6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.28
Mereka tak langsung pulang, Aruna memerintah supir itu berhenti di sebuah restoran terdekat. Dia kasihan pasti anak nya dan Zain belum makan.
"Loh, Tante. Kok kita berhenti disini?" tanya Zain yang heran
"Kita makan dulu ya. kalian pasti kelaparan, ayok langit turun juga nak."
"Iya Mih."
Ketiga nya duduk dan memesan beberapa menu untuk di makan. zain memesan makanan berat seperti seafood, sedangkan langit memesan spaghetti bolognese beserta jus melon.
"Ayok, dimakan nak, kamu juga Zain makan yang banyak." ucap Aruna mengelus rambut nya membuat Zain terpaku
"Andai Tante Luna seperti mami nya langit, aku pasti akan bahagia." batin nya dengan sendu
Ibu tiri nya itu begitu jahat, bahkan ayah nya saja tak percaya kepada nya, beberapa kali dia mengadu tanpa bukti membuat ayah nya murka. Dia tak bisa berbuat banyak hal, cctv di rumah mereka mati dan itu disebabkan oleh Luna.
Luna hanya ingin uang ayah nya Zain saja, dan dia membenci Zain dan selalu menyiksa bocah kecil itu. tubuh Zain yang begitu kurus membuat Aruna melihat nya terpaku seketika, oleh sebab itu dia membawa bocah itu makan, karena tak tega melihat tubuh Zain yang kurus serta wajah yang begitu pucat.
"Tante, Terima kasih." ucap nya berkaca kaca
"Sama sama nak, dimakan yang banyak ya."
Tak lama mereka menikmati makanan, seseorang datang menghampiri ketiga nya dengan wajah yang arogan.
"Langit, wah kebetulan kita bertemu disini, Tante bawain kamu mainan ini." ucap Monica yang sempat mau dijodohkan oleh ibu nya langit.
Ketiga nya kaget melihat kedatangan Monica, wanita itu duduk tanpa meminta izin, bahkan keberadaan Aruna saja tak dianggap oleh nya.
"Ini untuk mu." ucap nya menyodorkan sebuah Tote bag putih ke arah langit.
"Tidak, aku tak suka." ucap langit dengan pandangan tajam nya
Penolakan langit tentu nya membuat monica kesal, berani berani nya bocah itu menolak pemberian nya, tentu saja harga nya begitu mahal. "Pasti ini pengaruh dari perempuan kampungan itu!" batin nya dengan tangan yang terkepal.
"Kok ditolak sih, kan Tante belikan ini mahal mahal, harus diterima dong, kamu kok jadi melawan seperti ini?" bentak nya tanpa sadar.
Langit yang dibentak tentu saja kaget, begitu juga dengan Zain, dia begitu trauma mendengar bentakan dari seseorang sehingga dia bersembunyi dibelakang Aruna.
"Maaf, kenapa membentak anak saya ya mbak?" ucap Aruna yang membuka suara nya
"Cih, orang kampung seperti mu tak usah ikut campur, ini urusan ku dengan calon anak ku." sinis nya dengan wajah angkuh
"Etika mbak, bener bener nol besar. Sudah jelas jelas anak saya menolak nya, tetapi mbak malah memaksa nya." ucap Aruna sedikit penekanan.
"Berani nya orang kampung seperti mu ikut campur urusan ku!" teriak nya dengan nada tinggi sehingga beberapa pengunjung melihat ke arah mereka
"Iya, karena saya adalah orang tuanya langit, tentu saja saya ikut campur urusan anak saya. Saya istrinya mas Faris, seharusnya mbak menghormati saya sebagai ibu nya langit, bukannya langsung duduk seperti orang yang tidak memiliki etika." cibir Aruna dengan nada tajam nya
"Berani nya kau menghina ku, cih orang kampung seperti mu tak pantas menjadi menantu Aditama. apalagi pendidikan mu pasti cuman tamatan SMA." cibir Monica dengan keras.
Dia tak tau bahwa Aruna itu lulusan terbaik, tentu saja yang tau hanya Faris saja, karena Aruna menceritakan tentang dirinya kepada Faris saat itu.
"Jangan menghina mami ku!" ucap langit yang menatap tajam ke arah Monica.
