NovelToon NovelToon
Bayang-Bayang Terlarang

Bayang-Bayang Terlarang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gita Arumy

Mengisahkan Tentang Perselingkuhan antara mertua dan menantu. Semoga cerita ini menghibur pembaca setiaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Arumy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Curiga

Semakin Curiga

Hari-hari setelah penemuan catatan itu, Nisa merasa seperti hidup dalam kabut tebal yang sulit dijelaskan. Ada sesuatu yang berubah dalam dirinya—sebuah rasa tidak nyaman yang terus-menerus menggerogoti pikirannya. Kecurigaan yang mulai tumbuh kini semakin membuncah. Setiap gerakan, setiap tatapan antara Maya dan Arman, terasa seperti petunjuk yang semakin jelas bahwa ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Namun, Nisa masih berusaha menutupi perasaannya. Ia takut jika ia terlalu jauh mencurigai, maka ia akan kehilangan kepercayaan pada orang-orang yang seharusnya paling dekat dengannya.

Namun, semakin ia mencoba untuk mengabaikan perasaan itu, semakin sulit ia menahan rasa curiga yang menghantui. Suatu sore, ketika ia pulang lebih awal dari kantor, ia mendapati Maya dan Arman sedang berbicara di ruang tamu, suasana mereka terlihat lebih intim dari biasanya. Maya tertawa lembut mendengarkan sesuatu yang dikatakan Arman, dan Arman menatap Maya dengan penuh perhatian, seperti mereka sedang berbagi rahasia. Nisa berdiri sejenak di pintu, tertegun oleh pemandangan itu. Ada sesuatu dalam cara mereka berinteraksi yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Nisa mencoba untuk tetap tenang. Ia melangkah masuk ke ruang tamu, tersenyum tipis dan berkata, "Apa yang kalian bicarakan?"

Maya langsung menghentikan tawanya dan menatap Nisa dengan wajah yang terlihat sedikit terganggu, tetapi berusaha untuk tetap santai. "Oh, tidak ada, Nisa. Hanya bercanda."

Arman juga tersenyum, tetapi senyum itu terasa dipaksakan. "Iya, hanya obrolan ringan."

Namun, Nisa bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Tindak-tanduk mereka terlalu dipaksakan, terlalu sempurna untuk tidak menarik perhatian. Kenapa mereka begitu gugup? Apa yang mereka sembunyikan darinya?

Nisa tahu, bahwa ia harus mencari tahu lebih banyak. Keinginan untuk membongkar kebenaran semakin besar, meskipun rasa takut dan sakit hati sudah mulai merayapi dirinya.

---

Beberapa hari kemudian, Nisa memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Ia tahu bahwa untuk mendapatkan kebenaran, ia harus lebih hati-hati. Pagi itu, ia membiarkan Maya dan Arman pergi keluar untuk berbelanja. Nisa sengaja menunggu hingga mereka pergi, lalu masuk ke ruang kerja Arman. Hatinya berdebar-debar, tapi ia tahu ini adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Di meja Arman, ia mulai mencari-cari petunjuk. Ia membuka laci kecil di samping meja, dan menemukan beberapa lembar kertas yang tampaknya sudah lama tidak disentuh. Di salah satu kertas itu, ada tulisan tangan yang begitu familiar—tulisan tangan Maya. Kata-kata itu menggetarkan jiwanya, "Jangan khawatir, kita akan bertemu lagi malam ini. Aku merindukanmu."

Nisa merasa tubuhnya melemas. Ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa. Ini adalah surat pribadi, sesuatu yang jelas menunjukkan ada hubungan yang lebih dari sekadar hubungan mertua dan menantu. Hatinya bergetar, air mata hampir keluar, namun ia menahan diri untuk tidak menangis.

Tangan Nisa gemetar saat ia menutup laci dan keluar dari ruang kerja. Ia harus menjaga ketenangannya. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa apa yang ia temukan bukan hanya sekadar kebetulan. Maya dan Arman telah melangkah terlalu jauh.

---

Malam itu, Nisa tidak bisa tidur. Ia terjaga, memikirkan setiap kejadian, setiap interaksi antara Maya dan Arman. Semua hal kecil yang sebelumnya ia anggap wajar kini tampak begitu mencurigakan. Sungguh, ia merasa dirinya tidak tahu apa-apa tentang orang-orang yang paling ia percayai. Kepercayaan itu seolah-olah hancur dalam sekejap, terpisah oleh kedekatan yang tumbuh antara ibu dan suaminya.

Saat tengah malam, Nisa memutuskan untuk mencari jawaban. Ia merasa semakin tidak bisa menahan rasa sakit ini. Namun, ia juga sadar bahwa ia harus berhati-hati. Ia tahu jika ia langsung menanyakan semuanya, maka kemungkinan besar akan ada kebohongan lagi yang terungkap.

Pagi berikutnya, Nisa menunggu kesempatan yang tepat. Saat Maya dan Arman sedang sibuk di luar, Nisa merapikan kamar tidur mereka. Di sana, ia menemukan lebih banyak petunjuk—foto-foto yang disembunyikan, catatan yang menyiratkan hubungan yang lebih dalam antara Maya dan Arman. Semua ini semakin memperkuat kecurigaannya.

Dengan mata yang basah, Nisa mulai merasakan kenyataan yang semakin tak bisa dihindari: hubungannya dengan suami dan ibunya tidak lagi seperti dulu. Ia merasa semakin jauh dari mereka, semakin terasing dalam rumah yang seharusnya penuh dengan kehangatan. Ia tahu bahwa jika ia terus diam, semuanya akan hancur.

---

Ketika Maya dan Arman kembali ke rumah, Nisa sudah siap. Ia tahu bahwa pertanyaan yang akan ia ajukan tidak akan mudah, dan jawabannya bisa menghancurkan segalanya. Tapi, satu hal yang Nisa yakin, ia tidak bisa lagi hidup dalam kebohongan.

"Arman, Ibu," Nisa berkata dengan suara rendah tetapi tegas, "ada yang perlu kita bicarakan. Apa yang terjadi di antara kalian berdua?"

Kata-kata itu menggantung di udara, dan Nisa tahu bahwa pertanyaan ini adalah titik tanpa kembali. Kini, ia hanya bisa menunggu jawaban yang mungkin akan merobek hatinya selamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!