Tim A.. merupakan tim rahasia yang di bentuk oleh militer untuk membantu pihak militer dalam menjalankan misi secara rahasia. Tim A adalah Gabungan dari beberapa orang-orang hebat yang kebetulan mereka semua anak didik dari seorang sersan Angakatan Darat.
karena kemampuan dari anggota Tim.A yang berbeda - beda, mengakibatkan mereka terpisahkan dan di latih oleh aliansi militer yang berbeda-beda. sampai akhirnya....
Salah satu anggota dari Tim.A menghilang dalam menjalankan misinya.....
Konspirasi mulai bermunculan...
Mereka yang mempunyai kekuasaan, posisi tinggi, berpengaruh , banyak uang mencoba menutupi kebenaran dan menyebarkan informasi palsu ke publik...
Sampai tiba-tiba Dia yang hilang muncul kembali dan memperingati teman-teman untuk tidak percaya dengan informasi yang mereka dengar dari mereka yang berada di atas...
Apa yang di sembunyikan oleh para penguasa yang berada di atas ?...
Akankah mereka semua bisa mengungkap kan kebenaran nya ?....
TIM.A
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ana jus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematiannya adalah Awal Balas Dendam.
Secara tiba-tiba mobil hitam misterius itu menabrak bagian belakang dari mobil pak Gabriel dengan bagitu kerasnya.
Sampai membuat pak Gabriel kehilangan kendali atas mobilnya, Sampai akhirnya mobilnya pun menabrak sebuah pohon besar yang berada di pinggir jalan.
" Bom..."
...💥💥💥💥...
Suara ledakan yang begitu keras.
Mobil pak Gabriel hancur remuk di bagian depan, tubuh pak Gabriel pun sampai hancur bahkan kepalanya sampai terputus dari badannya. Percikan api dari tangki bahan bakar mobil pun mengakibatkan sebuah ledakan kedua kalinya yang di sertai dengan Api.
" Bom..."
...💥🔥💥🔥💥...
Terbakarnya mobil pak Gabriel bersama dengan tubuh pak Gabriel yang berada di dalamnya. Sedangkan mobil hitam misterius itu pun pergi meninggalkan lokasi sebelum para warga berdatangan.
Di waktu yang bersamaan...
Rekan polisi pak Gabriel, Yaitu polwan Dewi di tembak mati oleh orang misterius.
Beberapa Jam Kemudian...
...Di Lokasi Kecelakaan....
Para warga sekitar pada berkumpul di sekitar mobil, yang di mana mereka berusaha membantu memadamkan api serta ada yang menghubungi pemadam kebakaran.
Tidak lama kemudian, rombongan mobil polisi berdatangan ke lokasi yang di mana salah satunya ada ketua kepolisian.
Sang ketua kepolisian hanya dia sambil memandangi kebakaran yang berada di depannya, sedangkan para polisi lain menertibkan lokasi.
Tidak lama kemudian...
Mobil reporter serta pemadam kebakaran pun datang ke lokasi untuk memadamkan kebakaran serta meliput kejadian tersebut.
...Di Kantor Polisi....
...Di Ruangan Kerja....
Fiqri mulai merasa bosan di ruang kerja sendirian, Fiqri pun berdiri lalu menyalakan televisi yang berada di dalam ruangan, untuk mencari hiburan sambil merenggangkan otot - otot tubuhnya.
Namun Tiba-tiba....
Televisi memunculkan sebuah berita terkini, yang berisi tentang kecelakaan mobil tunggal yang terjadi di jalan raya. Yang menewaskan seseorang yang di duga merupakan seorang polisi bernama Gabriel.
Mendengar hal tersebut Fiqri sangat lah terkejut.
..." Tidak... Tidak mungkin... Pak Gabriel."...
Dengan air mata yang mulai mengalir deras Fiqri sangat mengetahui kematian dari pak Gabriel sosok polisi yang sangat berarti bagi dirinya.
..." Tidak mungkin."...
Sambil menangis Fiqri pun mulai mengingat momen kebersamaan dirinya bersama dengan Pak Gabriel dari awal dia masuk ke kepolisian, satu tim dengan pak Gabriel, serta momen terakhir bersama dirinya di mobil sebelum kejadian kecelakaan tersebut.
2 Hari setelah kematian Pak Gabriel serta hilangnya Polwan Dewi..
...Di Kantor Polisi....
Kasus yang sebelumnya di usut oleh mereka telah di tutup dan sudah tidak di usut lagi tapi secara diam-diam Fiqri masih mencoba untuk mengungkapkan nya kembali ke publik.
Namun gerak geriknya Fiqri telah di pantau oleh sang ketua kepolisian bersama para bawahannya yang berpihak ke pada sang ketua, mereka selalu mengawasi Fiqri baik itu di kantor bahkan di kediamannya dan tidak menginginkan Fiqri untuk menjalani dinas luar lagi.
Di malam hari nya...
...Di kediaman Fiqri....
Dari jendela rumahnya Fiqri melihat sebuah mobil yang sedang memantau dirinya, dengan rasa cemas Fiqri pun teringat dengan pesan pak Gabriel sebelum meninggal karena kecelakaan.
Dia pun segera mencari surat yang waktu itu di berikan oleh pak Gabriel, setelah menemukan surat tersebut, Fiqri segera membuka surat tersebut yang berisi pesan permintaan maaf dari pak Gabriel kepada orang tua korban yang bersangkutan serta di sertai dengan alamat yang tertuju kepada Pangkalan Militer Angkatan Darat yang berada di Jakarta.
..." Hmm... Sepertinya ku harus pergi ke alamat ini untuk meminta bantuan."...
Setelah selesai membaca isi surat nya, Fiqri pun mulai membuat persiapan untuk pergi ke Jakarta. Fiqri mulai mengemas baju-baju nya serta membawa surat dan dokumen bukti-bukti dari kasus tersebut.
Namun Fiqri tiba-tiba terdiam dan memikirkan cara agar bisa lolos dari pengawasan dan bisa kabur ke Jakarta tanpa ketahuan sama sekali.
Di saat Fiqri mengangkat tas nya, tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah korek api ke lantai. Di saat Fiqri melihat korek api itu pun dia akhirnya mendapatkan ide agar bisa lolos dari pengawasan.
Sambil tersenyum Fiqri pun segera menjalankan aksinya.
Sementara itu..
Orang-orang yang mengawasi Fiqri di dalam mobil pun sangat terkejut dan panik ketika melihat asap hitam yang keluar dari dalam rumah di sertai dengan Api yang menyala.
Mereka pun segera keluar dari dalam mobil dan melihat secara langsung rumah kediaman Fiqri terbakar di hadapan mereka, salah satu yang mengawasi kediaman Fiqri pun segera menelepon pihak pemadam kebakaran serta melaporkannya kepada sang ketua kepolisian.
Sedangkan Fiqri yang berhasil mengalihkan perhatian dari orang-orang tersebut, dia segera pergi menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan mengunakan Taksi.
Sesampainya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Fiqri segera berlari menuju loket tiket untuk segera membeli tiket pesawat yang bertujuan ke Jakarta.
Dengan susah payah dan penuh kecemasan, Fiqri akhirnya bisa mendapatkan tiket pesawat itu yang kebetulan keberangkatan nya 1 jam lagi.
Fiqri segera berlari menuju tempat pemeriksaan dan terus berlari menuju pesawat agar tidak ketinggalan, Sampai akhirnya Fiqri berhasil memasuki pesawatnya dan tanpa waktu lama lagi pesawat pun segera lepas landas menuju Jakarta.