Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.
kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.
Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.
Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putaran Roda Nasip.
Ridho dan Yuanchi berjalan memasuki sebuah ruangan besar dengan sebuah meja panjang terdapat di tengah tengah nya.
Di ujung meja duduk tuan Anthonius Juan dan Daniar, sementara di kiri dan kanan meja, duduk masing masing dua orang pria paro baya dan seorang wanita muda yang cantik.
Disebelah nya lagi duduk masing masing dua orang pria paro baya sebagai perwakilan dari kuasa hukum pemilik saham dan dua orang perwakilan dari Notaris.
Rapat di mulai dengan kata sambutan dari tuan Anthonius Juan sebagai owner PT AXSA internasional. lalu di lanjutkan dengan kata sambutan serta laporan dari CEO perusahaan yaitu nona Daniar.
Daniar menceritakan prestasi dan pencapaian perusahaan selama satu tahun ini. Dan memang semua prestasi yang dia ceritakan itu sebenar nya adalah prestasi nya Yuanchi selama menjadi CEO perusahaan, namun diakui nya sebagai prestasi nya.
"Mulai besok hari, saya akan membeli kembali saham saham perusahaan dari anda sekalian, hingga menyisakan sekitar tiga puluh persen saham saja lagi yang di miliki orang luar!" ucap Daniar mengakhiri laporan nya seraya melirik kearah Yuanchi dengan senyum mengejek nya.
"Selanjutnya kata sambutan dari Panji internasional yang mengakuisisi saham dari Alexa internasional, yang disampaikan oleh pangeran muda Syaifuddin Malindo, waktu dan tempat kami persilahkan!" suara pembawa acara terdengar menggema di ruangan itu.
Seorang pria paro baya berkacamata dan berjas biru berdiri memegang mikropon nya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya pangeran muda Syaifuddin Malindo, sebagai utusan resmi dari Sultan Ibrahim Akbar Malindo yang telah mengakuisisi seluruh saham AXSA internasional dari Alexa internasional dengan atas nama Panji internasional Brunandi. Sebelum nya saya sampaikan salam takzim dan hormat kami kepada pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam, selaku kerabat kesultanan negeri Brunandi yang berada di negeri ini, selamat jumpa dan selamat bertemu pangeran, saya pangeran muda Syaifuddin Malindo, selaku perwalian negeri Brunandi dan mewakili Sri sultan, pemegang amanah dari Sri sultan Ibrahim Akbar Malindo, bahwa beliau, sultan Ibrahim Akbar Malindo menghibahkan seluruh saham perusahaan AXSA internasional kepada yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam, dan mulai saat ini, secara Syah menurut hukum negara dan hukum internasional, bahwa kepemilikan tiga puluh persen saham itu telah di miliki oleh yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam!" ucap pangeran muda Syaifuddin Malindo.
Sekali lagi dada Yuanchi serasa mau meledak rasa nya mendengar kata sambutan dari utusan kesultanan Brunandi itu.
Sementara itu Daniar yang mengira Ridho dan Yuanchi hanya kebetulan bersamaan itu melirik kearah Ridho dengan tatapan genit nya.
"Selanjut nya kata sambutan dari Tan Sri Muhammad Sabri Mangku Alam sebagai perwakilan dari Ariel group yang juga telah mengakuisisi seluruh saham dari Mandana group, waktu kami persilahkan" ucap pembawa acara.
Seorang pria perwakilan dari perusahaan Ariel group berdiri ditempat nya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya Tan Sri Mohammad Sabri Mangku Alam, selalu wali dari perusahaan Ariel group yang telah mengakuisisi seluruh saham perusahaan AXSA internasional yang dimiliki oleh Mandana group, menyampaikan amanah dari kakek kami Khairil Alam selaku pendiri Ariel group, bahwa seluruh saham AXSA internasional yang sudah dikuasai oleh Ariel group, seluruh nya dihibahkan kepada cucu beliau, atau saudara sepupu saya yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam, dan mulai saat ini, seluruh kepemilikan saham itu mutlak menjadi hak milik yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam" ucap Tan Sri Muhammad Sabri Mangku Alam menyampai kan sambutan nya.
