Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #32
Tepat pukul delapan malam, Abi mengeluh pusing karena memikirkan perusahaannya yang selalu saja ada orang iri. Tidak habis di tempo lalu sekarang ada lagi yang berani membocorkan data-data penting perusahaan Abimanyu sehingga perusahaan sebelah mengikuti cara kerja mereka. Abi heran dengan orang dalam yang belum terkuak juga pelakunya, dia sangat tidak sabar mencari pelaku tersebut dan memberikan pelajaran.
Di saat Abi sedang merasa bingung, Alvarendra masuk ke dalam kamar kedua orangtuanya. Dia duduk di sebelah Anaya sementara Abi berbaring di pangkuan Naya.
"Ma, Papa kenapa?" Al bertanya dengan nada polos.
"Papa kamu lagi pusing, Nak. Orang dalam di perusahaan Papamu yang menjadi tersangka belum juga terkuak identitasnya. Bahkan sekarang ada lagi perusahaan yang mengikuti cara kerja perusahaan Papamu dan Papa yakin kita mereka mendapatkan bocoran tentang cara kerja AH GROUP." jelas Naya dengan panjang lebar.
Al hanya mengangguk, dia akan membantu sang Papa untuk mencari pengkhianat yang berada tenang di dalam kantor. Dia harus melakukan semua pekerjaannya secara diam-diam, dirinya pamit masuk ke kamar dan akan segera mencari penyebab turunnya penanam saham di perusahaan Abimanyu.
Di dalam kamar.
Al mulai mengetik sesuatu di ponsel terbaru pemberian dari eyang buyut, dirinya membuka data-data perusahaan Papanya dan mencoba mencari nama perusahaan yang sudah berani mengambil data-data perusahaan Abi.
Al tersenyum setelah kerja kerasnya membuahkan hasil, dia mulai melakukan hal yang sangat sulit untuk di pahami anak seusianya tetapi pikiran Al yang sangat bijak dan otaknya yang genius mampu membuat dirinya melakukan semua dengan sangat mudah.
Dua jam bekerja, Al mengibaskan kedua tangannya dan tersenyum puas.
"Selesai! Aku akan mengirimkan semua bukti ini kepada Papa dan disini juga sudah ada nama seseorang yang terlibat dalam kasus kecurangan data-data perusahaan. Papa pasti akan menghukumnya, kalian tidak akan bisa menghancurkan usaha Papaku karena ada aku di belakangnya." Al tersenyum senang.
Dia mengambil kartu ponsel yang biasa dia gunakan untuk melakukan pembobolan data, dirinya mencopy terlebih dahulu semua bukti yang di dapat tadi setelah itu Al langsung mengirimnya ke email milik Abi.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pukul tujuh pagi.
Perusahaan DZ GROUP sedang dalam masalah, pasalnya data-data penting perusahaan yang mereka curi telah hilang. Mereka heran karena tidak pernah ada yang tahu tentang sesuatu hal penting di perusahaan itu selain mereka bertiga.
"Bagaimana ini, Gung? Aku sudah memberikanmu uang yang banyak dan mengapa bisa data-data perusahaan Abimanyu hilang dengan mudah seperti ini?" CEO perusahaan DZ bertanya kepada Agung Wibowo, tangan kanan Abimanyu.
Agung menggeleng heran. "Saya juga tidak tahu, Pak. Tidak ada yang mengetahui jika saya adalah seorang pengkhianat di dalam perusahaan AH GROUP, atau mungkin ada seseorang yang mempunyai dendam pada Pak Hendrawan hingga dia melakukan hal yang sama seperti kita ini?"
Hendrawan memijit pelipisnya yang berdenyut, bahkan di pagi hari ini sudah ada beberapa CEO dari perusahaan lain yang menarik saham mereka dan meminta uang ganti rugi.
"Aku harus menyelidikinya. Kamu pergilah kembali ke kantor Abimanyu. Jangan sampai ada yang curiga dengan kerjasama kita ini."
Agung mengangguk dan dia pergi dari perusahaan DZ GROUP.
Berbeda dengan Hendrawan, Abimanyu terlihat sumringah dan raut bahagia terpancar di wajahnya. Dia seperti orang yang menang dalam undian hadiah besar.
Semua itu membuat Naya heran karena tadi malam Abi mengeluh pusing tetapi pagi ini dia terlihat baik-baik saja bahkan sangat bahagia.
"Mas, kamu baik-baik saja 'kan? Soalnya dari tadi aku perhatikan kamu itu senyum-senyum sendiri." Naya berbicara sambil mengisi piring Abi dengan nasi dan lauk pauk.
"Hari ini aku memang lagi bahagia, Sayang. Kamu tau gak, tadi aku mengecek data-data di perusahaanku dan ternyata semuanya sudah kembali normal. Bahkan, seseorang mengirimkan ke emailku siapa pengkhianat yang berada di dalam kantorku. Dia juga memberitahu perusahaan mana yang sudah mengambil semua data-data milik perusahaanku." jelas Abi tanpa menyurutkan senyumnya.
"Benarkah?" Naya bertanya dengan raut wajah tidak percaya sambil meletakkan piring berisi lauk pauk di hadapan Abi.
Abi mengangguk.
"Syukurlah, Mas. Aku sangat lega mendengar semua ini, semoga saja kamu bisa mengambil keputusan yang tegas dan bisa membuat si pengkhianat itu jera." Naya tersenyum tipis.
"Tentu, tetapi aku tidak menyangka jika pengkhianat itu adalah orang yang paling ku percaya." Abi masih tidak habis pikir.
"Sudahlah, Mas. Kamu tidak perlu memikirkan itu karena memang kita harus hati-hati dengan siapapun, bahkan kerabat dekat sekalipun bisa jadi mereka yang kita percaya berkhianat begitu saja."
Al yang mendengar percakapan kedua orangtuanya hanya mampu diam dan tersenyum karena sudah berhasil membantu sang Papa.
•
•
TBC