Menjalani kepahitan hidup bertubi-tubi, membuat Anya akhirnya terjebak dalam dunia malam yang tak pernah dibayangkannya. Suatu hari sepulang bekerja dalam keadaan setengah mabuk, Anya menabrak seorang pria. Pria itu ternyata kengalami amnesia hingga Anya terpaksa menampungnya untuk sementara waktu.
Siapa sangka jika pria tanpa identitas yang sebelumnya papa dan sebatang itu termyata adalah seorang pengusaha kaya yang dinyatakan hilang dalam sebuah kecelakaan misterius, bahkan sudah dianggap meninggal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzati Zah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Anton duduk bersama Anya di ruang tengah, menikmati makan malam sederhana yang terasa nikmat sambil menonton tayangan televisi. Bagi Anton televisi adalah suatu hal yang baru, selama seminggu lebih menginap dirumah sakit Anton tidak pernah mendapati benda tersebut sebab ruang perawatannya hanyalah ruangan kelas dua dengan fasilitas seadanya saja. Meski begitu benda itu terasa tak asing baginya.
Mulutnya memang sedang mengunyah makanan, tapi mata Anton fokus tertuju pada kotak ajaib yang gambarnya selalu berubah, sebab disampingnya Anya masih bingung menentukan pilihan dan tangannya terus memencet-mencet tombol remot. Sampai kemudian Anya menyerah dan berhenti pada satu chanel yang menyiarkan sebuah berita kecelakaan misterius. Sebuah mobil mewah ditemukan dalam kondisi rusak berat di dasar jurang. Di duga kuat pengemudinya adalah seorang pengusaha muda yang kaya raya. Tapi entah mengapa, polisi tak kunjung menemukan jasad korban, meski telah dilakukan upaya pencarian hingga seminggu lebih. Berbagai dugaan mulai muncul atas kasus tersebut. Di duga kuat itu bukanlah kecelakaan biasa, melainkan ada unsur kesengajaan yang menyertainya. Kejanggalan demi kejanggalan pun terus ditemukan berhubungan dengan kasus tersebut.
Anton menonton tayangan itu dengan perhatian penuh karena merasa tertarik dengan isi berita. Kemudian cuplikan demi cuplikan gambar olah tkp dan mobil bekas kecelakaan itu muncul dilayar televisi. Anton merasa ada sesuatu yang tak asing, lalu sekelebat ingatan melintas dikepalanya. Tentang sebuah mobil impian yang di belinya setelah kerja kerasnya membuahkan hasil. Lalu kilatan peristiwa saat dirinya sedang mengemudi dengan kecepatan tinggi, lalu pandangannya seketika menjadi gelap.
Namun ingatan-ingatan itu hanya sepotong. Bagaikan potongan puzle yang tak lengkap, muncul kemudian segera menghilang. Dan saat berusaha menggali kembali ingatannya yang sempat melintas, yang ada kepalanya justru dilanda sakit yang hebat. Anton sampai memegangi kepalanya lalu terhuyung dan bersandar di sofa.
Melihat itu, Anya yang sedang duduk disamping sambil menikmati makanan turut terkejut.
"Ada apa?", tanya Anya dengan panik sambil memegang tubuh Anton yang mulai tak seimbang.
"Kepalaku terasa pusing sekali...", Jawab Anton di sela kesakitannya.
Anya lalu membantu Anton untuk berbaring di sofa dan sesaat merasa bingung tentang apa yang harus dilakukannya. Anya terus memperhatikan Anton yang masih meringkuk di sofa sambil memegang kepalanya.
"Apa masih sakit sekali?", tanya Anya saat Anton mulai menurunkan tangannya dari kepala.
"Sudah sedikit reda, tapi masih terasa sakit..."
Anya lalu mengambilkan air putih dan menyuruh Anton meminumnya.
"Terimakasih banyak, bisa tolong ambilkan obatku di atas meja di kamar?"
"Baiklah, tunggu sebentar..."
Anya memgambil obat yang dimaksud lalu menyerahkan pada Anton. Anton segera meminumnya dan kembali merebahkan diri di sofa. Beberapa saat Anton hanya diam sambil memejamkan matanya.
"Bagaimana? apa masih sakit sekali? Apa kita perlu pergi ke dokter?", tanya Anya dengan khawatir.
"Tidak usah, aku sudah minum obat, semoga nanti segera membaik..."
"Baiklah kalau begitu, apa kamu sering mengalami sakit kepala tiba-tiba seperti ini?"
"Tidak sering, tapi sudah beberapa kali terjadi sejak di rumah sakit...."
"Sepertinya besok saat kontrol ke dokter kita harus berkonsultasi tentang sakit kepalamu ini. Aku takut jika ini akan berbahaya...sekarang istirahatlah..."
"Anya..."
Anton ingin bertanya tentang berita kecelelakan barusan pada Anya. Siapa tahu Anya tahu lebih banyak dan bisa menjadi petunjuk. Tapi Anton mengurungkan niatnya saat kepalanya kembali terasa sakit.
"Ada apa?"
"Tidak apa-apa terimakasih banyak..."
"Sekarang lebih baik kamu segera tidur dan beritahu aku kalau ada keluhan yang kamu rasakan...."
Sepanjang malam itu Anton tidak bisa tidur karena memikirkan ingatan yang sempat terlintas. Dan di kamar lain Anya juga tak bisa tidur, sebab pikirannya terus mengkhawatirkan keadaan Anton. Dan sebuah ketakutan aneh terlintas dibenaknya.
Anya tidak mau Anton mati di dalam rumahnya, sebelum bertemu dengan keluarganya.