NovelToon NovelToon
Nona Rubah Milik Tuan Muda

Nona Rubah Milik Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Mengubah Takdir
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 ( Hadiah)

Menjadi istri bayangan adalah sesuatu yang tidak pernah Teresa pikirkan sebelumnya. Ia dengan tegas langsung menyetujuinya saat itu, demi kekayaan dan juga status sosial. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan jatuh cinta kepada Wiliam.

Teresa pikir ia sudah mati rasa karena kisah cintanya yang gagal di masa lalu. Tapi ternyata Tere salah mengartikan itu semua. Ia baru menyadari baru-baru ini, bahwa sebetulnya ia hanya membutuhkan seseorang yang peduli padanya.

Seseorang seperti Wiliam. Sudah cukup lama ia bersama dengan pria itu, dan banyak sekali momen yang membuat hati Teresa tersentuh karena perlakuan pria itu padanya. Semakin Tere menyadari perasaanya, semakin ia ingin meminta lebih pada Wiliam.

Sebut saja Teresa adalah wanita yang serakah. Ia menginginkan kekayaan dan juga status sosial, dia sudah berhasil mendapatkannya. Tapi sekarang, Tere justru menginginkan sesuatu hal lagi.

Ia ingin Wiliam. Teresa juga ingin Wiliam menjadi miliknya. Ia sudah jatuh hati pada pria itu, walaupun ia sadar bahwa Wiliam belum mencintainya sepenuhnya. Tapi selama ia bisa terus berada di dekat pria itu, Tere yakin bahwa ia akan bisa meluluhkan hatinya.

“Aku adalah istrinya. Dan Wiliam adalah suamiku, dia milikku” ucap Tere.

Ia kembali fokus kepada ibunya yang sedang duduk di taman. Hari ini Tere memutuskan untuk menjenguk ibunya dan juga ibu mertuanya, yaitu ibu Mona.

“Setelah aku menjenguk ibu, aku akan menjenguk Ibu mertuaku yang masih di ruangannya” ucap Tere kepada ibunya yang hanya bisa terdiam.

Tere mengusap tangan ibunya yang semakin keriput. Ia kembali mengingat bagaimana awal mula ibunya mulai terganggu kejiwaannya saat itu, Tere mengingat semuanya. Itu adalah salah satu kenangan pahit yang ia miliki.

Dimana saat itu ayahnya meninggalkanya demi seorang wanita yang kaya. Tere selalu mengatakan bahwa ayahnya sudah tiada, atau bahkan ia tidak mempunyai ayah. Itu semua ia katakan hanya untuk menutupi rasa malunya karena mempunyai ayah seperti itu.

Dan sampai ia menikah dengan Kristan, sikap pria itu semakin malah mirip dengan ayahnya. Oleh sebab itu, Tere merasa sangat menderita saat itu. Dan ia seperti terbayang dengan ayahnya setiap Kristan berulah.

Tapi Tere mencoba untuk mengabaikan masa lalunya yang buruk. Sekarang kehidupannya sudah berbeda, ia tidak begitu menderita seperti dulu. Ia juga memiliki seseorang yang melindunginya, yaitu Wiliam.

Teresa bertekad untuk mencintai seseorang sewajarnya, jangan sampai ia berakhir seperti ibunya. Ia tidak ingin kehilangan kewarasannya hanya karena mencintai seseorang terlalu dalam.

“Aku hanya akan mencintai Wiliam sewajarnya. Aku akan tetap memperhatikan akal sehat ku saat mencintai pria itu” batin Tere.

Tere menuntun ibunya untuk kembali ke ruang perawatannya yang sudah di pindahkan ke kelas VIP oleh Wiliam. Ini adalah pertama kalinya ia datang ke tempat ini setelah sekian lama. Tere merasa bersalah karena sibuk dengan dunianya sendiri.

Setelah Teresa mengantar ibunya ke ruangannya, ia berganti tempat menuju ke ruangan ibu mertuanya. Ia bisa melihat ibu Mona yang sedang berbaring di tempat tidurnya, dengan perawat yang berada di sampingnya.

“Apa anda kerabat ibu Mona?” ucap perawat itu.

“Saya menantunya” ujar Teresa.

Perawat itu tersenyum dan mempersilahkan Teresa untuk memiliki waktu yang lebih privasi. Tere melihat pintu ruangan di tutup, dan sekarang hanya ada dirinya dan ibu Mona di ruangan ini.

Tere tersenyum kepada ibu mertuanya itu. Dan ibu Mona juga tersenyum kepada Teresa, entah kenapa ia merasa senyuman ibu Mona terasa berbeda dari biasanya. Apa ini cuma perasaan Teresa saja?

“Bu, Teresa sudah menikah dengan Wiliam. Jadi Ibu Mona adalah ibu Tere sekarang” ucap Teresa sembari tersenyum padanya.

Ibu Mona hanya diam dan hanya memperlihatkan senyumannya. Tere merasa heran dengan respon ibu mertuanya itu. padahal yang ia tau, ibu Mona adalah seseorang yang suka berbicara.

“Tapi tinggal di kediaman Antonio tidaklah mudah. Disana Wiliam dan Tere seringkali cekcok dengan Sean. Dia adalah wanita terjahat yang pernah Tere temui” ucap Teresa.

Teresa menceritakan itu pada ibu Mona. Ia berpikir bahwa tidak apa untuk menceritakannya kepada ibu mertuanya ini. Tidak apa jika tidak ada tanggapan, karena Teresa hanya ingin menceritakan ini kepada seseorang agar ia merasa lega.

“Tere mencintai Wiliam. Tapi Wiliam sudah mencintai orang lain, dan ibu tau dia mencintai siapa? Kakak iparnya, Ruby” ucap Tere.

“Hati Teresa sakit setiap melihatnya dekat dengan wanita itu. Bagaimanapun Teresa adalah istrinya, bukankah seharusnya Wiliam memikirkan perasaanku ibu?” ucap Tere.

Ibu Mona tidak merespon. Justru ia malah memejamkan matanya. Teresa terkekeh melihat ibu Mona yang sampai tertidur mendengar ceritanya. Tere tidak mempermasalahkan itu, ia hanya ingin menceritakan ini kepada seseorang yang tidak akan mungkin memberitahukannya kepada siapapun.

Tere menarik selimut untuk menutupi setengah badan ibu Mona. Tere mengusap tangan ibu mertuanya itu dengan lembut, lalu ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang perawatan ini.

Teresa masuk kedalam mobilnya. Ia menggunakan salah satu mobil milik Wiliam yang berwarna putih. Hari ini urusannya sudah selesai semuanya. Ia sudah berhasil menemukan gedung untuk restorannya, dan ia juga sudah mengunjungi ibunya dan juga ibu mertuanya.

Sekarang Teresa berhenti sejenak di dalam mobilnya. Ia sedang mengingat hal apa yang belum ia lakukan hari ini. Ia takut akan melupakan sesuatu yang penting.

Teresa melihat banyak sekali orang yang memegang bunga ditangannya. Ada juga dari mereka yang menenteng paperbag berwarna merah muda ditanganya.

“Ada apa ini?” ucap Tere sembari melihat orang yang lewat di dekat mobilnya.

Teresa membuka ponselnya, dan ternyata hari ini adalah hari kasih sayang. Ia benar-benar telah melupakan hal ini, karena ia tidak pernah merayakan hari-hari seperti ini sebelumnya.

“Haruskah aku memberikannya bunga?” ucap Tere yang berniat untuk memberikan Wiliam bunga.

“Ah tidak! Itu hanya akan membuatku terlihat berlebihan!” ucap Tere.

Teresa segera melajukan mobilnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memberikan sesuatu kepada Wiliam. Karena yang seharusnya memberikan hadiah adalah pihak laki-laki.

Teresa sudah pernah bertekad bahwa ia akan mencintai Wiliam dengan selalu memperhatikan akal sehatnya. Ia harus tetap menjaga harga dirinya walaupun sedang mencintai seseorang.

