Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. pilu lagi
Tuan Antonio mengamati tubuh keponakan perempuannya ini. Ia berpenampilan lusuh tak mencerminkan seperti anak orang kaya. Ia juga mengamati wajah keponakannya itu kusam dan terawat sama sekali. hati kecil Tuan Antonio menjerit, ingin sekali rasanya ia melayangkan satu tinjunya di muka ayah gadis ini.
"Bagaimana kabarmu sayang... Kenapa jarang sekali datang ke rumah setelah kakakmu pergi ke luar negeri..??" Tanya Tuan Antonio kepada keponakannya itu.
Sementara tangannya terus membelai belai sayang kepala keponakannya itu. Entah kenapa, mendengar kata keramat bagi keluarga Julia, tapi keluar dari mulut sang Paman langsung membuat Julia tersentuh. Hatinya menjadi sesak.
"Julia baik-baik saja paman.." ujar Julia dengan nada suara yang bergetar.
Tuan Antonio yang mengerti dengan keadaan keponakan tercintanya ini langsung merangkulnya. Sontak saja tangis Julia pecah. Ia juga memeluk erat tubuh pamannya itu dan menangis tersedu-sedu. tangisan Julia begitu pilu.
Mendengar tangisan Julia yang begitu mengiris hati, Tuan Antonio merasakan sakit dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Ingin sekali rasanya ia melampiaskan amarahnya kepada orang-orang yang telah menyakiti keponakan perempuannya ini.
"Tenanglah nak. Paman akan selalu bersamamu. Jangan takut, karena paman yang akan melindungi mu." Ujar Tuan Antonio juga menahan Isak tangisnya agar tidak keluar.
Ia mengeratkan pelukannya dan membelai kepala keponakannya dengan bahu yang masih bergetar. Entah kenapa, suasana di ruang keluarga itu menjadi Hening dan sangat mencekam.
Karena semua para lelaki yang ada di sekitar nyonya salsa dan Julia mendadak memasang wajah marah. Mereka marah kepada diri mereka sendiri karena tak bisa menjumpai Julia dan menanyakan kabarnya.
Terlebih lagi mereka marah kepada sang kakek dan keluarganya yang terlalu penurut terhadap Tuan Baskoro itu. Tak berbeda dengan nyonya salsa. Mendengar tangisan pilu Julia langsung mengiris hati nyonya Antonio itu.
Nyonya salsa dapat menebak, bahwa selama hidupnya, pasti Julia merasa dirinya telah dibuang oleh keluarga besar itu. Bahkan penampilan saja tak beraturan. Seharusnya sebagai orang yang memiliki orang tua lengkap dan juga kaya, walaupun mereka berpenampilan sederhana, dari wajah dapat terlihat bahwa mereka adalah orang kaya.
Setelah Julia merasa tenang dari rasa sedihnya itu. Ia pelan-pelan melepas pelukan nya pada sang Paman Begitu juga dengan Tuan Antonio. Tuan Antonio mengamati mata Julia yang begitu sembab karena habis menangis. Dengan penuh kasih sayang yang begitu mendalam kepada Julia, Tuan Antonio menangkup kedua pipi Julia dengan tangannya dan menghapus air matanya.
"Lihat Paman sayang.. lihatlah pamanmu ini. Kenapa selama ini kamu tidak pernah mencari paman. Paman kira kamu baik-baik saja nak.. tidakkah kamu tahu.. Paman begitu sangat menyayangi kalian.. Kenapa tidak datang mencari paman nak..??" Tanya Tuan Antonio kepada keponakannya itu dengan setetes air mata yang jatuh begitu saja.
Julia yang melihat sorot mata kasih sayang yang begitu mendalam dari tuan Antonio lagi-lagi hanya mampu mengeluarkan air matanya. Seolah-olah air mata Julia mewakilkan bahwa hatinya sedang tidak baik-baik saja selama ini. Hatinya begitu sangat merindukan kasih sayang seperti yang diberikan Tuan Antonio kepada anak-anaknya. Hatinya juga begitu sakit ketika mendapatkan kenyataan bahwa ayah kandungnya sendiri tak begitu memperhatikan. Iya sakit hati mengingat itu semua.
"Pa..pa..Mann..." Ujar Julia dengan tersendat-sendat. Mendadak hari ini ia begitu cengeng. Nyonya salsa pun tak kalah, Iya mengelus-elus punggung keponakan suaminya itu dan membelai balai rambutnya.
