Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 34 - Mengalir Begitu Saja
"Ayo," ajak Zeon sekali lagi saat dilihatnya Airish nampak ragu untuk bangkit.
"Ta-tapi Tuan_"
"Berhenti memanggil ku Tuan, kamu bisa memanggil ku Zeon, hanya Zeon," balas pria itu pula, sorot matanya menunjukkan sebuah keseriusan.
Ini semua juga terjadi di luar kendali Zeon. Awalnya dia memang berniat menjadikan Airish sebagai pelampiiasan hassrat semata, namun disaat dia memandang dua mata itu seketika niat di dalam hatinya berubah.
Kini Zeon tak tau kemana arah yang akan dia tuju, semuanya hanya berjalan seadanya, tanpa rencana.
Dengan ragu-ragu akhirnya Rilly bersedia bangkit saat Zeon mengangkatnya untuk berdiri.
"Aduh!" rintih Rilly, pura-pura merasa kesakitan pada pangkal pahanya. Seingat dia kakak ipar keduanya sampai tak bisa berjalan setelah melewati malam pertama. Pikir Rilly, dia pun harus bersandiwara seperti ini.
Agar meyakinkan Zeon bahwa yang terjadi semalam adalah sungguhan.
"Kenapa?" tanya Zeon mendadak cemas.
Dom seperti sudah tidak dianggap oleh mereka berdua, pria itu pun sadar diri dan sedikit menyingkir agar tidak mengganggu. Dari hasil penyelidikan mereka, Airish hanyalah gadis biasa, sangat biasa. Jadi tak akan membahayakan untuk Darkness. Karena itu pula lah, baik Dom ataupun Zeon tak ada yang siaga.
Semuanya benar-benar terjadi apa adanya, mengalir begitu saja.
"Ma-Maaf Ze ... On, aku tidak bisa jalan, sakit," jawab Rilly merintih, menunjuk bagian sana dengan sorot matanya yang sayu.
"Maafkan aku, semalam terlalu kasar kan?" balas Zeon.
Rilly tak bisa menjawab apa-apa lagi, dia hanya mampu menunduk.
Zeon lantas mengeluas puncak kepala Airish dengan lembut, bahkan mengecup bibir Rilly tanpa permisi.
Cup! kecupan singkat namun begitu nikmat bagi Zeon, sementara Rilly hanya terkejut dan sesaat mendelik.
"Aku akan menggendong mu," ucap Zeon pula, sungguh dia benar-benar memperlakukan Rilly dengan lembut.
Sangat jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Liam selama ini.
Rilly tidak menolak saat Zeon menggendongnya. Dia bahkan menggantungkan kedua tangannya di leher Zeon agar tidak jatuh.
Saat mulai berjalan, Zeon juga menekan Airish agar lebih memeluk dia.
Perlakuan hangat seperti ini, seperti mengobati luka di hati Rilly tentang peristiwa semalam.
Zeon tak seburuk itu, dia hanya bereaksi karena pengaruh parfum milik Liam.
Keluar dari rumah kontrakan itu, Liam dan Frans tak bisa lagi melihat semua pergerakan Rilly. Kini mereka hanya mampu mendengar apa yang Rilly dan orang-orang sekitarnya bicarakan.
"Bagus! sangat bagus sekali! semuanya benar-benar berjalan sesuai rencana. Hahahaha," Frans tertawa senang saat melihat CCTV itu. Puas sekali hatinya saat melihat Rilly masuk ke dalam mobil milik Zeon, jelas saja setelah ini Rilly pasti akan masuk ke dalam markas Darkness.
Frans sesenang itu, namun tawanya langsung reda saat melihat wajah tuannya yang nampak dingin.
"Tuan? kenapa wajah mu seperti itu? tidak senang?" tanya Frans pula.
Dan bukannya menjawab pertanyaan Frans itu, Liam justru tetap diam. Terus diam dengan raut wajahnya yang dingin.
Sampai Frans merasa canggung sendiri.
Kenapa sih? bukannya ini hal yang bagus? harusnya kita berpesta kan? karena Rilly akhirnya berhasil masuk ke markas Zeon? Aneh! batin Frans.
Karena Tuannya sudah tidak asik lagi, akhirnya Frans memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Tidak lagi mengintai Rilly.
Jadi hanya Liam lah yang mampu mendengar pembicaraan Rilly dan Zeon selanjutnya.
"Apa sangat sakit?" tanya Zeon.
"Iyaa," jawab Rilly manja.