TAK SEINDAH SURGA S1/S2
Suasana kota malam hari didominasi udara dingin sejak pagi hingga malam. Hujan mengguyur kota tiada henti membuat suasana bertambah mencekam
Di sudut kamar yang terlihat sunyi, seorang gadis tengah duduk meringkuk seorang diri. Dia adalah Rachel, seorang wanita muda yang tumbuh tanpa kedua orang tuanya.
Semenjak ditinggal kedua orang tuanya, Rachel harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Jam telah menunjukan pukul satu dini hari. Rumah-rumah di kota itu tampak telah sunyi dan gelap. Mungkin para penghuninya telah beranjak tidur. Mengisi energi yang akan digunakan keesokan hari.
Rachel bangun dari tidurnya. Di saat orang lain beristirahat, wanita itu bahkan harus bekerja. Suasana malam yang dingin membuat diri lebih enak untuk memejamkan mata, tapi itu tidak berlaku bagi Rachel. Dia harus tetap bekerja untuk menyambung hidup.
Suasana berbeda terasa di sebuah klub malam. Di sana suasana akan semakin meriah dan gemuruh jika hari menjelang subuh. Orang-orang semakin banyak datang berkunjung.
Di lantai dansa dan tempat-tempat duduk mewah banyak terlihat pasangan manusia. Entah mereka pasangan suami istri, sepasang kekasih atau hanya sekedar pasangan selingkuh.
Lampu yang semakin meremang di area tempat duduk tampak kontras dengan cahaya yang bersahutan yang sangat menyilaukan mata di lantai dansa. Suara musik juga terdengar sangat keras berdentam, seolah menguji kekuatan gendang telinga mereka.
Malam minggu membuat suasana di klub tampak semakin ramai tidak terkendali. Para bartender tampak sibuk melayani pengunjung yang meminta jamuan minuman beralkohol di klub malam itu. Para wanita yang berpakaian seksi tampak mulai mencari mangsanya.
Di sudut ruangan ada seorang pemuda tampan sedang duduk sambil termenung. Berbeda dengan pria pengunjung lain, di mejanya hanya ada segelas jus jeruk.
Dari tempat berbeda seorang wanita muda yang sangat cantik dengan berpakaian seksi sedang mengamati pemuda itu. Dengan langkah pasti dia berjalan mendekati pria itu.
"Sendirian saja?" tanya Rachel begitu sampai dihadapan pria muda itu.
Pria muda itu bernama Farhan. Dia tampak sedikit keget melihat kedatangan Rachel. Setelah melihat wanita itu sekilas, dia kembali menunduk.
Sebagai primadona di klub, Rachel merasa tersinggung. Tidak pernah ada seorang pria menolak kehadirannya.
Rachel lalu berjalan menuju sofa tempat Farhan duduk. Dengan tanpa malu dia duduk di samping Farhan.
"Aku boleh duduk di sini menemani kamu?" tanya Rachel.
"Silakan ...." Hanya itu jawaban dari Farhan. Kepalanya masih saja menunduk: Rachel tampak kaget saat melihat di meja hanya ada segelas jus jeruk.
"Apa pria ini tidak salah masuk tempat? Mungkin dia mengira ini kafe?" tanya Rachel dalam hatinya.
Rachel makin merapatkan tubuhnya pada Farhan dan memeluk lengan pria itu. Reaksi dari Farhan sangat mengejutkan Rachel, pria muda itu langsung menepis tangannya.
"Maaf, kamu itu bukan mahram bagiku. Jadi aku harap tolong jangan sentuh aku," ucap Farhan melepaskan tangan wanita itu yang memeluk lengannya. Pria itu lalu menggeser duduknya menjauh dari Rachel.
Dahi Rachel tampak berkerut memdengar ucapan Farhan. Sepertinya dia tidak mengerti dengan apa yang pria itu katakan.
"Apa itu mahram?" Rachel akhirnya bertanya.
"Apa kamu tidak tahu arti mahram?" Bukannya menjawab pertanyaan Rachel, Farhan malah balik bertanya.
"Aku baru mendengarnya,"
"Mahram itu adalah orang-orang yang haram untuk dinikahi karena nasab dan sebab," jawab Farhan akhirnya.
"Aku tak mengerti. Lupakan saja tentang itu. Kenapa kamu hanya pesan jus jeruk? Semua pria yang datang ke sini memesan minuman yang beralkohol," ucap Rachel.
Farhan tersenyum. Dia tahu jika kehadirannya di sini adalah salah. Namun, dia juga butuh tempat untuk menghilangkan semua beban pikirannya. Jika kedua orang tuanya tahu, Farhan memdatangi tempat ini, pastilah dia akan dimarahi serta diceramahi.
"Bukankah agama kita melarang menyentuh minuman haram itu, pasti kamu juga tahu," ucap Farhan.
"Kamu muslim?" tanya Rachel lagi.
"Ya ... kenapa?" Kembali Farhan bertanya.
"Aku non muslim. Namun, di agama kami juga melarang minuman keras karena dapat merusak moral dan kesehatan," ucap Rachel dengan lirih.
Tampaknya wanita itu tertarik dengan Farhan. Dia selalu saja mencuri pandang dengan pria itu. Farhan yang menunduk dapat merasakan jika dirinya sedang diperhatikan.
"Kamu kenapa ada di sini? Sepertinya ini bukan tempat yang baik bagi wanita," ucap Farhan.
Rachel tersenyum miring menanggapi ucapan pria itu. Semua orang juga tahu jika klub bukan tempat yang baik bagi siapapun, baik pria maupun wanita.
Namun, dia tidak ada pilihan lain. Dia harus menyambung hidup dan pekerjaan yang menjanjikan banyak uang dengan hanya bermodal ijazah SMP adalah di sini.
"Aku bekerja di sini," jawab Rachel.
"Pekerjaan seperti apa yang kamu lakukan di tempat seperti ini?" tanya Farhan.
Pertanyaan Farhan membuat dahi Rachel kembali berkerut. Wanita itu makin tidak mengerti, apa yang ada dalam pikiran pria itu.
"Jangan pura-pura bodoh. Semua orang juga tahu apa yang dilakukan pekerja wanita di tempat seperti ini. Menemani pria minum, jika ingin berlanjut ke tempat tidur juga boleh. Apa kamu mau aku temani ke hotel?" tanya Rachel.
Farhan akhirnya menatap ke arah Rachel. Pria itu terkejut melihat kecantikannya. Matanya terpaku menatap wajah wanita itu.
...****************...
Selamat Pagi. Mama kembali datang membawa karya terbaru. Mohon dukungannya. 💓💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
maya puspitasa
akhirnya ketemu juga mam waktunya nyicil baca karya mam di NT dan di aplikasi sebelah
2023-09-27
2
Siti Zuriah
mam aku udh mampir nih, mama ngasih tau nya novel mama yg ini bab nya ternyata udh bnyk ya aku ketinggalan dong mam
2023-09-04
1
Ass Yfa
salah tempat bang.. menenangkan diri... di masjid bukan di xlub situ muslim tahu agama pula... lah masuk tmpt udah dosa... lah apakbr mata yg melihat
2023-09-04
1