Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Lelah
Athaya tidur terlelap sepanjang perjalanan pulang sampai tiba dirumah. Butuh waktu 1,5 jam umtuk sampai ke rumahnya. Pak Wahyu mambukakan pintu mobil untuk tuannya karena Arya terlihat kesulitan memangku anaknya yang ia angkat dari car seat.
" Pak Wahyu anterin dulu Meta pulang kasihan sudah malam... "
"Tidak perlu pak...biar saya pesan taksi onlen aja " tolak Meta.
" Ini udah malam...rawan buat perempuan pulang sendiri...sudahlah jangan nolak biar pak Wahyu antar " ucap Arya sambil berlalu ke dalam rumah menggendong anaknya.
Akhirnya mau nggak mau Meta pulang diantar pak Wahyu. Boss memang sangat baik. Batin Meta
***
Arya memasuki kamarnya yang gelap. Tangannya menyasar mencari saklar untuk menghidupkan lampu.
Tadi saat sampai dirumah Andina, Arya melihat pesan dari istrinya bahwa ia akan pulang telat karena lembur. Itulah kenapa Arya ingin buru-buru pulang karena moodnya langsung jelek, kesal dengan istrinya.
Setelah membaringkan Athaya dibox nya, Arya segera ke kamar mandi ingin menyegarkan badan yang pegal dan penat setelah seharian berkendara.
Selesai mandi ia melaksanakan sholat Isya. Ia tengadahkan kedua tangan berdo'a memohon diberikan kebaikan dan keberkahan kehidupan rumah tangganya, memohon kelancaran disegala usahanya.
Arya melipat sajadahnya selesai berdoa. Ia menoleh saat pintu kamar terbuka. Istrinya baru saja datang.
" Maaf mas aku pulang telat...aku harus selesaikan laporan karena besok ada meeting dengan GM "
" Makin hari kamu makin sibuk Vit...mau sampai kapan ? tanya Arya.
" Posisiku yang sekarang membuat tanggungjawab pun semakin banyak. Kuharap mas bisa mengerti. Aku mau mandi dulu... " Vita berlalu menuju kamar mandi menghindari perdebatan yang akan terjadi jika ia terus disana.
Arya menghela nafas berat. Ia merebahkan tubuhnya yang lelah sambil pikirannya menerawang jauh. Dirinya merasa ada yang salah dengan kehidupan pernikahannya. Bukan seperti ini yang ia impikan dulu. Ia melihat dan merasakan kebahagiaan dan ketenangan dikehidupan rumahtangga orangtuanya saat posisi ia sebagai anak.
Tapi saat ia kini membentuk kehidupan rumah tangga sendiri, bahagia yang dirasakan hanya diawal masa satu tahun bahtera, makin kesini bahagia kadang datang kadang hilang. Ketenangan seakan makin terkikis menipis...
Arya terbuyar dari lamunannya saat istrinya keluar dari kamar mandi dengan setelan baju tidur berjalan menuju ranjang. Vita merebahkan diri tidur menghadap suaminya. Tapi Arya memilih tidur membelakangi istrinya. Diam adalah yang terbaik untuk saat ini, saat jiwa dan raganya sedang lelah.
Bahkan istrinya tidak menanyakan kabar Athaya sedikitpun. Apa ia lupa kalau sudah punya anak yang harus diperhatikan. Kenapa harus selalu aku yang mengingatkan. Batin Arya kecewa.
Kata orang, 5 tahun pertama pernikahan adalah masa-masa rawan goncangan. Apakah yang aku alami bagian dari goncangan itu ? batin Arya lagi.
Rasa lelah yang mendera akhirnya mendatangkan rasa kantuk yang memberat dikedua kelopak matanya. Sejenak beban pikiran ia angkat, jangan sampai terbawa tidur karena akan membuat sakit kepala disaat terbangung esok pagi.
Manusia yang tidak mau berdoa berarti termasuk manusia yang sombong dan kufur nikmat. Gelimang harta adalah ujian, apakah ia akan makin dekat dengan Tuhan atau malah makin menjauhi Tuhan.
*****
Bersambung
Mohon dukungannya ya genks untuk novel pertamaku ini. Kritik dan sarannya aku tunggu.
Jangan lupa like and vote agar semangat up story setiap hari.
Terima kasih
.
Sempat baca ..sukses selalu ya teh sehat & semakin banyak karya” mu yang masuk rangking 🤲