Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya
Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.
Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.
Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Sang Antagonis (Adaline)
Bastian duduk dengan santainya di pinggir kolam. Anak laki-laki itu selalu punya imajinasi yang luas. Baginya, hidup adalah sebuah hal yang membosankan jika tidak dinikmati dengan sebaiknya. Bastian selalu mengingat pesan ibunya bahwa ia harus hidup sebaik-baiknya bersama Dalton.
Bagi Dalton, Bastian hanyalah seorang anak. Ia tidak peduli jika ayahnya mempunyai istri baru setelah ibunya tiada. Dalton juga tidak peduli bagaimana istri baru ayahnya bertindak. Namun hal itu sangat baik ketika seorang anak laki-laki lahir menjadi adiknya meski itu bukan di rahim yang sama dengannya.
Ibu Bastian juga bukan orang yang jahat. Dia wanita yang baik dan amat sangat baik. Bahkan setelah ayahnya meninggal saat itu, ibunya memilih tinggal di luar negeri untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Bastian juga hidup bukan hanya mengandalkan uang Dalton dan ayahnya, tetapi ia hidup dengan biaya yang juga diberikan oleh ibunya.
"Aku benar-benar kesepian di sini," gumam Bastian sembari menyelupkan kakinya ke dalam kolam.
Anak laki-laki itu memegang kanvas dan kuas. Bastian sangat mempunyai bakat melukis. Dulu ia pernah mendapat juara lomba melukis. Ia mempunyai banyak prestasi di bidang melukis. Mata Bastian terus melihat-lihat mansion Dalton. Setiap sudutnya selalu ia lukis. Bastian tidak pernah bosan untuk melihat semua ini, sebab mansion ini adalah tempat favoritnya.
Semakin Bastian melihat, anak itu sadar akan sesuatu yang terlihat menarik di samping taman. Di sana ada Leana dengan pakaian indahnya berdiri di atas rerumputan. Bastian tidak tahu apa yang Leana lakukan. Tapi dari gerak-geriknya Leana sepertinya belajar bela diri.
Tanpa sadar Bastian mendekat dan menertawai gadis itu.
"Pftt! Hahaha!" Gelak tawa Bastian terdengar dari tempat Leana berdiri.
Gadis dengan gaun yang indah itu menatap Bastian dengan tatapan kesal.
"Apa yang kau tertawakan?" tanya Leana kesal.
"Ah itu, aku hanya olahraga wajah. Katanya dengan tertawa bisa membuat seseorang tampak muda 5 tahun dari usianya. Lihatlah aku seperti anak remaja kan?"
Leana mendecih, sedangkan Bastian tidak terima dengan sikap gadis itu.
"Pergilah dari sini, aku tidak suka ada anak cengeng di sini!"
"Cengeng? Apa maksudmu aku cengeng?" tanya Bastian tidak terima.
"Kau tidak cengeng? Tidak ingat tentang anak bebek yang mati? Tiga hari kau menangisi itu!" jawab Leana.
"Tunggu! Bagaimana kau bisa tahu? Kejadian itu terjadi ketika kau tidak ada di sini. Apakah bibi Merry yang menceritakannya? Ih aku kini benar-benar kesal!" gerutu Bastian.
Leana tertawa, Bastian benar-benar cengeng. Lihatlah sekarang anak itu juga cemberut dan kesal. Meski anak itu sudah berusia dua puluh tahun, karakternya dibuat seperti anak-anak sekali.
"Maafkan aku," ucap Leana.
"Terserah! Aku akan mengadukanmu kepada kak Dalton setelah dia pulang dari pelabuhan!" ancam Bastian.
Mendengar hal itu Leana terdiam. Gadis itu merasa takut karena Sang antagonis akan kembali. Tentunya Leana tahu jika Rebecca akan kecelakaan dan meninggal. Lalu kakak Rebecca bernama Adaline juga akan terobsesi dengan Dalton sama seperti adiknya.
Sekarang semuanya tambah menjadi rumit. Jadi sekarang Leana harus benar-benar pergi dari sini. Masalahnya selalu ada halangan, bahkan halangan terbesarnya adalah tokoh utama.
Kini Leana menghembuskan nafas, ia kebingungan dengan dirinya sendiri.
"Aduh bagaimana ini? Bisa-bisa aku terjebak di sini!" gerutu Leana.
Di sisi lain Bastian memandangi Leana dengan penuh keheranan. Ia bingung mengapa gadis di depannya ini selalu bersikap aneh. Tetapi tidak masalah, ancaman itu hanya sekedar bualan belaka. Karena sebenarnya Bastian tidak mau berusan. Tetapi Bastian tidak tahu bahwa Leana mencemaskan hal lain.
......................
Sudah tiga hari Leana tidak bertemu Dalton sama sekali. Ini juga sebuah keberuntungan untuk Leana. Bahkan Leana bisa mengerjakan pekerjaan dengan bahagia. Yang jadi permasalahan adalah Leana tahu bahwa Adaline akan datang ke sini sebentar dan beberapa kali.
Mau tidak mau Leana harus bertahan lagi. Belum ada keputusan mengenai pemberhentiannya. Dalton yang tidak jelas, nyonya Merry yang tidak bisa bertindak apapun, dan antagonis yang akan datang, semuanya menjadi semakin menyebalkan.
"Dasar tidak jelas!" gerutu Leana.
Beberapa hari ini Leana sering kali mengeluh dan menggerutu. Ternyata hidup bak pelayan itu amat menyebalkan. Ditambah lagi dengan perannya hanya sebagai peran pendukung yang membuat semuanya tampak bosan.
Jika bisa memilih Leana ingin menjadi Adaline, seorang independent woman yang bisa melakukan segalanya. Hanya saja Adaline ini adalah wanita yang bodoh dan Leana membenci itu.
"Ah menyebalkan!"
"Ada apa?" tanya Mira.
"Aku tidak bisa pindah! Tuan Dalton belum menyetujuinya. Aku juga tidak mau menemuinya. Semuanya jadi serba salah," jawab Leana memasang wajah cemberut.
"Tidak apa-apa Leana. Lalu---"
"Kalian berdua! Akan ada tamu, sekretaris tuan Dalton yang baru. Kalau tidak salah namanya Adaline. Kita diperintahkan untuk menyambutnya nanti," ucap nyonya Merry.
"Sekretaris baru? Akhirnya nona Rebecca yang jahat itu dipecat," ceplos Mira.
"Hei! Nona Rebecca telah meninggal dunia. Lalu kakaknya bernama Adaline berniat menggantikan adiknya!" seru nyonya Merry.
Sontak Leana kaget, secepat itu jalan ceritanya. Harusnya ini sudah masuk bab 7 dari 28 bab. Ternyata sudah sejauh itu jalan cerita tanpa Leana ketahui.
Di antara semua pikiran itu, Leana jadi memikirkan apa yang terjadi jika cerita ini selesai. Apakah ia akan kembali ke dunianya atau malah terus-menerus terjebak di dunia yang seperti ini? Leana benar-benar rindu keadaannya yang dahulu.
"Apa yang kau lamunkan Leana?" Mira bertanya setelah menyadarkan Leana dari lamunannya.
Leana menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, ayo kita segera ke depan untuk menyambutnya!" ajak Leana.
Mereka berdua bersiap dengan rapi. Leana semakin hari terlihat semakin cantik. kulitnya semakin halus dan rambutnya semakin terawat. Tubuh yang biasanya kurus kering kini mulai terisi.
Di dalam mansionnya ini terdepat 10 orang pelayang tidak termasuk nyonya Merry. Dua diantaranya bekerja di dapur sebagai tukang masak. Dua diantaranya lagi sebagai tukang kebun. Satu sebagai supir yang membawa nyonya Merry berbelanja. Dan sisanya bersih-bersih dan membereskan rumah.
Jadi pelayan yang menyambut sekretaris itu adalah Leana, mira, dan 4 lainnya. Mereka bersiap-siap untuk kedatangan Adaline dalam rangka makan malam.
Setelah menunggu setidaknya kurang lebih sepuluh menit, mobil berwarna putih datang. Turun seorang wanita yang cantik dan tubuhnya yang sangat seksi. Leana berani memperhatikan wanita itu. Wajar saja jika Dalton mau mencoba tubuh itu, Adaline benar-benar memiliki tubuh yang sempurna dengan tan skin yang amat menggoda.
"Wanita seperti ini yang akan menjadi ular? Sangat disayangkan," batin Leana.
Ketika gadis itu memperhatikan Adaline, disusul kedatangan mobil Dalton. Pria itu turun dengan aura yang masih sama seperti sebelumnya. Dan Leana tahu apa yang akan terjadi malam ini kepada mereka berdua.
"Malam ini Adaline akan menjadi wanita simpanannya. Mereka akan bercinta sampai pagi. Benar-benar gila."