Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.
Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.
Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.
Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.
Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.
Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
Sinar matahari pagi mulai menyelusup masuk ke dalam kamar pasangan Dexter yang masih tertidur lelap. Namun, sinar itu rupanya mampu membangunkan si kucing cantik dari tidurnya.
Chelsea bangkit lalu menyingkap selimut dan memakai gaun tidurnya, setelahnya dia memunguti pakaian mereka yang berserakan di lantai.
Begitu tiba di kamar mandi, tangan lentik Chelsea dengan ragu meraih sebuah testpack yang selalu dia siapkan disana, untuk jaga - jaga. Namun lagi - lagi kekecewaan menghampirinya. Hasil dari testpack itu masih negatif, padahal Chelsea sudah berharap lebih saat sudah hampir 5 hari ini dia terlambat datang bulan.
Mood paginya hancur lagi, kenapa dia belum juga positif hamil? Berbagai pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya. Bagaimana jika Edric sangat menantikan bayi? Bagaimana jika Edric ingin segera memiliki anak? Bagaimana jika Chelsea nyatanya mandul? Bagaimana jika Chelsea tak bisa memberikan Edric anak? Dan yang terburuk bagaimana jika nanti Edric malah meninggalkannya karena dia tak bisa memberikan Edric anak?
Chelsea tak mau rumah tangganya berantakan hanya karena itu. Baginya dalam pernikahan hanya dilakukan sekali dan tak boleh ada orang ketiga dalam rumah tangganya. Tapi bagaimana jika nanti Edric malah membawa wanita lain jika Chelsea tak bisa hamil terus? Seperti di drama - drama yang pernah Chelsea tonton, astaga jangan sampai terjadi.
Chelsea menghembuskan nafasnya, untuk menghilangkan pikıran - pikiran buruk itu dan mencoba berpikir positif. Dia akan segera hamil, ya dia akan segera hamil dan Edric tak akan pernah meninggalkannya.
"Kenapa kau lama sekali dikamar mandi?"
Begitu Chelsea keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar ditubuhnya, dia melihat Edric yang sedang menyandar pada kepala ranjang sambil memainkan ponselnya. Hhgg- kenapa Chelsea jadi curiga.
"Kau sedang apa?" tanya balik Chelsea.
Edric bangkit setelah memakai celana pendeknya. "Hanya pekerjaan, aku ada rapat pagi ini dan harus segera bersiap.”
Chelsea memandang sang suami curiga, biasanya Edric tak akan melewatkan morning kissnya, dan sekarang dia justru hanya berbicara sambil melewati Chelsea begitu saja.
Dengan kecurigaan yang melingkupi dirinya, Chelsea segera berpakaian dan menyiapkan pakaian untuk Edric. Saat dia sedang merapikan ranjang, ponsel Edric berbunyi menampilkan sang sekretaris yang meneleponnya.
Alis Chelsea bertautan hendak meraih ponsel itu, tapı tangan besar Edric lebih dulu mendapatkannya. Chelsea semakin curiga saat Edric menjauh untuk mengangkat telepon.
Tanpa memedulikan sang suami, Chelsea memilih mengambil jas dokter dan tasnya lalu keluar dari kamar. Meskipun dia sedang kesal pada Edric, tapi dia tetap melakukan kewajibannya. Menyiapkan sarapan untuk Edric.
"Chelsea aku buru - buru, aku akan sarapan di kantor, bye."
Chelsea hanya menatap kepergian Edric, pria itu melewatkan kebiasaannya. Kenapa Edric sangat mencurigakan pagi ini?
"Edric Dexter!" panggil Chelsea membuat Edric berhenti dan berbalik.
Pria itu menaikkan alisnya. "Kenapa?"
"Kau selingkuh?" todong Chelsea.
"Apa maksudmu?"
"Apa maksudku? Kau pikir aku tak tahu?! Kau selingkuhkan dengan sekretaris centilmu itu?!"
"Aku tak selingkuh." bantah Edric
"Kau selingkuh! Kau mulai melupakan kebiasaanmu, kau bahkan tak pernah memberikan aku morning kiss lagi seminggu ini, kau menyentuh aku seperti kau menyentuh wanita panggilan tanpa cinta. Kau juga berubah, kau lebih mengutamakan sekretarismu itu dari pada aku?! Kau mulai bosankan padaku?!"
Edric mendengus. "Singkirkan semua pikiran negatifmu itu, aku tak berselingkuh. Apa buktinya kalau aku selingkuh dan kenapa aku berselingkuh. Aku bersikap seperti biasa padamu, justru kau yang berubah."
"Berubah? kau yang berubah Edric Dexter, kau mulai bosan padaku karena itu kau lebih mengutamakan sekretarismu?! Kau pasti bermain wanita kan diluar sana? Kau pasti sedang mencari wanita lain diluar sana yang lebih sempurna dan bisa memberikan anak padamu." ujar Chelsea mulai mengeluarkan air matanya.
"Kau salah paham, aku ada rapat penting, bisa kita simpan perdebatan ini untuk nanti? Aku berangkat." pamit Edric tak memedulikan Chelsea.
"Kalau kau ingin mencari wanita lain lebih baik kau ceraikan aku dulu?!" teriak Chelsea.
Edric mendesis lalu berbalik pada Chelsea. "Apa yang kau bicarakan sebenarnya?! Kau kenapa?!"
Chelsea menepis tangan Edric dari bahunya. Dia teringat pesan sekretaris Edric dua hari yang lalu, yang membahas mengenai anak. Sekretaris itu secara tidak langsung mengatakan bahwa Chelsea adalah wanita mandul karena belum juga memberikan anak pada Edric. Hati Chelsea juga berjengit saat Edric mengatakan bahwa dia juga ingin memiliki anak.
Tapi sudah hampir 7 bulan pernikahan Chelsea belum juga hamil, hati Chelsea semakin risau apalagi dengan keluarga Edric juga mendesak meminta cucu. Chelsea takut jika Edric pada akhirnya akan mencari wanita lain dan meninggalkannya.
"Kau menginginkan anak bukan? Sementara aku belum juga memberikanmu anak. Kau ingin mencari wanita yang bisa memberikanmu anak kan?!"
"Kenapa kau tiba - tiba membahas anak? Apa selama ini aku mendesak untuk kau segera hamil? Tidak kan?”
"Kau memang tidak mengucapkannya, tapi hatimu menginginkannya. Bukankah kau sudah mendapatkan wanita yang akan memberikanmu anak? Sekretaris mu itu bahkan menawarkan diri untuk memberikanmu anak, kenapa tidak kau terima saja? Oh, atau kau memang diam - diam sudah menerimanya dan akan segera meninggalkanku." tuduh Chelsea.
"Chelsea-"
"Kau bahkan menyebut namaku, kau tak pernah menyebut namaku, bahkan saat bercinta pun kau seperti tak memiliki gairah padaku." bentak Chelsea.
Rasanya dia tak biasa ketika Edric menyebut namanya, sebab Edric biasanya akan memanggil dia 'Kitten' atau 'Sayang', tapi Edric justru akhir - akhir ini sering menyebut namanya.
"Hanya perkara nama? Kau mempermasalahkan itu hingga menuduhku berselingkuh?!”
"Itu bukan cuma sekedar perkara nama, kau berubah Edric?! Kau sudah tidak mencintai aku lagi?!" bentak Chelsea.
"Kau berbicara omong kosong, sayang. Lalu apa yang harus aku lakukan-"
"Ceraikan aku jika kau memang sudah bosan denganku." ucap Chelsea dingin sebelum mengambil jas dan tasnya lalu pergi.
Edric mengeryit bingung, ada apa dengan Chelsea? Tak sadarkah justru dia yang berubah akhir - akhir ini. Chelsea yang terlihat lebih posesif dan mudah curiga. Edric tak tahu bagaimana awal mula perubahan Chelsea itu, tapi Chelsea sering melamun akhir - akhir ini dan sering menolak Edric.
Dia tak tahu kenapa tiba - tiba Chelsea membahas masalah anak, padahal Edric tak pernah membahas itu. Dia memang ingin memiliki anak tapi dia tak pernah mendesak Chelsea untuk segera memilikinya. Edric pun tak merasa dia berubah, dia juga tak berselingkuh. Masalah sekretaris itu, Edric bahkan tak pernah menanggapinya selain masalah pekerjaan.
Kenapa Chelsea jadi sensitif seperti itu?
***
Berbulan - bulan Veronica di kurung oleh Daniel. Veronica tak tahan, dia terjebak dan sulit untuk kemanapun tanpa izin Daniel. Veronica merasa menjadi tahanan selama disini.
Daniel memang acap memperlakukannya manis, tapi Veronica tak tahan tinggal lebih lama disinı, dia ingin kabur. Tapi bagaimana caranya Veronica untuk kabur? Semenjak dia mencoba untuk melarikan diri dan ketahuan, penjagaan dirumah Daniel semakin diperketat.
"Kau mau kemana?" tanya Veronica saat melihat Daniel yang sudah rapi dengan pakaian formalnya sore ini.
"Bukan aku, tapi kita." jawab Daniel memakai Jasnya.
"Kita?" tanya Veronica.
"Hem, segera bersiaplah, pakai gaun itu."
Daniel menunjuk sebuah paper bag besar disamping ranjang.
"Tapi kemana?"
"Tak perlu banyak bertanya, cepatlah bersiap.” suruh Daniel
Karena tak ingin berdebat untuk sore ini, akhirnya Veronica menurut dan segera bersiap. Dia memakai gaun yang Daniel tunjuk tadi. Lumayan, tak terlalu terbuka, Veronica suka ini.
"Tak perlu memakai make up."Daniel merebut bedak yang akan Veronica gunakan.
"Tapi penampilanku akan telihat aneh jika memakai gaun tapi tak memakai make up."seru Veronica.
"Kau sudah cantik, tanpa perlu memakai make up pun wajah mu tak memalukan." jawab Daniel.
Veronica ingin melayang mendengar penuturan Daniel, tapi dengan cepat dia menepisnya. Dia harus bersikap biasa saja, jangan menunjukkan ekspresi apapun pada Daniel.
"Sebenarnya kita akan kemana sih?" tanya Veronica penasaran.
Selama perjalanan Daniel hanya fokus mengendarai mobilnya tanpa menjawab ucapan Veronica sama sekali. Dia hanya fokus menyetir.
Daniel membukakan pintu untuk Veronica, setelah dia menggandeng wanita itu memasuki gedung didepannya. Membiarkan mobil mewah itu dibawa oleh bawahannya menuju parkiran.
ternyata selama ini yang aku kira red flag tuh para CEO nya, ternyata malah sebaliknya.
ternyata judul ceritanya EGO itu di peruntukan untuk para wanitanya.
waaahh good job kak
/Heart/