Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 2 HADIAH DARI KAKEK TUA
Beberapa jam kemudian Adrian mulai sadar dan bangkit perlahan. Adrian mulai berdiri sambil memegangi sekujur tubuhnya yang sakit.
Adrian kembali mengingat kejadian sebelumnya yang membuat tinjunya mengepal dengan keras.
"Angel kamu begitu tega kepadaku," ucap Adrian seolah semua perasaan cintanya kepada Angel telah habis sama sekali.
Adrian adalah orang yang memiliki prinsip kuat, susah untuk memaafkan bila sudah di sakiti.
Adrian mulai kembali berjalan kaki menuju kembali ke kontrakannya. Di perjalan Adrian membeli dua buah bakpao dan berencana memakannya di rumah untuk makan malam.
Dengan tertatih-tatih Adrian berjalan melewati sebuah gang kecil. Hari juga sudah mulai gelap sehingga membuat jalan itu semakin menjadi sunyi.
"Brak," tiba-tiba saja seorang kakek tua yang sedang berpapasan dengan Adrian terjatuh ke jalan.
Sontak saja Adrian terkejut dan langsung menolong kakek tua tersebut. Adrian membantu kakek itu berdiri dan dengan hati-hati memapahnya menuju ke sebuah kursi di jalan itu.
Adrian tidak akan pernah menyangka karena pertemuannya ini dengan si kakek tua itu akan merubah seluruh nasib dan kehidupannya ke depan.
"Kek, anda tidak apa-apa?" tanya Adrian membantu kakek itu untuk duduk.
"Terima kasih anak muda, saya tidak apa-apa," jawab kakek itu dengan lirih.
Terlihat tubuh kakek itu begitu kurus dengan beberapa bagian bajunya yang robek dan terdapat banyak jahitan.
"Sebenarnya kakek hendak pergi kemana?" tanya Adrian.
"Aku hendak pergi ke restoran di seberang sana, aku dengar baru saja ada acara makan besar di sana, pasti banyak makanan sisa, aku ke sana untuk mendapatkan makanan sisa untuk di makan," jawab kakek itu sambil menunjuk ke arah ujung jalan.
"Tidak di sangka tubuhku yang tua ini hampir tidak bertenaga dan malah terjatuh barusan," sambung kakek tua.
Seketika hati Adrian langsung terketuk mendengarnya dan menjadi sangat kasian. Adrian segera memberikan sebungkus kantong plastik yang berisi bakpao kepada kakek tua itu.
"Kek ini makanlah!" ujar Adrian sambil tersenyum.
"Walaupun hanya dua buah bakpao, tapi masih bisa mengenyangkan," sambung Adrian.
Kakek tua itu juga langsung mengambilnya dan memakannya dengan sangat lahap. Adrian yang melihatnya kembali merasa sangat kasian.
"Tampaknya kakek ini sudah tidak makan selama beberapa hari?" pikir Adrian.
Adrian kembali mengambil uang dari dalam sakunya sebanyak 200 ribu dan memberikannya kepada kakek itu.
"Kek terimalah, walaupun tidak banyak, tapi semoga berguna," ujar Adrian menyodorkan uangnya.
"Tidak, aku tidak bisa menerimanya," balas kakek menolak sambil memakan bakpao.
"Sudah tidak apa-apa," Adrian langsung memasukkan uang itu kedalam saku kakek tua.
Terlihat senyuman aneh di sudut bibir kakek tua itu yang tidak di ketahui oleh Adrian.
Sesaat kemudian kakek tua itu telah selesai makan dan sudah memiliki tenaga kembali untuk berjalan.
"Anak muda terimakasih kasih banyak, aku tidak memiliki sesuatu untuk membalas kebaikanmu," ujar kakek tua.
"Aku hanya memiliki benda ini, kamu terimalah," sambung kakek tua.
Sebuah batu giok yang sangat kotor dan kusam di keluarkan oleh kakek tua.
Adrian tampak terkejut melihatnya, bati giok itu terlihat sangat buruk sekali.
"Ini ambillah untuk mu!" ujar kakek tua.
"Tidak perlu kek," Adrian menolak.
Namun kakek tua juga melakukan hal yang sama seperti Adrian sebelumnya dan langsung memasukkan batu giok itu kedalam saku celana Adrian.
"Eh...," Adrian juga tidak bisa menolaknya.
"Tubuhmu sepertinya terluka," ujar kakek tua melihat seluruh tubuh Adrian penuh dengan luka.
