Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Sedangkan di restoran Alisya waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, namun lagi-lagi orang suruhan David tidak melihat Alisya dan juga Reva datang ke restoran.
Akhirnya orang tersebut keluar dari mobil lalu melangkah memasuki Restoran tersebut.
"Ada yang bisa kami bantu tuan" tanya Dewi ketika melihat seorang pria seperti mencari sesuatu.
"Emmm... Ini mbak, saya mau tanya apa benar di sini ada karyawan yang bernama Alisya?" tanya orang suruhan David. Sesuai informasi yang di berikan David kepadanya.
"Maaf, tuan siapa? " Dewi ingin tahu.
"Saya teman nya" bohong orang itu. Dengan muka di buat setenang mungkin supaya Dewi tidak mencurigainya.
"Cih, sejak kapak Alisya mempunyai teman seperti dia" sinis Dewi.
"Maaf di sini tidak ada perempuan yang anda cari, kalaupun ada saya tidak akan ngasih informasi itu ke sembarang orang, apa lagi orang asing seperti anda" tegas Dewi.
"Pergi dari sini atau saya akan meneriaki anda maling" ancam Dewi. Akhirnya orang itu meninggalkan restoran milik Alisya, dia gak mau mati konyol karena restoran sedang rame pengunjung sedangkan dia hanya seorang diri.
"Sebenar nya siapa perempuan yang bernama Alisya itu, kenapa sulit sekali menemuinya apa lagi mencari informasi tentang nya, seolah ada yang menutup identitas perempuan itu" gumam orang suruhan David. Sambil berjalan memasuki mobilnya.
Orang suruhan Arsen yang bernama Max memantau orang suruhan david dari dalam mobil. Dia tersenyum smirk melihat wajah kesal orang suruhan David dari kejauhan.
"Berusaha lah hingga kalian bosan, kalian tak akan bisa mendapatkan apa yang kalian cari" gumam Max.
Tak lama ponsel Max berdering dia melihatnya ternyata Arsen yang menghubungi dirinya.
"Hallo tuan" sapa Max setelah terhubung dengan Arsen.
"Bagaimana" tanya Arsen dari sebrang sana.
"Orang itu masih mengintai Restoran nona Alisya tuan, dia sempat masuk ke dalam menanyakan kepada karyawan, namun sepertinya dia masih belum mendapatkan informasi yang dia mau" terang max.
"Apa Alisya sudah datang ke restoran nya?" tanya Arsen.
"Sepertinya nona Alisya tidak ke restoran tuan, dia tadi ke rumah sakit untuk memeriksakan nona kecil yang sedang sakit" jawab Max.
"Kalau begitu kamu harus tetap pantau pergerakan dari orang suruhan keluarga Dinata itu" titah Arsen.
"Baik tuan" sahut Max, Ketika Arsen sudah mengakhiri panggilannya.
*
*
*
Di ruangan kerja Arsen. Setelah selesai menghubungi Max, Arsen kembali melanjutkan mengerjakan pekerjaan nya, dia mengecek Email yang masuk, dan mengerjakan beberapa berkas yang perlu tanda tangan darinya, karena Arsen jarang sekali masuk kantor, kecuali ada yang urgent.
"No kamu handle semua pekerjaanku, aku akan keluar untuk menjenguk Reva yang sedang sakit" ucap Arsen ketika melihat Nino memasuki ruangan nya.
"Cih alasan saja, bilang saja mau menjenguk mama nya, dasar kulkas empat pintu" cibir Nino dalam hati tentunya, kalau ngomong langsung mana dia berani.
"Baik tuan" jawab Nino patuh.
Arsen merapihkan berkasnya serta mematikan laptopnya, setelah itu dia bangkit dari kursi kebesaran nya.
Sampai di parkiran khusus petinggi perusahaan, Arsen langsung mengemudikan sendiri mobilnya tanpa menggunakan sopir pribadi milik nya.
Mobil Bugatti La Voiture Noire warna hitam dengan gagah nya berjalan membelah jalanan ibu kota yang sedikit ramai oleh orang yang sedang berlalu lalang melakukan aktivitasnya.
Kurang lebih satu jam perjalanan Arsen tiba di depan pekarangan rumah Alisya.
Arsen turun dari mobil sambil membawa boneka teddy bear buat Reva, kemudian memencet bel rumah Alisya.
Ting tong
Ting tong
Ting tong
Ceklek...Alisya membuka pintu.
