Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan samakan aku dengan mereka
Di sebuah kafe yang sedang trend dikalangan anak muda belakangan ini, Kinara melangkahkan kakinya memasuki area kafe untuk bertemu seseorang.
Terdengar helaan nafas berulang dari Kinara sepertinya ia sedikit gugup belakangan ini, bukan tanpa alasan jika hanya bertemu klien untuk pemesanan sebuah gaun di butiknya itu sudah seperti hal lumrah bagi Kinara, namun apa jadinya jika kali ini bukan klien yang ia temui melainkan selingkuhan suaminya sendiri atau lebih tepatnya sahabat yang bermain di belakang bersama suaminya.
"Apa kamu sudah memesan sesuatu Bi?" tanya Kinara setelah mengambil duduk tepat di depan Nabila.
"Bel..um" jawabnya ragu.
Nabila cukup bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Kinara kali ini, Kinara seakan lebih tenang dan santai seperti tidak terjadi apapun diantara keduanya.
"Kenapa kamu belum pesan, bukankah menunggu tanpa melakukan apapun itu membosankan Bi? atau jangan jangan kamu sudah memesan sebelumnya tanpa sepengetahuan ku, bukankah itu keahlian mu?" ucap Kinara.
"Apa Ra? bisa kamu ulangi sekali lagi? aku sungguh tidak mengerti." ucap Nabila dengan nada yang terdengar polos.
"Tak apa, tak perlu sungkan, aku sudah memesankan kopi barusan untukmu, seperti biasa bukan? oh wow bukankah cuaca hari ini begitu terik Bi? bukankah sangat tidak cocok jika digunakan untuk memancing." ucapnya lagi.
"Memancing apa Ki?" tanya Nabila.
"Memancing emosi!" ucap Kinara yang membuat mimik wajah Nabila seketika berubah. "Ada apa dengan wajahmu itu? aku hanya bercanda." ucapnya dengan tawa yang garing.
Tak berapa lama seorang waiters datang mengantar pesanan Kinara dan meletakkannya di meja kemudian melenggang pergi.
Nabila menatap kopi itu dengan seksama, entah mengapa rasanya seperti terselip rasa curiga karena Kinara tiba tiba saja memesankan minuman tanpa sepengetahuannya terlebih dahulu.
"Ada apa? apa kamu pikir aku menaruh sianida dalam kopi mu?" sindir Kinara.
"Buk... bukan seperti itu, hanya saja..." ucap Nabila namun kembali di potong oleh Kinara.
"Hanya saja karena memang itu pikiranmu bukan? tenanglah aku tidak sekeji itu." ucap Kinara kemudian membenarkan posisi duduknya. "Begini Bi kita langsung saja ke intinya, aku sama sekali tidak menyalahkan mu atas apa yang telah terjadi pada kalian berdua, karena menurutku mas Geffie juga bersalah dalam hal ini, atau mungkin sebenarnya ini adalah kesalahan ku yang tiba tiba berada di tengah tengah kalian dan menjadi jurang pemisah. Jika memang itu masalahnya aku benar benar minta maaf, aku memberi mu dua pilihan, option pertama kamu bisa memiliki mas Geffie seutuhnya, asalkan kamu bisa membuat mas Geffie melayangkan talak padaku dan menyerahkan sepenuhnya hak asuh Delisha padaku, sedangkan option kedua kamu harus pergi jauh jauh dan jangan berhubungan apapun lagi dengan mas Geffie, bagaimana? kamu lebih tertarik yang pertama atau yang kedua?" ucap Kinara dengan nada yang santai.
Sedangkan Nabila yang mendengar hal itu tentu saja tidak bisa lagi berkata kata, awalnya Nabila pikir Kinara akan menangis dan bersujud meminta dirinya untuk mengembalikkan Geffie seperti kebanyakan istri istri lainnya, tapi nyatanya ini malah sebaliknya dan benar benar di luar dugaan.
"Kamu salah paham Ki, kita berdua hanya main main, aku punya suami dan Geffie punya istri mana mungkin aku melakukan hubungan yang serius padanya." ucap Nabila.
"Oh main main, kamu pikir aku orang dungu yang bisa kamu bodohi, main main itu hanya sekali dua kali Bi, tapi yang kamu lakukan dengan Geffie itu berkali kali bahkan lebih. Apakah itu namanya main main? lagipula kamu membicarakan suami istri bukan? lalu apakah kamu mengerti apa makna dan batasan bagi seorang istri?" ucap Kinara kali ini dengan nada yang meninggi.