"Ini..." Adrian belum sempat menjelaskan, tiba-tiba saja merasakan tubuhnya perlahan mulai terasa nyaman.
Ternyata kakek tua itu menyentuh pundak dari Adrian dengan salah satu telapak tangannya dan seolah energi masuk ke dalam tubuh Adrian secara perlahan-lahan.
Adrian merasa sangat aneh dan takjub dengan apa yang terjadi kepada tubuhnya. Semua lukanya seolah perlahan sembuh dan semua bekas lebam mulai menghilang secara perlahan-lahan.
Adrian seolah tidak bisa mempercayainya dan seketika kembali menoleh ke kakek tua itu.
"Lukamu sudah sembuh, kalau begitu aku pergi dulu," ujar kakek tua itu.
Kakek tua itu mulai bangkit dan berjalan pergi menjauh dari Andrian. Andrian segera bangkit dan berusaha mengejar kakek tua itu, namun kakek tua itu sudah menghilang tanpa jejak.
"Cepat sekali menghilang," ucap Adrian dengan bingung.
Adrian menjadi sangat penasaran dan bingung dengan sosok kakek tua tersebut. Dia bisa menyembuhkan semua lukanya dengan sangat cepat di tambah lagi menghilang dengan sangat cepat.
Adrian segera berjalan kaki mencari keberadaan si kakek, namun kakek tua itu sudah menghilang tanpa jejak. Seberapa keras Adrian mencari, namun juga tidak bisa menemukannya.
Satu jam kemudian malam juga sudah semakin gelap Adrian memutuskan untuk kembali ke kontrakannya.
Adrian kini telah tiba di depan sebuah rumah dengan dua lantai dan langsung masuk ke dalamnya.
Adrian sendri mengontrak sebuah kamar di rumah tersebut karena lebih murah dari pada harus menyewa satu rumah utuh sekaligus.
Kini Adrian sedang duduk di atas ranjang tempat tidurnya sambil masih terpikirkan kejadian tentang kakek tua sebelumnya.
"Hah kepalaku menjadi sakit memikirkan," ucap Adrian sendiri.
Adrian mulai teringat tentang batu giok kusam yang di berikan oleh kakek tua itu kepadanya. Adrian langsung mengeluarkan batu giok itu dari dalam sakunya.
"Batu ini kotor sekali," ucap Adrian sambil mengambil sebuah kain.
Adrian mulai mengelap baru giok itu secara perlahan dan membersihkan setiap bagian yang kotor dan kusam. Terlihat cahaya berwarna hijau yang muncul dari sudut batu giok.
"Wah ternyata giok hijau," ucap Adrian.
Adrian mulai menaruh kain lap dan memperhatikan batu giok hijau itu. Adrian merasa ada sesuatu di di dalam batu giok itu.
Adrian mendekatkan kedua matanya menatap isi di dalam batu giok itu dengan sangat serius.
"Ini seperti sebuah bola api," ucap Adrian melihat bentuk aneh di dalam batu giok.
Tapi sesuatu yang luar biasa mulai terjadi. Bola api di dalam giok itu langsung melesat terbang dan masuk ke dalam bola mata Adrian.
Adrian yang terkejut langsung memegangi kedua matanya dan merasakan sakit yang luar biasa. matanya begitu sangat panas seolah terbakar oleh api yang membara.
Kuatnya rasa sakit membuat Adrian tidak mampu menahannya dan akhirnya pingsan tergeletak di atas ranjang tempat tidurnya.
Malam itu energi spiritual terus bergejolak dan berangsur-angsur masuk kedalam mata Adrian. Tubuh Adrian yang tidak sadarkan diri tidak dapat merasakan apapun sama sekali.
Adrian seperti mengalami suatu mimpi yang sangat luar biasa. Dimana di dalam mimpi Adrian muncul berbagai macam hal luar biasa. Muncul berbagai macam teknik pengobatan, teknik bela diri, bahkan di dalam mimpi itu dirinya mendapati matanya bersinar menembus kegelapan.
Beberapa jam kemudian malam juga telah berlalu. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi dan Adrian juga perlahan mulai tersadar.
Begitu Adrian tersadar, dirinya langsung sontak teringat kejadian semalam dan memegangi kedua matanya.
"Mataku," ucap Adrian.
Namun matanya tidak merasakan sakit sama sekali seperti apa yang dia rasakan semalam. Adrian menjadi sangat bingung dan sangat aneh dengan kejadian yang dia alami. Di tambah lagi dia merasakan di dalam mimpinya begitu banyak hal aneh yang terasa seperti nyata.