“Ah. Jangan tuan. Lepaskan saya. Ahhh.”
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman.”
Jasmine Putri gadis kampung yang berkerja di rumah milyarder untuk membiayai kuliahnya.
Naas, ia ternoda, terjebak satu malam panas bersama anak majikannya. Hingga berakhir dengan pernikahan bersama Devan anak majikan tampannya.
Ini gila. Niat kuliah di kota malah terikat dengan milyarder tampan. Apakah Jasmine harus bahagia?
“Aku tidak akan pernah menerima pernikahan ini,” tekan Devan frustasi menikah dengan pelayan.
“Aku harus menemukan dia.” Kenang Devan tentang gadis misterius yang menyelamatkan tiga tahun lalu membuatnya merasa berhutang nyawa.
Bagaimana pernikahan Jasmine dengan Devan anak majikannya yang dingin dan jutek namun super tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Batasan
Setelah melaksanakan pernikahan. Beberapa jam setelahnya. Bagas dan Maylin telah bersiap untuk melakukan penerbangan ke luar negeri. Semua telah siap dan di atur oleh perintah Devan.
“Cepat sembuh Pa,” ucap Devan memeluk papanya yang duduk di kursi roda.
“Kalian baik-baik di sini,” balas Bagas. “Jaga istrimu Van,” pesan Bagas.
Devan mengangguk lemah. Rasanya masih sulit mengakui perempuan yang berdiri di sampingnya adalah istri.
“Lekas sembuh dan segera kembali Tuan,” tutur Jasmine.
“Terima kasih, mulai sekarang jangan panggil aku tuan. Kau adalah menantuku jadi kau harus memanggilku papa,” balas Bagas dengan senyuman.
Papa
Jasmine termangu. Bisakah dia mengatakan kata itu. Oh lidahnya keluh.
Jasmine tersentak saat tangannya di tarik oleh Maylin untuk sedikit menjauh dari Devan dan Bagas.
Setelah merasa mereka cukup berjarak.
“Ada apa nyonya?” tanya Jasmine tak mengerti.
“Jangan panggil aku nyonya. Sekarang kau adalah menantuku, panggil aku mama,” ucap Maylin tersenyum lembut.
Mama.
Jasmine menarik senyum kaku. Bagaimana bisa dia memanggil perempuan yang telah menjadi majikannya kurang lebih tiga tahun dengan sebutan mama.
“Selamat atas pernikahanmu dengan Devan,” ucap Maylin tulus dan di balas dengan senyuman oleh Jasmine.
“Jasmine, kau tahu kan Devan tak menerima pernikahan ini. Mungkin dia akan memperlakukanmu kurang baik. Jadi mama mohon kamu bersabar ya menghadapi sikapnya," kata Maylin yang telah tahu betul watak pemuda itu. Devan lelaki yang dingin, arogant, bermulut tajam dan suka berbuat sesuka hatinya.
“Saya mengerti nyonya,” balas Jasmine. Ya, tidak ada harapan jika Devan akan bermanis-manis dengannya.
“Panggil aku mama,” tekan Maylin.
“Iya Ma,” ucap Jasmine dengan canggung.
"Dan tolong jangan katakan pernikahanmu ini padanya, Rahasiakan sampai kami kembali," pinta Maylin dengan wajah sendu tersirat.
Jasmine terdiam, terkenang di benaknya kilasan pemuda tampan berwajah oriental. Tak lama ia menggangguk mengerti.
"Baiklah," ucap Jasmine sembari menggangguk. Dia akan menutup mulut tentang pernikahannya pada orang yang di maksud oleh Maylin.
***
Malam menyambut. Sebuah kendaraan mewah terhenti di sebuah bangunan megah. Sepasang anak manusia yang baru beberapa jam mengikat janji suci pernikahan turun dari mobil. Devan dan Jasmine telah mengantarkan kepergian Bagas dan Maylin.
“Tunggu!” cegah Devan saat Jasmine akan masuk ke dalam rumah.
Langkah Jasmine terhenti.
“Ada apa tuan?” tanya Jasmine dengan kepala tertunduk. Tak sanggup menatap wajah tampan berbalut aura dingin. Bagaimana tidak seorang Devan yang terhormat menikah dengan pelayan.
Devan mengikis jarak, mendekat ke arah Jasmine.
"Kau pasti merasa sangat beruntung karena sudah menjadi istriku. Tapi ingat ini. Walau kita telah menikah. Jangan berharap aku akan menerimamu sebagai istriku. Malam itu hanya kesalahan!” tekan Devan dengan nada dingin.
“Ingat posisimu, kau hanya pelayan,” tambah Devan dengan nada merendahkan.
“Saya mengerti tuan,” jawab Jasmine. Ya, sejak awal dia tidak berharap dengan pernikahan ini. Dia juga sadar diri siapa dia.
“Dan satu lagi.”
“Ya tuan.”
“Tutup mulutmu. Jangan katakan pada siapa pun tentang pernikahan ini. Jika rahasia ini sampai terkuak. Kau akan mendapatkan masalah besar! Akan aku buat kau menyesal,” tekan Devan. Seringai jahat menghiasi wajah tampannya.
Glek ...
Jasmine menelan salivanya kelat mendengar ancaman Devan. Pemuda itu pasti tidak akan main-main dengan ucapannya.
“Anda tidak perlu khawatir tuan. Saya akan tutup mulut. Saya tidak akan memberitahu siapa pun, bahkan nenek saya di kampung sekali pun,” ujar Jasmine dengan keyakinan.
Ya. Yang terjadi dengan dia dan Devan adalah kesalahan, yakin Jasmine.
“Baguslah,” sinis Devan.
“Ingat tidak akan ada yang berubah walau kita telah menikah kau tetap pelayan, jadi jangan harap kita akan tidur bersama. Jaga batasanmu, jaga jarak denganku,” ucap Devan setelahnya berlalu pergi meninggalkan Jasmine yang masih berdiri mematung.
Jasmine menghela napas panjang menatap kepergian Devan, tubuhnya merosot lemah. Ya Tuhan mengapa ini harus terjadi? Mengapa ia terjebak pernikahan dengan pemuda tampan namun arogant itu.
seharusnya Devan ingat donk saat ditolong pasti bau keringat atau parfum Jasmine..