"Kau juga membela wanita kampungan ini, langit. Tante itu yang sudah membawa berbagai macam mainan untuk mu, bisa bisa nya kau membela nya!" ucap nya dengan wajah emosi
"Cih, tante saja yang sok perhatian di depan Oma dan Opa ku, Tante berusaha mengambil hati mereka dan mencoba mendekati ku hanya bermaksud tujuan menikahi ayah ku kan?" ucap bocah itu
"Dasar tak sopan, sifat mu sama seperti wanita kampungan itu!" cibir nya dengan nada bentakan
"Oh ya, aku kan anak nya mami, tidak seperti Tante. dasar Tante jelek, pergi sana atau aku akan menelepon papi untuk mengusir Tante!"
Aruna menahan tawa mendengar ucapan bocah itu, tak menyangka langit begitu pintar dan juga cerdas. Dia begitu kagum, dia akan belajar banyak hal untuk menghadapi wanita seperti monica kedepannya.
Monica tak bisa berkutik, kalau bocah itu mengadu kepada Faris bisa turun pamor nya, mau tak mau dia pun pergi dengan wajah yang masih sangat kesal.
"Awas Lo, gue bakalan balas suatu hari nanti!" ucap nya dengan penuh ancaman
Aruna sedikit lega saat kepergian Monica, begitu juga dengan langit dan juga Zain.
"Dia jahat sekali!" ucap Zain dengan polosnya
"Bener, dia sangat jahat seperti nenek sihir!' celetuk langit
"Sudah jangan dihiraukan, ayok dimakan lagi Zain dan langit ayok cepat habiskan biar ga mubazir." ucap Aruna dengan lembut
Sebenarnya ada rasa kesal di hatinya saat Monica mengatakan bahwa dia seorang gadis kampungan, apalagi juga mengatakan bahwa dia tak pantas menikah dengan Faris.
"Aku kangen ibu, seandainya ibu ada disini pasti ibu akan melindungi Aruna kan, ibu akan sayang ke Aruna kan, tidak seperti ayah yang tidak menyayangi Aruna Bu." batin nya dengan sendu.
Aruna mengantarkan Zain ke rumah yang bisa dikatakan cukup sederhana, tapi tak terlalu besar dan kecil. rumah nya juga terlihat sepi seperti tak ada orang.
"Tante, makasih udah dikasi makan dan diantarkan pulang." ucap Zain dengan tulus
"Tante senang langit memiliki teman seperti Zain, oh ya kok rumah nya sepi begini nak?"
"Papa kerja, Tante. kalau ibu tiri Zain entah kemana." ucap nya sedikit menunduk
Aruna merasa prihatin dengan kehidupan Zain, pasti bocah ini telah melewati banyak selama ini, dia seperti melihat dirinya sendiri di dalam diri Zain.
"Kalau begitu Zain bisa masuk, Tante sama langit pulang dulu ya, kalau ada apa apa Zain telpon langit saja, insyaallah Tante akan bantu Zain sebisa tante."
"Zain jadi iri, andai ibu tiri Zain seperti Tante Aruna pasti Zain ga bakalan ketakutan selalu." ucap nya dengan polos.
Ucapan Zain membuat Aruna tertegun. "Kenapa aku merasa ada yang tak beres dengan ibu tirinya Zain, apa bocah ini diperlakukan dengan keras?" batin Aruna yang sedikit sendu melihat wajah Zain yang begitu polos.
"Langit, terima kasih. kamu sangat beruntung memiliki ibu sambung, seperti Tante Aruna. aku masuk dulu ya Tante, langit, sekali lagi terima kasih telah mengantarkan ku sampai rumah."
"Sama sama Zain, kami pulang dulu. Ayok mih." ucap nya menggandeng tangan aruna.
"Iya sayang, hati hati jangan lari lari licin tanah nya." ucap Aruna begitu lembut.
dan si Aryo kepedean lagi, emang nya Aruna cewek apaan cewek bego gitu.. yg mau buang permata demi kamu yg cuma batu kerikil?
sudah nikmati saja rasa sakit yg seperti Aruna rasakan..
dan buat neng Ketty hati2 neng lambey mu di jaga nanti kena gampar orang aja baru tau rasa/Curse/
tapi gpp kok Thor soalnya Mak juga sering ngetik typo kaya gitu/Determined/