya dengan penuh kebencian. “Sebarkan rumor, buat dia ragu. Apa pun yang terjadi, perjodohan ini harus gagal!”

Dengan cara licik, Ria berhasil membuat pesan itu sampai ke orang luar. Ia yakin bisa merusak hubungan yang bahkan belum dimulai.

Ancaman yang Tak Terduga

Keesokan harinya, Nadia menerima email anonim yang berisi foto-foto editan yang menunjukkan Reintara bersama wanita lain. Isi email itu juga menyebutkan bahwa Reintara memiliki banyak skandal yang disembunyikan.

Nadia yang terkejut mencoba untuk tetap tenang, tetapi dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Di sisi lain, Reintara juga menerima pesan ancaman dari nomor tak dikenal. Pesan itu hanya berisi satu kalimat: "Kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku, Rein."

Reintara tahu bahwa ini adalah ulah Ria. Meski ia berada di penjara, obsesinya tetap menghantuinya.

1
Fathi Raihan
Ganti tanggal jadi sekarang ya thor!
Codigo cereza
Terharuuu, endingnya sedih tapi indah.
oddee
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!