"Tenangkan dirimu sayang.. mama tahu apa yang terjadi kepadamu. Lihatlah kami semua yang ada di sini, kamu tidak sendirian nak. Jangan membuat benteng yang begitu tinggi terhadap kami. Datanglah kepada Mama atau paman dan kakak-kakak mu. Mereka semua sangat menyayangimu." Ujar nyonya salsa yang langsung membuat tangis Julia pecah kembali.
Lagi-lagi suasana itu begitu mencekam seperti susah untuk mengambil nafas di sana. Sementara Melvin, yang masih berdiri dengan tangan yang mengepal. Melihat Julia menangis rasanya ia tak merasa lelah. Tapi tiba-tiba dia kembali menormalkan emosinya.
"Huf..." Ia menarik nafasnya dengan dalam dan kemudian duduk di samping adik bungsunya itu. Iya menarik nafasnya dan mengeluarkannya dengan teratur.
Seolah ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya yang harus dia tenangkan. Apalagi kalau bukan emosinya yang meluap-luap melihat adik sepupunya yang begitu ia sayangi menangis tersedu-sedih seperti itu. Padahal Melvin bukan sekali ini saja melihat Julia menangis.
"Sudah sayang Jangan menangis Lagi... Tak ada gunanya kamu menangisi keluargamu yang tak memiliki perasaan itu. Sebaiknya kamu siap-siap, karena kakak ingin mengajakmu belanja membeli semua perlengkapan kamu oke..." Kali ini yang berbicara adalah saudara sepupunya yang pertama dari tuan Antonio yaitu Arvin Raharja Kusuma.
Julia pun menghapus air matanya kembali. Kemudian menetap keluarga pamannya satu persatu. Tanpa mereka semua memasang wajah sedih dan begitu terpukul melihat keadaan adik mereka seperti itu. Saat itu juga tiba-tiba Julia merasa lucu dan terkekeh.
"Hehehe maaf ya paman, tante, dan abang-abang Julia. Tiba-tiba Julia jadi cengeng ya hehehe.." ujar Julia lagi merasa malu dengan semua yang terjadi. Julia tidak ingin menangis, namun entah kenapa tiba-tiba rasa itu pecah begitu saja sehingga rasa sakit yang selama ini tersimpan begitu rapi dan apik dalam hatinya menyeruak ke permukaan.
"Kamu tidak cengeng sayang.. tapi beginilah
seorang perempuan meluapkan emosinya. Sangat bangga kepadamu nak, walau dalam kondisi terjepit dan memprihatinkan seperti ini, kamu tetap tegar dan kuat dan bahkan tak melakukan hal-hal Yang terlarang. Dan yah..!!! Mulai sekarang Paman putuskan mau tidak mau kamu harus tinggal di rumah paman. Nanti biar paman yang berbicara pada papa sialan itu.."!!" Ujar Tuan Antonio sedikit mengumpati sang adik dan tentu saja mendapat teguran dari sang istri.
"Papa jangan bicara seperti itu di depan anak-anak." Tegur nyonya salsa dengan lembut. Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Julia.
"Mama juga tidak mau tahu. Sekarang karena kamu sudah di rumah mama dan pamanmu, kamu tidak boleh kembali ke rumahmu lagi. Tinggallah di rumah Tante na..k. kasihan tantemu ini... Semua anak-anak tante laki-laki, tak ada yang tinggal di rumah menemani Tante ataupun menemani Tante berbelanja. Ya.. sayang ya..." Ujar nyonya salsa kepada Julia.
Karena nyonya salsa begitu sangat menginginkan anak perempuan agar ada yang menemaninya dan juga merasakan bagaimana rasanya menjadi cerewet atau memiliki partner di rumah. Iya walaupun nyonya salsa juga sibuk, tapi ia sangat menginginkan hal itu terjadi. Namun Tuhan malah berkehendak lain, Ia malah dikaruniai empat orang anak laki-laki yang tampan dan bertanggung jawab, bahkan kadang-kadang akan bertingkah dewasa dengan cepat.
"Ia dek tinggal saja di sini. Kakak kebetulan akan pindah sekolah ke sekolahmu. Jadi kita bisa pulang pergi sekolah bersama. Lagi pula Kakak juga ingin ada teman untuk diajak bercanda, dan menghabiskan uang kak Arvin, kak Aliando dan kak Melvin. Hehehe..." Ujar Abi.
kasihan bngett yaaa