SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. CAK JO KOK
“KAMU BIKIN MASALAH JI!”
Aku nggak peduli sama ancaman taek ghatel si celenk, aku harus pergi dari sini, aku harus keluar dari mimpi ini, daripada aku jadi ikut gilak kayak Celenk.
Aku berbalik arah menuju ke dalam gubuk atau apalah, gubuk itu kan kamar kosanku, siapa tau setelah masuk gubuk, akhirnya semua selesai.
Kugerakan kakiku….
Tapi kok berat, aku nggak punya upaya untuk menggerakkan kakiku.
Posisi kaki kiriku masih ada di tanah atau rumah dari komtolodon.
“Egghhh kenapa lagi ini Lenk!”
“Kamu nggak akan bisa pergi dari sini tak butak!”
“Eegggh kamu siapa, kamu bukan Celenk!”
Kurang ajar, dia tertawa ngakak, nggak mungkin Celenk bikin aku celaka, wong aku sering pinjami dia uang ketika orang tuanya telat kirim uang ke dia.
Semakin kuat aku menarik kakiku dari tanah, semakin aku tidak bisa menggerakan kakiku sama sekali, hingga pada akhirnya aku tidak merasakan apa-apa di sekitar kaki kiriku.
Sialan, awalnya cuma kesemutan, tapi lama-lama kaki kiriku kebas rasanya.
Kulihat kebelakang, ternyata komtolodon itu bergerak dengan liar, maju mundur, muter-muter, goyang kiri kanan, bergetar, pokoknya semua gerakan mereka lakukan.
Bahkan banyak yang menyemprotkan cairan ke arahku
“BANGCHAAT AMBUNE COOOK!”
GILAAAK!
Mereka berusaha keluar dari tanah yang mengubur sebagian dari tubuh komtolodon, sementara itu si Celenk tetap tertawa ngakak di seberang kebon.
Kulihat ke belakang lagi, sudah ada beberapa komtolodon yang bisa melepaskan diri dari tanah, yancok ternyata bentuk mereka benar-benar menggemaskan. Kalau nggak ngerik, kepingin tak pelihara rasanya.
“Ayo datang ke sini, tak idak idak kalian yancok!”
“Kamu juga celenk, ayo sini kalau kamu memang jantan!”
Aku wis pasrah, aku tau ini cuma mimpi, makanya aku beranikan diri untuk menantang mereka termasuk si Celenk yang masih berdiri sambil tertawa.
Tiba-tiba Celenk berhenti tertawa, ketika kulihat wajah dia ternyata berubah, saat ini wajah Celenk berubah menjadi jauh lebih tua.
Aku bisa melihat wajah dan tangan Celenk penuh dengan keriput, rambutnya pun berubah menjadi lebih panjang dan berantakan dan penuh uban.
Tubuhnyapun sekarang menjadi sedikit bungkuk!
Matahari yang tadi bersinar terang layaknya siang hari, sekarang mulai redup tertutup oleh awan gelap yang tiba-tiba datang.
Ratusan komtolodon yang tadi bergerak-gerak, sekarang gerakanya bertambah semakin liar dan semakin kencang, maju mundur, goyang-goyang, gerakan ngebor, muter-muter, bergertar, dan sekarang malah ada suaranya.
Plok plok plok plok…. Kayak suara tepuk pramuka.
“HAHAHAH KAREPMU LENK, MAU BERUBAH JADI SYELET JUGA KAREPMU YANCOK!”
“AKU NGGAK TAKOT BLAS LENK!”
Aku sama sekali nggak takut sama gertakan dengan merubah wujudnya, aku cuma capek berdiri disini dengan kondisi kakiku yang mati rasa.
Eh kenapa ini.
Kenapa tubuhku ini,
Kenapa tiba-tiba tubuhku membungkuk juga, eeegh rasanya ada yang menekan punggungku agar aku membungkuk!
“Lho eeegh opo-opo an iki!”
Gilak, aku nggak bisa menegakan tubuhku, eeegh sekuat-kuatnya aku melawan sekarang posisiku malah semakin merendah dan semakin njengking.
“ASYU KAMU LENK!”
“AKU TAU.. AKU TAU APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN!”
Sialan aku nggak bisa berdiri lagi, sekarang posisiku kayak sedang sujud, segala upaya untuk merubah posisiku malah membuat bagian tubuh lainya kaku.
Untungnya aku masih bisa teriak dan menoleh kebelakang, ketika ratusan komtolodon itu sudah tercabut dari tanah seluruhnya.
“YANCOK…!”
“AYO SERANG AKU.. AYO JANGAN TUNGGU TUNGGU LAGI LENK, AYO SERANG AKU SEKARANG!”
Kurang ajar, sekarang aku nggak bisa menoleh ke belakang, wajahku hanya bisa menatap kedepan dengan mulutku yang terbuka.
Aku sudah tidak bisa teriak lagi, posisiku sudah pasrah ketika kulihat di depanku sudah ada puluhan komtolodon yang meludah-ludah, dan di bagian belakang aku bisa merasakan ada yang berusaha masuk.
Eeegh apa yang harus aku lakukan…
HEEEGH…. !
UUUGGHHH…!
EEEERGGHHHH TOLLOOOONG!
Kututup mataku ketika banyak lendir yang menyemprot wajahku, bahkan ada lebih dari tiga komtolodon yang masuk ke mulutku.
Sakit sekali yang aku rasakan ketika ada yang masuk ke bagian belakang tubuhku, aku nggak bisa menghitung udah berapa komtolodon yang masuk ke bagian belakangku.
ARRRGHHHH SAKIT SEKALI!
Saket sekali, dan mulutku udah penuh dengan lendir busuk dan bau pandan. Aku mulai kesulitan bernafas.
A..akhu kayaknya mulai kehilangan kesadaran…….
*****
“JI bangun Ji…..”
“Ji ayo bangun, kamu ngimpi apa…” tubuhku bergoyang goyang
“Ya gitu ayo buka matamu Ji, aku sampek takut Ji”
“Kamu ngimpi apa Ji… ayo bangun”
“Eh cak Jo…..”
Ya Allah ternyata aku mimpi, ternyata aku tertidur di tikar lesehan nasi goreng cak Jo.
Disampingku cak jo sedang jongkok sambil memegang pundakku. Wajahnya terlihat ketakutan.
“Awakmu iku ngimpi opo Ji, dari tadi kamu tak gugah tapi nggak bangun-bangun Ji, tadi sempat aku mau suruh orang manggil pak Yai, sapa tau kamu kesurupan hehehe”
“Eh berapa lama aku tidur disini cak?”
“Pokoknya tadi selesai makan kamu rokokan. Aku kan masak Ji, jadi nggak tau kamu tidornya jam berapa”
“Tadi kamu ngimpi opo to Ji, kok kamu koyok kesakitan dan teriak ada yang masuk dari belakang”
“Terus kamu hoeg hoeg kayak mau muntah gitu Ji”
“Mbuh tadi aku ngimpi apa cak, aku nggak merasa ngimpi apa-apa cak”
“Dari tadi kamu tak gugah Ji, aku mau tutup ini, wis tengah malam soale”
“Eh iya cak, sepurane cak…”
“Uuugh jancok Ji,!”
“Ababmu kok ambune basin koyok batang tekos ngene se!”
“Iya iya cak, sepurane, mungkin aku gorong sikatan cak”
“Cak Jo, tolong aku carikan dukon atau orang pinter gitu cak. Jangan ustad atau kyai cak”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