Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKB bab 4
"Boss kapan sih jujur, kalau Boss suka sama Lala hmm?" Dominic lelaki yang berdiri di depan meja kerja Sky Rain.
Dominic yakin, kalung yang Sky berikan pada Lala bukan buangan Alice. Tapi, sengaja Sky pesan khusus untuk Lala.
Sialnya, kenapa harus gengsi? "Kalau Boss mau sama tuh cewek, lamar dan nikahi!"
Sky baru mengangkat kepalanya, menatap pada Dominic yang sok tahu. "Kau pikir aku akan mengkhianati Leona hanya karena Lala yang tidak seberapa cantik?"
"Tapi kau menyukainya!" Dominic yakin, semua tindakan yang dilakukan Sky pada Lala sama persis seperti saat Sky memperlakukan almarhumah Nyonya Leona istri Boss Sky.
Namun, lagi lagi Sky terkekeh. "Aku hanya penasaran dengan tubuhnya yang lumayan, tapi untuk wajah, dia bukan tipeku."
"Sialan sekali, kau ini, Boss!" umpat Dominic, dipikir semua wanita boleh dicicip, untungnya Lala tak pernah berhasil dirayu.
...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...
Malam yang barusan menyapa. Lala memandangi tubuhnya di cermin. Di sana ibunya tersenyum, pun Raffa ada untuk menambah senyuman manis untuknya.
"Kamu cantik, La." Rahmi memuji. Dan Lala memeluk wanita asal Garut itu.
Namun, ketika menatap Raffa, Lala kikuk sendiri bahkan menutup dada yang cukup terbuka hingga belahannya tumpah.
"Gaun ini, apa tidak terlalu terbuka, Raffa?"
Raffa tersenyum teduh. "Aku rasa tidak, kau cantik sekali dengan gaun ini," gelengnya.
"Lagi pula kamu kan pakai syal." Raffa meraih syal hitam, dilingkarkannya pada punggung Lala yang menyengir salah tingkah.
Lala rasa, Raffa benar, jika sudah dengan syal dia tak perlu merasa risih. Gaun pilihan Raffa lumayan berkelas, cocok untuk makan malam bersama boss-nya malam ini.
Yah, ada acara makan malam di mansion boss killer-nya. Mau tak mau Lala hadir karena jika tidak, selalu dipecat ancamannya.
"Aku antar kamu sebelum ke Cafe."
Lala mengangguk sambil tersenyum. Mereka pamit dengan Rahmi dan pergi ke rumah Boss Sky sesuai agenda Lala hari ini.
Sejauh ini, Raffa tak protes meski sering menyerukan kata cemburu pada Boss yang lebih banyak menyita waktu Lala. Syukurlah, Raffa mengerti posisi.
...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...
Malam hari yang ceria, rembulan terang melingkar di atas sana. Bintang pun ikut tampak sebagai penghias, angin berdesir tipis- tipis, menggoyang dedaunan di atas pot bunga- bunga Kamboja.
Suasana makan malam out door sedang dibuat seromantis mungkin. Meja makan panjang itu, dan kursi klasik itu, tersusun dengan rapi dibungkus kain putih.
Asap yang mengepul dari pemanggang, mulai menguarkan aroma barbeque. Puluhan pelayan berbusana khas hitam dan putih tampak sibuk seluruhnya.
Tak ayal, Sky Rain mengundang cukup banyak keluarganya. Sebenarnya, seluruh anggota keluarga Rain juga paham betul, jika acara ini selalu diadakan setiap Tante Lala berulang tahun.
Namun, seorang Sky, terlalu gengsi jika acara makan malam ini disebut untuk merayakan hari lahir sekretarisnya.
Pandangan Sky yang semula tak tentu arah, kini tertuju hanya pada satu wanita. Di mana, Lala datang dengan gaun hitam pilihannya.
Sebelumnya, Lala sangat seksi dengan gaun merah lembut yang terbuka. Gaun yang Sky bilang mirip gaun wanita penghibur.
Seumur Sky mengenal Lala, Sky tak pernah melihat Lala memakai gaun yang terlalu terbuka. Entah ide dari mana yang pasti Sky tak suka dengan gaun sebelumnya.
Dari saku celana, tangan Sky beralih meraba dada bidangnya. Jantungnya selalu berdebar kencang saat melihat kecantikan yang masih di bawah standar seorang Lala.
Sejenak Sky mengingat percakapannya dengan Lala dua bulan lalu. Saat, dia kembali iseng mengajak Lala tidur bersama.
"Apa yang membuat Pak Sky terus mengajak ku bercinta?" tukas Lala kala itu dengan nada yang cukup ketus seolah tak takut dipecat.
"Karena aku ingin." Enteng saja Sky menaikan bahu yang tegap. "Lagi pula bayaran kencan satu milliar tidak sedikit, La!"
"Tapi untuk harga seorang wanita itu terlalu murah, Pak!" sergah Lala.
"Kau mau berapa?"
Lala lalu terdiam sejenak. "Pernikahan masih lebih mahal dari harga ratusan mobil yang Pak Sky miliki."
"Menikahi mu?" Sky tertawa remeh. "Kau becanda? ... Aku..." Sky bahkan menunjuk ujung hidung sendiri. "Menikahi mu?"
"Saya tahu Pak Sky tidak akan menganggap Lala pantas dinikahi. Jadi, stop menawarkan uang untuk one night stand! Tidak semua bisa dibeli dengan uang, Pak Sky yang kaya."
"Lalu untuk apa kau di sini?" sela Sky.
"Jelas karena saya butuh pekerjaan dan uang untuk pengobatan ibu saya!"
Sekilas Sky terkekeh. "Berarti uang yang kau butuhkan! Lalu kenapa menolak satu milliar dariku?"
"Uang dibutuhkan untuk menjaga harga diri, makanya saya di sini, bekerja sebagai sekretaris bukan wanita ranjang," pungkas Lala dan perdebatan benar- benar pungkas.
Lamunan Sky kembali terbuyar oleh kedatangan seorang pria. Telah hadir seseorang yang mendekati Lala. Pria itu menyodorkan sehelai kain berwarna merah.
"Raffa..." Sky mendengar Lala menyebut nama pria itu. Agaknya, lelaki yang baru Sky lihat.
"Syal mu ketinggalan di mobil, Bee."
Sebuah syal yang seharusnya menutupi bagian dada dan punggung, syal yang dirancang khusus untuk gaun merah Lala ternyata tertinggal di mobil Raffa, itulah kenapa Sky menyuruhnya mengganti dengan gaun baru beberapa saat yang lalu.
"Pantas, aku cari di tas tidak ada." Lala meraih sambil tersenyum. Yah, ... Senyum yang bagi Sky terlalu berlebihan untuk seorang Lala yang selalu menolak ajakan kencannya.
"Aku harus kembali ke Cafe." Tampak, lelaki tampan itu pamit setelah memberikan syal dan Lala mengangguk mengizinkannya.
"Siapa dia, Tante?!" Alice; putri kesayangan Sky bertanya, tentu saja semua orang termasuk Sky ikut penasaran karena baru kali ini, ada pria yang menyatroni Lala.
"Raffa, calon suami Tante Lala, Nona."
"W-WHAT?!"
Sky yang paling tersentak di antara keluarga lainnya. Lihat, gelas di atas meja sampai retak karena pukulan reflek Sky mengenai ujung meja.