"Tapi kan setidaknya Geffie masih bersama mu bukan? itu artinya aku tidak pernah merebut dia darimu." ucap Nabila dengan nada santai membuat Kinara tidak bisa berkata kata lagi.
"Oh ya? wow kamu benar benar sesuatu ya Bi, hari ini aku baru menyadari satu sisi lain dari dirimu, sepertinya kita sudahi saja pertemuan ini karena kelihatannya kamu sama sekali tidak merasa bersalah bukan?" ucapnya kemudian bangkit berdiri dan membisikkan sesuatu. "Harusnya aku dulu tidak mengikuti saran mu untuk menerima Geffie Bi, ingatlah satu hal air yang terlihat tenang nyatanya ia lebih mematikan daripada air yang beriak." ucap Kinara kemudian melenggang pergi dari sana.
****
Di sebuah pusat perbelanjaan.
Kinara memarkirkan mobilnya di parkiran bawah tanah kemudian melenggang memasuki mall, pertemuannya dengan Nabila kali ini membuat hatinya sangat sesak dan bergejolak, hingga akhirnya Kinara memutuskan untuk melipir ke mall, bukan untuk belanja atau menghabiskan uang seperti kebanyakan wanita lainnya, Kinara hanya membutuhkan rooftop untuk tempatnya mengadu sambil berteriak.
Kinara membuka pintu ruangan menuju rooftop dan masuk ke dalamnya, baru sampai di sana saja sudah membuat hatinya sedikit lega, ia kemudian lantas melangkahkan kakinya menuju pagar pembatas untuk memulai berteriak kencang meluapkan semua perasaannya.
"AKU BENCI KALIAN! AKU BENAR BENAR MUAK DENGAN INI SEMUA. ATUR SAJA SESUKA KALIAN, BIAR NANTI AKU YANG BAHAGIA DI ATAS KARMA KALIAN!" teriak Kinara dengan sekencang kencangnya.
Senyuman kelegaan terlihat jelas di wajahnya.
"Aku tahu kamu akan ke sini." ucap sebuah suara yang mengejutkannya.
"Kafeel?" ucap Kinara spontan.
"Hai, apa aku mengganggu curhatan mu kembali?" tanyanya sambil berjalan mendekat ke arah Kinara berada.
"Lupakanlah itu tidak penting, lagipula aku benar benar tidak menyangka jika dunia begitu sempit sampai sampai orang yang berselingkuh dengan suami ku adalah istri mu, wah apakah kita terlihat begitu bodoh di mata mereka?" ucap Kinara sambil tersenyum sinis.
"Bukan kita yang terlalu bodoh, hanya saja kita yang terlalu baik." ucap Kafeel.
"Ya ya ya terserah, apa sekarang kita sama?" ucap Kinara yang lantas membuat Kafeel menatap bingung ke arahnya. "Sama sama di selingkuhi." ucapnya kemudian sambil tertawa.
Sedangkan Kafeel nampak tersenyum memperhatikan Kinara yang tertawa lepas barusan.
"Ada apa?"
"Kamu lebih cantik jika tersenyum dan tertawa lepas seperti ini." puji Kafeel.
"Lupakan." ucap Kinara sambil sedikit membuang muka.
Entah apa yang di pikirkan oleh Kafeel, dengan perlahan tiba tiba ia mendekat dan terus mendekat ke arah Kinara, membuat Kinara yang tidak siap lantas terus mundur perlahan hingga kemudian terhenti tepat di pagar pembatas karena tidak ada jalan lain lagi untuknya mundur.
Tubuh Kafeel semakin dekat dan semakin dekat, bau parfum milik Kafeel bahkan tercium sangat menggoda menusuk hidung Kinara hingga membuatnya terdiam mematung. Kafeel semakin mendekatkan bibirnya hendak mencicipi bibir ranum milik Kinara, namun ketika jarak hanya tersisa seutas tali saja Kinara lantas mendorong Kafeel agar menjauh darinya.
"Jangan seperti itu Kaf, jika kita melakukannya itu artinya kita sama dengan mereka, jika kamu ingin membalas dendam akan perbuatan Nabila dengan melakukan hal yang sama bersamaku kamu salah, karena aku sama sekali tidak berminat untuk melakukan hal hal yang ada di pikiran mu itu." ucap Kinara kemudian melenggang pergi meninggalkan Kafeel sendiri di sana.
"Sial! kenapa jadi begini?" ucapnya dengan nada yang kesal.
Bersambung