Keheranan di hati Yuanchi semakin bertambah tambah, dua tokoh besar dari negeri kaya raya diutara itu semua nya memiliki kekerabatan dengan Ridho.
Berbeda dengan Yuanchi, Daniar justru takjub melihat pemuda yang tadi masuk bersama sama dengan Yuanchi itu ternyata kini menjadi pemilik enam puluh persen saham PT AXSA internasional yang berarti juga kini owner perusahaan sudah berpindah tangan ketangan pemuda itu.
Dengan perasaan takjub, Daniar menatap kearah Ridho sambil mengedip ngedipkan mata nya, mencoba menggoda pemuda itu.
"Selanjut nya kata sambutan dari yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam selaku pemilik Syah PT AXSA internasional yang baru, waktu dan tempat kami persilahkan!" ucap pembawa acara.
Ridho berdua ditempat nya, mengambil mikropon dan mulai berbicara, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang, salam sejahtera tera untuk kita semua, pertama yama saya ucapkan terimakasih kepada yang mulia Sri Sultan Ibrahim Akbar Malindo dan Datuk Tan Sri Khairil Alam atas kebaikan hati nya menghibahkan enam puluh persen saham PT AXSA internasional ini, semoga Allah mencatat nya sebagai amal pahala yang berlipat ganda, adapun kebijakan pertama saya sebagai owner sekaligus pemilik saham terbanyak PT AXSA internasional ini, saya memberhentikan dengan tidak hormat saudari Daniar sebagai CEO perusahaan ini, dan menggantikan nya dengan Yuanchi yang kini memegang lima belas persen saham perusahaan AXSA internasional ini, sehingga dengan gabungan dua kepemilikan saham ini, yaitu tujuh puluh lima persen, maka segala keputusan dan ketentuan dari kami, mutlak dan penuh pada perusahaan ini, saya juga memerintahkan kepada badan pemeriksa keuangan yang bertanggung jawab, agar mengaudit seluruh keuangan perusahaan selama ini, apa bila menemukan kesalahan atau ketidak cocokan, saya perintahkan untuk menyeret nya ke meja pengadilan" ujar Ridho mengakhiri kata sambutan nya.
Wajah Daniar tiba tiba berubah menjadi pucat pasi, tubuh nya seketika menjadi gemetaran. Baru beberapa bulan menjabat CEO seperti cita cita nya dulu, kini harus merelakan jabatan itu kembali kepada pemilik asal nya, yaitu Yuanchi.
Sebalik nya dengan tuan Anthonius Juan, wajah nya menjadi merah padam menyaksikan hal yang tidak pernah dia duga duga sebelum nya.
"Kalian biadab semua nya!, kalian bersekongkol menggulingkan aku, ini tidak syah!, ini ilegal!, ini nama nya pengkhianatan!" teriak nya murka.
Tiba tiba rasa muak melihat sikap pria paro baya itu memenuhi dada Ridho.
"Tuan Anthonius Juan yang paling terhormat, saya mau bertanya mana yang lebih biadab nya dengan seorang ayah yang seharus nya menjadi pelindung anak anak nya, dengan teganya menyiksa dan nyaris membunuh putri nya sendiri, hanya karena beda keyakinan saja, saya punya data data nya dan juga surat visum dokter yang menangani nya, setiap saat saya bisa menyeret bapak ke penjara dengan tuduhan penyiksaan, penghilangan kemerdekaan seseorang, penyekapan, percobaan pembunuhan yang terencana, seandainya nya bukan karena dilarang oleh Nuna Anchi, sudah dari kemarin bapak saya penjarakan, dan bapak tahu hukuman apa yang bapak terima dengan banyak nya pasal yang bapak langgar, minimal bapak dihukum seumur hidup… karena saham di tangan bapak sudah bapak serahkan pada Bu Daniar, maka disini bapak bukan siapa siapa, dan sudah tidak ada sangkut paut nya dengan perusahaan, silahkan bapak keluar, pintu di sana!" ucap Ridho sambil menunjuk kearah pintu.