Tidak berselang lama, mobil yang Tere kendarai akhirnya mulai memasuki gerbang tinggi kediaman Antonio. Tere memarkirkan mobil milik Wiliam di parkiran khusus miliknya.

Heels yang Tere pakai membuat kakinya terlihat semakin indah saat ia melangkahkan kakinya menaiki tangga dengan karpet merah di kediaman Antonio. Langkahnya terhenti saat ia melihat Julian dan juga Ruby sedang duduk bersama di ruang keluarga. Dan disana ada juga manusia yang menempel pada mereka, siapa lagi kalo bukan Sean.

“Tere? Kau sudah pulang?” ucap Ruby menyambut Teresa dengan senyumannya.

“Aku baru saja datang kak” ucap Tere sembari mendekat kearah mereka.

“Astaga, rambutmu belum hitam juga” ucap Sean tanpa melihat kearah Teresa.

“Maaf ibu. Tapi Wiliam melarangku untuk merubah rambutku, dia menyukai warna rambutku yang sekarang. Ia berkata, bahwa aku terlihat lebih cantik seperti ini” ucap Teresa sembari melirik kearah Ruby sekilas.

“Biarkan saja ibu. Dia sudah menjadi istri Wiliam, biarkan Wiliam yang mengaturnya” ucap Julian.

Teresa tersenyum kepada Julian yang membelanya. Lalu mata Teresa melihat kearah sebuah cincin berlian yang ada di tangan Julian. Ruby yang sadar dengan tatapan Teresa segera memberitahu tentang itu.

“Ini adalah hari kasih sayang. Julian memberikanku hadiah ini, apa Wiliam sudah memberikanmu sesuatu?” ucap Ruby.

“Aku tidak tau dia akan memberikanya atau tidak. Karena dia tipe orang yang kaku dan cuek, aku tidak yakin dia akan peduli dengan hal-hal seperti ini” ucap Teresa sembari tersenyum kecut.

“Coba saja tanyakan padanya. Dia sudah pulang sejak setengah jam yang lalu” ucap Julian.

Dan Tere langsung berpamitan untuk pergi menuju kamarnya. Ia melepaskan heels yang ia pakai agar lebih cepat sampai ke kamarnya. Lalu ia bisa bernafas lega saat akhirnya sampai di depan pintu kamarnya.

Teresa membuka pintu dengan memasukan kata sandi. Lalu ia masuk kedalam kamarnya setelah bunyi bip terdengar. Tere mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari keberadaan Wiliam.

“Apa dia sedang mandi?” pikirnya.

Mata Teresa terpaku saat melihat satu kotak berwarna hitam dengan pita diatasnya. Ia tersenyum dan tersipu malu. Tanpa pikir panjang, Teresa membuka kotak itu.

Dan matanya berbinar saat ia melihat sebuah kalung yang terlihat sangat berkilau. Lalu Teresa segera mengambil gambar untuk mengecek berapa harga kalung itu.

“Astaga! Mahal sekali!” ucap Tere sangat terkejut.

“Apa menurutmu itu bagus?” ucap sebuah suara di belakang Teresa.

Teresa yang mendengar suara Wiliam langsung menoleh kearahnya. Teresa mengangguk antusias, wajahnya memperlihatkan senyuman yang lebar. Teresa terlihat sangat bahagia saat ini.

“Apa kalung itu cocok untuk Ruby?”

Senyuman Teresa memudar saat mendengar ucapan Wiliam. Ia sudah salah paham pada kalung itu. Ia pikir, kalung itu akan diberikan kepadanya. Tapi ternyata, kalung itu milik Ruby.

“Tidak cocok! Kalung itu hanya pantas dipakai olehku” ucap Teresa.

“Baiklah, kalung itu milikmu sekarang”

...----------------...

1
Merybelang Merybelang
critsx makin asyikk
lanjutttttt
Erni Yuliastuti
bagus
Diana (ig Diana_didi1324)
pura2 terlihat baik2 aja didepan semua org itu gk enak loh
Celine
Terimakasih buat yang sudah baca cerita aku, makasih dukungannya semuanya 😇
Merybelang Merybelang
semakin seruuuuuu.
lanjutttttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!