Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 12. Perasaan Bersalah
Bab. 12
Satu minggu sudah kejadian itu berlalu, dan kini wanita yang ia tunggu-tunggu kedatangannya akan tiba nanti sore.
Tentu saja pria yang tengah duduk bersandar di kursi kerjanya itu sangat senang. Karena selama berpisah beberapa bulan setelah wanita itu pergi ke luar negeri untuk bekerja, Zacky seolah menutup dirinya dari wanita lain. Bahkan bertatapan mata di luar jam kerja pun tidak Zacky lakukan. Karena ia terlalu sangat mencintai tunangannya dan hanya ada wanita itu. Baik di hati dan pikirannya.
"Kenapa senyam senyum? Kayak yang habis menang lotr3 aja," tanya Arsya ketika pria itu baru masuk ke dalam ruangan bosnya dan kemudian menaruh dokumen di atas meja kerja Zacky.
Sedangkan pria yang tengah menikmati perasaan senangnya itu, mendengkus kesal. Karena bayangan serta anganan dirinya mengenai wanita yang akan ia jemput nanti sore di bandara, hilang sudah.
"Ck! Bisa nggak lo kalau masuk ketuk pintu dulu? Ingat, ini di kantor. Jaga sikap lo." ingat Zacky dengan nada kesal.
Arsya menghela napas. Tidak takut sedikit pun dengan peringatan Zacky barusan.
"Nggak ada orang. Nggak usah jaga image," sahut Arsya begitu berani kepada atasannya. "Lagian lo kenapa senyum-senyum? Nggak kayak biasanya," tanya Arsya penasaran.
Pria itu kemudian berjalan menuju sisi kanan ruangan. Di mana di sana ada sebuah dispenser dan Arsya mengambil gelas lalu memencet tombol di sana.
"Dia mau pulang," ucap Zacky. Entah mengapa raut wajah nya berubah muram.
Padahal sebelumnya Arsya melihat kalau atasannya itu seolah tidak sabar bertemu dengan sang pujaan hati. Atau bahkan sebentar lagi juga akan menjadi menantu kedua dari keluarga Rayyansyah.
"Terus kenapa lo muram kek gini? Perasaan barusan seneng banget," tanya Arsya bingung mengenai perubahan mimik wajah atasannya tersebut.
Zacky menggeleng. Ia beberapa kali memukul kepalanya sendiri, seolah tengah menyadarkan diri atau mengusir sesuatu yang tiba-tiba saja mengusik dirinya.
Ia tetap diam dan mencoba memejamkan mata sembari posisi wajah menengadah ke atas. Lalu membukanya lagi. Tetap, bayangan itu tidak mau pergi dari kepalanya. Bahkan seolah terlihat sangat jelas sekali di depan matanya.
"Dia ..." gumam Zacky menatap kosong ke langit-langit ruangannya.
Sedangkan Arsya yang tidak mengeti, terus memperhatikan gelagat aneh yang diperlihatkan atasannya.
"Dia siapa?" tanya Arsya yang tak kunjung mendapat respon dari Zacky.
Pria itu malah berganti meremas rambutnya dan kemudian menjambak penuh frustasi.
"Hei hei hei ... lo nggak berniat gila sekarang kan, Zack?" ucap Arsya yang tampak panik seketika.
Betapa tidak, jika saja pria yang mukanya tersenyum senang, kini justru bersikap seolah ingin menghukum dirinya sendiri.
"Siaaaaalll! Kenapa bayangan dia susah banget gue usir!" teriak Zacky frustasi.
"Siapa? Tusha?" tebak Arsya. Karena yang ia tahu Zacky hanya memikirkan wanita itu saja. Bahkan Arsya menilai kalau tidak ada pria yang sesetia seperti Zacky. Tetapi sebelum Arsya teringat sesuatu.
Zacky sendiri mau gila rasanya. Setiap kali wajah gadis itu muncul, serta raut mukanya yang tampak Tenga.memohon dengan air mata mengalir, Zacky selalu dihantui rasa bersalah.
"Bukan dia," jawab Zacky menahan geram kepada dirinya sendiri.
Arsya mengangkat sebelah alisnya. Ia teringat sesuatu.
"Jangan bilang lo ingat itu gadis?" tebak Arsya yang langsung diangguki oleh Zacky.
"Wajah dia yang memohon sambi nangis, nggak bisa hilang dari ingatan gue," aku Zacky jujur.
Lalu Zacky menarik napas panjang, baru kemudian menghembuskan pelan. Mengulangnya hingga sedikit tenang.
"Lo cari gadis itu secepatnya, Ar. Gue nggak mau rasa ini terus menghancurkan gue, sebelum gue tau keadaan gadis itu." perintah Zacky pada asistennya tersebut.
Arsya mengangguk.
"Lalu Tusha?" tanya Arsya sebelum benar-benar beranjak dari tempatnya saat ini. Di mana pertanyaannya itu membuat Zacky semakin dilema.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas