NovelToon NovelToon
Bianca Adlova

Bianca Adlova

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alkeysaizz 1234

Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambisi

Sementara itu di sisi lain.

Jojo alias Jhonatan kini tengah menghadiri rapat direksi di kantor Ayahnya. Seperti biasa, dengan alasan banyak klien penting yang harus ia temui, sehingga dapat meloloskan diri dari rapat direksi ini, dan tentu saja Jhonatan yang harus menggantikan sang Ayah.

"Dia memang pandai mengarang cerita! Pergi begitu saja dan membebankan semuanya kepadaku! " Jojo terus mengumpat sepanjang dirinya berada di dalam ruangan, namun matanya tetap fokus pada berkas proposal yang ada di mejanya.

Tok tok..

"Masuk! " titahnya tanpa menatap ke arah sekertaris yang kini tengah berjalan menuju meja kerjanya.

"Maaf Tuan Muda, semua para petinggi sudah hadir dan menunggu anda untuk segera memulai rapatnya."

Pemuda yang penuh karismatik saat sedang mode serius itu pun langsung bangkit dari kursinya,berjalan cepat mendahului sekertaris Ayahnya yang menatap penuh kagum dari belakang.

"Muda,ganteng,berkarisma plus kaya raya tujuh turunan lagi.." batin sekertaris tersebut.

Nampaknya gadis itu memiliki perasaan yang lain untuk bos mudanya ini. Dia terus saja menatap punggung Jojo yang lebar dari belakang, bahkan sesekali tersenyum dengan semburat semu merah yang terlihat jelas di wajahnya.

"Maaf, saya datang terlambat! " tegas Jojo saat dirinya masuk lalu duduk di kursi pimpinan utama.

Terlihat ada beberapa orang yang tak menyukai kehadirannya, bukan tanpa alasan, mereka yang hadir di sana merupakan petinggi penting yang sudah cukup berumur, dan mereka merasa di remehkan saat rapat direksi kali ini akan di pimpin oleh seorang anak ingusan.

"Apa tuan Vian sakit lagi?! "

Jojo hanya tersenyum lalu mengangguk. "Sepertinya anda begitu perhatian pada Ayah saya tuan Sebastian?"

Sebastian hanya tersenyum tipis saat menanggapi ucapan Jojo yang nampak tak sesederhana kedengarannya.

"Silahkan anda mulai rapatnya Tuan Muda! " hanya kata itu yang ia ucapkan sebagai balasannya, entah apa maksudnya? Jojo pun tak mengerti, namun sepertinya posisi sang Ayah begitu banyak yang mengincarnya, termasuk Sebastian yang merupakan Ayah dari Frederick.

Jojo mulai berbicara, begitu tegas dan berwibawa, menyampaikan setiap kalimat begitu terperinci mengenai saham perusahan yang kini kian meroket.

Sebastian nampak mengepalkan satu tangannya di bawah meja, tanpa mengalihkan tatapan matanya pada sosok Jhonatan. Ada api kecemburuan yang terlihat saat menyadari jika Jhonatan memiliki umur yang sama dengan putranya. Ambisinya semakin meningkat, bahkan lebih besar saat ini.

Rapat pun usai dengan wajah kepuasan di seluruh para petinggi yang hadir, mereka saling melempar senyum dan mengangguk, jika pilihan Vian memanglah layak duduk di kursi itu.

Jojo menatap layar ponselnya yang menyala beberapa saat, lalu padam kembali dengan seketika. Sebastian perlahan maju dan mengulurkan tangannya untuk memberi selamat.

"Kau memang seorang anak muda yang berbakat, Tuan Muda. " Jojo menyambut ringan uluran tangan dari Sebastian tanpa melepas senyuman dari wajahnya.

"Terima kasih, Tuan Sebastian. Tapi saya masih merasa belum layak dan harus belajar lebih banyak lagi dari anda."

Sebastian tak berucap, dia hanya membalas tersenyum dan memilih pergi menyusul para petinggi yang lain keluar ruangan. Jojo langsung menghela nafasnya begitu panjang, rasanya seperti tercekik dalam lingkaran hitam.

"Ayah, kau benar-benar membuatku mati perlahan." lirihnya pelan.

"Meca! tolong bereskan semuanya dan taruh berkas penting di ruangan Ayahku! " ucap Jojo pada sekertaris Ayahnya yang bernama Meca.

"Baik Tuan Muda." Jojo kembali bangkit dan menatap Meca sejenak.

"Terima kasih. Kerja mu bagus hari ini." Wajah Meca berubah seketika. Baru kali ini Tuan muda idamannya berbicara dan tersenyum ke arahnya. Gadis itu hanya mengulum senyum sambil mengangguk, membiarkan Jonathan melewati dirinya.

"Ya ampun! pokoknya dia harus jadi pacar gue! " batin Meca mulai berambisi.

Jhonatan kembali melangkah keluar kantor dengan penampilan bagai anak berandalan. Berjalan melewati setiap kerumunan orang yang menatapnya aneh sambil berbisik. Mungkin mereka mengira jika dirinya hanya seorang kuli pikul yang di suruh tuannya untuk mengangkut barang. Jonathan hanya tersenyum di balik maskernya dan kembali berpetualang menjadi seorang Jojo.

Dertt..

Bianca menoleh pada ponselnya yang berdering, namun dirinya sedang fokus melayani pelanggan yang datang kesana. Ia pun mengabaikan panggilan itu dan kembali fokus.

"Tumben? kenapa si cupu gak angkat telponnya? " ia pun mencoba melakukan panggilan lagi, namun tetap sama tak ada jawaban darinya.

"Apa dia sedang menikmati hari berleha-lehanya,? dasar cupu jelek" ujarnya tersenyum.

Jojo pun melanjutkan perjalanannya menuju toko bunga pak Bimo untuk menemaninya berjualan disana. Namun matanya menangkap sosok yang ia kenali setibanya dia di tempat itu.

"Cupu? ngapain tuh anak disini?" Dia pun turun dari motornya lalu menghampiri Bianca yang terlihat sedang beristirahat.

"Oh ya ampun! lelah juga ternyata kerja" Gumam Bianca sambil mengibaskan tangan ke arah wajahnya yang terasa panas dan penuh keringat.

Jojo langsung menyerahkan satu botol jus jeruk ke arah Bianca yang langsung dia terima.Tanpa menoleh ataupun melirik sedikit pun. Atau mungkin dia memang tidak menyadari kehadiran Jojo disana.

Jojo pun duduk di kursi sebelah Bianca, memperhatikan wajahnya lekat-lekat. Seketika wajah Bianca pun menoleh saat merasa dirinya ada yang memperhatikan dari arah samping.

Degh!

Jantung keduanya berdegup keras, saat situasi tak terduga itu terjadi. Wajah keduanya bertemu dalam jarak yang begitu dekat, bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing yang begitu hangat. Hidung mereka bersih tubruk nyaris mengikis jarak untuk bibir keduanya bertemu. Beberapa detik mereka terhipnotis dalam posisi itu dan seketika Bianca memalingkan wajahnya kembali menghadap ke depan, menetralkan degup jantungnya yang kian berdendang.

Bibirnya terasa kelu, kata apa yang harus ia ucapkan sementara hatinya sedang tak karuan.

"Tumben lo kerja di hari minggu! " pertanyaan Jojo langsung membuyarkan kecanggungan di antara mereka.

"Suka-suka gue lah! terus elo sendiri ngapain disini?! kayak hantu, yang datang tak di undang, bagai bayangan dan sudah nongol aja di depan gue! " Jawaban Bianca yang begitu ketus membuat Jojo tersenyum. Dia tau jika gadis itu kini sedang menetralkan kecanggungannya.

"Mending gue hantu! dari pada elo? " Bianca langsung berbalik dan menatap ke arah Jojo sengit, penuh tanda tanya dan juga pertanyaan.

"Maksud lo??! " serunya tiba-tiba.

Jojo hanya terkekeh lalu membisikan sesuatu di telinga Bianca membuatnya memekik seketika.

"Dasar Jojo sialan! jangan lari Lo!! "

Pak Bimo hanya mengulum senyum saat melihat keduanya selalu ribut ketika bertemu. Seperti Tom and Jerry yang jarang akurnya. Sampai pada akhirnya, keduanya pun duduk bersandar di depan emperan toko bunga setelah lelah saling kejar dan mengejek.

"Makasih ya Jo. Udah bikin gue makin kesel hari ini," lirih Bianca yang menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang. Bahkan tatapan matanya beralih pada lampu tiap gedung dan rumah di sekitar yang nampak sudah mulai menyala.

"Setidaknya, perasaan gue sedikit tenang sekarang." sambungnya lagi dengan raut wajah sedikit keruh.

Bianca pun perlahan menoleh saat kepalanya ada yang menyentuh, mengusap rambutnya pelan memperlakukannya seperti anak yang harus di lindungi.

"Muka lo gak cocok bermuram durja, Cupu! makin tambah jelek aja yang ada! kayak nenek lampir!!"

Lagi-lagi perkataan Jojo mampu membuat suasana hatinya berubah seketika, sungguh dekat Jojo, Bianca merasa nyaman dan berarti bahkan tak mampu berlama-lama berdiam diri tanpa ocehan kejengkelan padanya setiap saat.

Bianca reflek mencubit pinggang Jojo begitu keras, tak menghiraukan rintihan kesakitannya. "Aawsh..!!! Sakit Cupu..!!" seru Jojo yang perlahan mengusap pinggangnya yang terasa nyeri. "Gila ya lo! itu tangan apa benda tajam! kayak di silet-silet pinggang gue! "

"Kenapa? Mau gue tambah lagi!" Balas Bianca dengan tangan yang sudah siap menyerang.

"Widih... ada yang lagi pacaran nih! "

Bianca dan Jojo langsung menghentikan candaannya dan menatap ke arah sumber suara. Nampak Aluna disana dengan Frederick di sampingnya. Bianca pun langsung bangkit begitu juga dengan Jojo.

"Ngapain lo kesini?!" tanya Bianca tanpa basa basi.

"Tenang dong cupu. Gue kesini cuman mau beli bunga kesukaan gue. Oh iya bahkan gue akan pesan yang banyak untuk acara ulang tahun gue nanti malam! "

"Ya udah, pesen aja langsung ke dalam! kenapa banyak bacot disini? " jawab Bianca sangat sinis.

"Ya tentu aja karena gue ingin pesenan bunga itu elo yang anterin sendiri ke rumah gue! tanpa bantuan dari siapapun! " tekan Aluna yang perlahan tatapannya beralih pada Jojo.

"Cewek lo gak sehat kayaknya, Fred! " Frederick hanya menatap sekilas lalu kembali acuh dan dingin, tanpa menimpali perkataan Jojo.

"Jojo... Jojo...! Elo itu harusnya tau diri ya! siapa yang saat ini sedang elo ajak bicara! "

"Emang siapa? kita sama bukan? sama-sama manusia yang makan nasi putih! "

Cih.

Aluna berdecak saat mendapati jawaban Jojo yang mampu membuat dirinya diam. Begitu juga Frederick yang langsung menatap dingin ke arah Jojo. Entahlah, Frederick sungguh tak menyukai tatapan yang Jojo layangkan kepadanya..seolah merendahkan dan menantangnya dalam satu waktu.

"Gue harap, cewek lo bisa anterin pesanan tunangan gue tepat waktu. Jangan sampai ada kesalahan sedikit pun bahkan berkurang! ngerti lo! "

Frederick langsung menarik tangan Aluna setelah mengatakan hal itu. Tentu saja itu sebuah pengakuan yang begitu besar bagi Aluna saat ini. Wajah gadis itu kembali tersenyum sinis ke arah Bianca sambil berseru.

"Ingat ya cupu! jangan sampai telat dan kurang satu bunga pun! "

Bianca kembali mengepalkan kedua tangannya, dirinya tau benar dengan maksud gadis itu. Namun tak ada pilihan lain selain mengantarkan pesanan tersebut ke rumah Aluna.

"Gue ikut permainan lo! Aluna... "

1
Alkeysaizz 1234
maaf sedikit telat up
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗
Alkeysaizz 1234
masa sih kak? perasaan aku up date tiap hari. Apa seting waktunya yang salah ya?
Siska Amelia
yang rajin updatenya
Alkeysaizz 1234: Siap kak, makasih untuk support nya🥰🥰🤗
total 1 replies
Siska Amelia
ini kok belum update update ya
Elsa Tyongf
Tulisannya bagus. enak dibaca 🥰❤️
Elsa Tyongf: Sama-sama 🤗
Alkeysaizz 1234: makasih kaka udah mampir 🤗🥰
total 2 replies
✨Wyn한✨
Buku-buku sebelumnya sudah seru, tapi yang ini bikin aku ngerasa emosi banget.
Alkeysaizz 1234: makasih ka udah mampir 😁
total 1 replies
Lia_Vicuña
Kereeeen!
Alkeysaizz 1234: makasih kak udah mampir 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!