"Eh" Alisya terkejut ketika melihat Arsen berdiri di depan pintu rumah nya dengan membawa boneka teddy bear ukuran jumbo. Alisya terbengong tanpa mempersilahkan Arsen masuk kedalam rumah nya.
"Sampai kapan kau akan menyuruhku berdiri di sini nona" sindir Arsen menyadarkan Alisya.
"Maaf, silahkan masuk tuan" ucap Alisya mempersilahkan Arsen masuk ke dalam rumah nya.
Arsen masuk mengikuti langkah Alisya dari belakang, Alisya membawa dirinya ke ruang tamu.
"Silahkan duduk tuan" ucap Alisya. Arsen menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu Alisya.
"Mana Reva?, bukankah dia sedang sakit" tanya Arsen membuka pembicaraan nya.
"Hah?, kenapa tuan bisa tau" Alisya tak menyangka mengetahui tentang putrinya yang sedang sakit, bahkan dia saja tidak memberi tahukan kepada Dewi, terus bagaimana Arsen bisa tahu. Pikir Alisya.
"Jangan kaget, bahkan masa lalu mu saja aku mengetahui nya nona" goda Arsen sambil menaik turunkan alis nya. Alisya melengoskan wajahnya ke arah lain. Arsen terkekeh melihat wajah merah Alisya.
"Reva ada di kamarnya tuan" ucap Alisya singkat.
"Bisa kamu tunjukan dimana kamar nya nona" sahut Arsen sambil memangku boneka teddy bear. Alisya mengangguk kemudian membawa Arsen ke kamar Reva.
Ceklek...Alisya membuka kamar milik Reva, terlihat putrinya sedang berbaring di tempat tidurnya sambil memainkan ipad nya.
"Selamat sore tuan putri" sapa Arsen setelah masuk ke dalam kamar Reva dengan badan yang tertutup boneka. Reva menengok menatap orang yang menyapanya, namun padangan nya terhalang oleh boneka yang ukuran nya begitu besar.
"Wuuooooohh" Reva takjub melihat boneka yang besar nya melebihi ukuran tubuh nya dengan mulut yang menganga. Reva bangkit dan mendudukan tubuhnya sambil bersandar di headboard ranjang.
"Mama...Boneta nya besal cekali" pekik Reva dengan wajah berbinar. Alisya tersenyum melihat putrinya yang kembali ceria ketika kedatangan Arsen.
"Coba tebak sayang, siapa orang di balik boneka itu" sahut Alisya mengajak anak nya tebak tebakan.
"Ciapa mama, tubuhna teltutup cama boneta nya, Leva nda bica melihatnya mama" rengek Reva. Dia sudah berusaha memiringkan tubuhnya unyuk mengintip orang di balik boneka itu namun tidak juga berhasil.
Arsen yang khawatir Reva akan turun dari ranjang dia langsung melongok dari samping, sehingga Reva bisa melihat wajah Arsen yang tersenyum.
"Om Alsennn" pekik Reva sambil tepuk tangan.
"Ya ketahuan deh" ucap Arsen dengan nada sedih yang di buat-buat.
"Hihihihi... Wajah om Alsen jelek talau ladhi cedih" Reva cekikikan melihat wajah Arsen.
Arsen berjalan mendekati Reva yang sedang duduk di ranjangnya, kemudian Arsen duduk di pinggir ranjang Reva sambil memberikan boneka besar itu kepada Reva.
"Gimana sayang, suka tidak sama bonekanya" tanya Arsen sambil mengusap puncak kepala Reva.
"Leva cuka om, tapi boneka nya belat, Leva nda tuat ngangkat nya" keluh Reva.
"Nanti nunggu Reva besar, supaya Reva bisa angkat bonekanya" sahut Arsen.
"Tapi kapan Leva becal nya om" tanya Reva dengan wajah cemberut.
"Kalau Reva banyak makan, nanti Reva cepat besar" jawab Arsen sekenanya.
"Leva cudah banyak matan, ini pelut Leva cudah buncit, hihihihi" sahut Reva dengan memperlihatkan perut buncitnya kepada Arsen.
Arsen membawa Reva ke atas pangkuan nya dan menciumi pipi chuby milik Reva. Reva terkekeh geli berusaha mendorong wajah Arsen dari wajahnya.
Sedangkan Alisya sudah keluar dari kamar Reva, Alisya ke dapur untuk membuat minum serta kudapan untuk Arsen.
**Bersambung
Hapoy reading guys🙏**
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana