Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Hari berganti, Minggu berlalu, tak terasa 2 minggu lagi Celine akan menggapai cita-citanya ke kota pusat fashion dunia.
"Celine... Sayang sarapan sudah siap nih." panggil Diana sang mama.
Mama Diana berulang kali mengetuk pintu kamar Celine, tetapi sang empunya kamar belum juga membukakan pintu.
Akhirnya mama Diana memutuskan langsung masuk ke kamar putri pertamanya.
"Astaga, anak gadis jam 9 masih tidur." ucap mama Diana sambil menepuk keningnya.
Tidak biasanya putrinya itu masih tertidur jam segini.
Apalagi semenjak Celine berencana melanjutkan study S2 nya ke Paris dan ingin menjadi model disana, Celine terlihat lebih rajin.
Tapi pagi ini, anak gadisnya itu masih bergelung didalam selimut dan memeluk guling.
"Cel bangun sayang, kamu kelelahan ya sayang, tumben jam 9 belum bangun." mama Diana mengusap punggung putrinya.
Celine mulai mengerjapkan matanya, dan berusaha membuka mata walaupun terasa berat.
Hanya lenguhan kecil yang mama Diana dengar.
"Cel sarapan dulu, nanti asam lambung kamu kambuh, habis sarapan nanti dilanjut lagi tidurnya."
"Celine ngantuk banget ma, berat banget mata rasanya." Celine kembali memeluk guling.
"Kamu pasti tidur larut malam ya, sampai jam segini masih ngantuk."
"Hhhmmm..Celine tidur jam 8 malam kayaknya ma, gak tahu udah 3 hari ini bawaannya ngantuk terus." Celine kembali mengeratkan pelukannya ke guling.
"Mungkin kamu kelelahan sayang, sekarang paksain bangun, cuci muka, gosok gigi, sarapan, oke, papa sama Cello udah nunggu tuh dibawah."
Mama Diana pun keluar dan meninggalkan Celine.
Dengan malas Celine masuk ke kamar mandi.
"Selamat pagi semua." sapa Celine.
Semua keluarga Hendrawan sudah berada di ruang makan.
Di meja makan terhidang sop iga pedas, ayam goreng mentega, juga salad + buah alpukat khusus untuk Celine yang selalu menjaga berat badannya.
"Wah Sop iga pedas, kebetulan aku lagi pengen banget ini." tanpa sadar Celine langsung mengambil sop iga pedas denga porsi yang berlebih, dan juga nasi putih.
Dengan lahap dia menyantap, semua orang yang ada di ruang makan dibuat heran, tidak biasanya Celine memakan karbohidrat dan lemak berlebihan seperti itu.
"Celine sayang, tumben kamu makan nasi sama sop iga, bukannya kamu lagi jaga pola makan 3 bulan ini." ucap mama Diana.
"Gak tahu ma mungkin Celine lagi pengen aja ma, sekali-kali lah nakal." jawab Celine sambil mengunyah makanannya.
"Eh pah, hari ini kita nengok anaknya Pak Wisnu yuk." ucap mama Diana.
"Damian ma, sakit apa dia?"
"Kurang tahu pah, cuma Mbak Sarah bilang, Damian mual muntah terus, sampai gak nafsu makan, kasian lho pah selama 3 minggu udah dirawat 3 kali." jawab mama Diana.
"Eh Cel kamu kan sahabatnya, tahu gak Damian sakit apa?"
Uhukk ...
Mendengar pertanyaan sang Mama Celine pun tersedak, bagaimana dia bisa mengetahui kabar sang sahabat.
Pertemuan terakhir mereka 3 minggu yang lalu, dimana Damian kembali ingin mengajaknya menikah.
Dan Celine tetap dengan penolakannya.
FLASHBACK ON
Celine tertegun saat melihat Damian, sudah berada di teras rumahnya.
Papa Mama Celine dan Cello sedang membesuk sepupu Papa Anthoni yang sakit.
"Hai Dam, ada apa," Celine berusaha senormal mungkin, padahal jantungnya sudah berdebar.
"Cel... Ayo kita menikah."
"Dam, jawaban gue tetap sama, elo, gue masih punya impian, dan gue tahu salahsatu impian elo itu bukan menikah sama gue."
"Dengan pernikahan ini yang sakit bukan cuma kita Dam, tapi Alisa juga."
"Tapi Cel... Gue udah" pernyataan Damian terputus ketika melihat sebuah mobil memasuki gerbang rumah Celine, dan seorang laki-laki yang juga Damian kenal keluar dari mobil tersebut.
"Hei Cel, sudah siap." ucap Rayyan.
"Damian kan?" sapa Rayyan kepada teman satu Sekolah Menengah Atasnya tapi beda kelas itu.
Mereka pun bersalaman.
"Apa kabar Ray?"
"Baik Dam, elo sendiri apa kabar, udah lama ya gak ketemu."
"Baik, iya gak berasa sekarang satu angkatan mungkin udah pada kerja."
"Hhmm..." Rayyan menganggukan kepalanya
"Eh Dam elo masih ada perlu sama Celine, soalnya kita ada janjian mau ngurus sesuatu buat persiapan study Celine ke Paris."
"Udah kok kak, tadi Damian cuma ngasih oleh-oleh dari Om Wisnu sama Tante Sarah aja." bukan Damian yang menjawab tapi itu Celine.
"Yaudah, ayo kalau gitu kalo siangan dikit takut mepet waktunya."
"Dam, kita tinggal ya." pamit Rayyan.
Celine pun hanya menatap Damian sekilas lalu mengikuti Rayyan.
Damian menatap nanar, punggung keduanya, apalagi melihat interaksi Rayyan dan Celine, entah kenapa hatinya terasa tercubit.
"Cel bahkan elo pergi sebelum gue jelasin semuanya" gumam Damian dalam hati.
FLASHBACK OFF
"Cel kok malah melamun, mama dari tadi nanyain kamu lho, kamu mau ikut gak nengok Damian."
Ucapan Mama Diana memnuyarkan Celine dari lamunanya.
"Eh iya mah, mama barusan ngomong apa?"
"Kamu mau ikut gak nengokin soulmate kamu dari bocil itu."
"Hhmm kayaknya gak bisa mah, hari ini aku ada janji sama kak Rayyan." Celine tidak bohong, dia baru ingat kalau hari ini ada janji dengan Rayyan.
"Salam aja buat Om Wisnu, Tante Sarah sama Damian, semoga cepat sembuh."
"Eh mah, itu mangga di depan rumah tante Amel kayaknya enak banget, apalagi kalau dibikin asinan." ucap Celine yang tiba-tiba kepikiran dengan mangga di depan rumah tetangganya.
"Itu kan masih mentah Cel, yang ada asem, mules nanti perut kamu."
"Tapi Celine pengen mah, mbok Sum bisa bikin asinan gak?"
"Bisa non Cel." ucap Mbok Sum sambil mendekat kearah majikannya.
"Nanti bikinin ya mbok, tapi aku minta mangganya dulu sama tante Amel."
"Non Celine ini ada-ada saja, tumben banget pengen asinan mangga, kayak orang nyidam saja."
Haahhh Nyidam......