Dengan menggerutu panjang pendek tak karuan, serta wajah yang tertunduk lesu, tuan Anthonius Juan keluar dari tempat itu.
"Ini belum berakhir anak muda, kisah akan terus berlanjut, kau akan tahu sedang berhadapan dengan siapa sesungguh nya Anthonius Juan ini, camkan itu!" ucap Anthonius Juan sambil berjalan keluar.
"Selanjut nya kata sambutan dari CEO perusahaan yang baru, waktu dan tempat kami persilahkan!" pembawa acara membacakan acara selanjut nya.
Yuanchi berdiri di tempat nya, mengambil microphon dan mulai memberikan kata sambutan nya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang, dan salam sejahtera bagi kita semua, terimakasih atas kepercayaan dari yang mulia pangeran muda Ahmad Ridho Firmansyah Alam selaku pemegang saham mayoritas PT AXSA internasional sekaligus owner perusahaan ini, yang pertama tama akan saya lakukan adalah mengembalikan semua yang hak milik pribadi saya yang di rampas secara sewenang wenang dan tidak syah, seperti mobil, apartemen dan seisinya, saya berjanji akan menindak semua kejahatan yang dilakukan kelewat batas kemanusiaan kepada diri saya, bukan karena dendam, tetapi agar menjadi pelajaran bagi siapa pun dikemudian hari, agar jangan membuat sewenang wenang lagi, jika ingin sukses, bekerja keras lah, raih lah kesuksesan itu dengan cucuran keringat mu sendiri, saya akan melaporkan semua orang yang terlibat dengan perampasan hak milik saya itu, kedua, saya akan mengganti semua karyawan yang terlibat dengan penggulingan tidak Syah saya dahulu, saya diberhentikan sepihak tanpa rapat pemegang saham, dan itu sebenar nya tidak Syah menurut hukum internasional" kata Yuanchi dalam kata sambutan nya.
Akhirnya acara rapat hari itu ditutup dengan doa doa yang dibacakan oleh pangeran muda Syaifuddin Malindo.
Saat keluar dari ruangan itu, Daniar berlari mengejar Yuanchi , Sabil memegang tangan gadis itu Daniar menangis menghiba dihadapan nya.
"Chi!, maafkan aku Chi, papah mu yang memaksa aku menduduki jabatan mu itu, padahal aku tidak ingin, tetapi dia memaksa ku!" ratap Daniar bersimpuh di kaki Yuanchi.
Yuanchi menatap kearah Daniar tanpa ekspresi apa apa, rasa dihati nya sekarang sudah hilang semua nya pada mantan sahabat nya itu.
"Kau terlalu menganggap aku ini bodoh Dani!, coba kau pikir sekali lagi, tidak ada seorang pun yang tahu aku sekarang mualaf, hanya kau seorang Dani, aku bercerita hanya kepada mu, bahkan tidak kepada Ridho, kenapa tiba tiba kedua orang tua ku mengetahui nya?, kenapa Dani?, kenapa?, apa kau mau beralasan kedua orang tua ku itu ahli nujum? begitu?, aku mengangkat mu dari kemiskinan karena mengira kau sahabat ku, tidak aku sangka, justru aku memelihara buaya yang setiap waktu bisa menerkam ku, dan hal itu akhirnya terjadi juga, kau ternyata bukan seorang sahabat, tetapi seorang pengkhianat, aku sudah tahu semua nya Dani, aku tahu semua nya!, kau menikam ku dari belakang, kau teramat tega kepada ku, ku anggap kau saudara ku, tetapi apa balas budi mu?, aku betul betul kecewa Dani, sangat kecewa, karena laporan mu pada kedua orang tua ku, aku nyaris tewas mereka siksa tanpa sedikitpun rasa kasihan, kepala ku mereka botaki, lecutan dan dera pukulan ku terima, untung ada malaikat yang bersedia menolong ku, jika tidak, mungkin jasad ku pun tak di ketemukan orang" ujar Yuanchi dengan hati yang sangat murka sekali.
Isak tangis dan ratapan Daniar tidak lagi dia dengarkan.
...****************...
